Perlucutan senjata, demobilisasi, and penyatuan kembali SALW

8. Perlucutan senjata, demobilisasi, and penyatuan kembali SALW

Pemerintah Filipina melalui Kepolisian Nasional Filipina dan Angkatan Bersenjata Filipina telah memulai beberapa inisiatif dalam hal perlucutan dan demobilisasi senjata, seperti berikut ini : 253 a. OPLAN Operation Plan ”PAGLALANSAG” yang bertujuan untuk membubarkan Kelompok Bersenjata Swasta PAGs. Upaya yang dilakukan oleh Kepolisian Nasional Filipina ini menjalankan penangkapan, penyitaan senjata api, baik kepemilikan secara legal maupun ilegal, yang digunakan oleh para politikus dan individu-individu yang tidak bertanggungjawab untuk meneror warga di seluruh negeri. b. OPLAN ”BAKAL” dan OPLAN ”KAPKAP” dijalankan dengan cara penagkapan tiba-tiba di titik-titik rawan SALW ilegal yang dimiliki oleh individu-individu di tempat-tempat umum. c. LOI Letter of Instruction ”BAWI” dilaksanakan untuk menemukan senjata api yang tidak dikembalikan oleh personel Kepolisian Filipina baik yang aktif, yang sudah pensiun maupun yang hilang dipecat. d. ”BALIK BARIL”. Program membeli kembali dari pemerintah menangani isu-isu seputar senjata api yang diserahkan oleh para pemberontak non-aktif dan operasi tentara lainnya melawan pemberontak yang masih aktif. Ini merupakan sebuah rancangan dari program perlucutan senjata dengan tujuan pengurangan SALW di dalam sirkulasi dimana kompensasi diberikan kepada pemberontak untuk mengembalikan senjata mereka dan 253 Ibid. Lihat http:disarmament.un.orgcabnationalreports2006philippines.pdf , hal 15. Universitas Sumatera Utara ring A Rifle Improve you Livehood”. e. GUN BAN POLICY diumumkan di bawah Omnibus Election Code yang menjalankan larangan senjata selama masa pemilihan, baik lokal maupun nasional. f. Pemberlakuan CCWs CHECKPOINTS, CHOKE POINTS and WALK-THE-BEAT PATROLS. CCW merupakan upaya yang diambil untuk menjaga kriminalitas di dalam kota. Upaya yang sama diadopsi oleh unit polisi di semua bagian Filipina. Upaya-upaya ini tidak hanya akan memeriksa terhadap kriminalitas tetapi juga proliferasi SALW ilegal dan kepemilikan ilegal. Pemerintah Filipina memprakarsai program-program kesejahteraan sosial dan proyek bagi penyatuan kembali ”bekas pemberontak” dan keluarganya ke dalam jalur masyarakat. Program Amnesti bagi ”Mantan Pemberontak” ini merupakan program pemerintah Filipina untuk mendorong para pemberontak untuk kembali kepada aturan yang berlaku. Mantan pemberontak ini diberikan sumber-sumber untuk memulai kehidupan baru dengan keluarganya. Pemerintah Filipina juga meluluskan aturan RA 7610 Special Protection of Children Against Abuse, Exploitation Discrimination Act, sebuah aksi yang menyediakan pencegahan lebih kuat dan perlindungan khusus bagi pelecehan anak-anak, eksploitasi dan diskriminasi dan juga untuk tujuan lain. Pemerintah juga merupakan salah satu negara penandatangan Konferensi PBB dalam hal pencegahan perdagangan senjata ilegal yang berfokus pada kontrol Universitas Sumatera Utara dan proliferasi serta kerjasama dengan masyarakat internasional dalam persoalan tersebut. 254

9. Peningkatan kesadaran masyarakat akan persoalan SALW ilegal