Indonesia Filipina Thailand PENDAHULUAN

regional, dibutuhkan komitmen penuh dalam merealisasikan tindakan nyata pada level nasional. Terdapat 22 paragraf di dalamnya yang mengidentifkasikan tindakan- tindakan dan aksi dimana masing-masing Negara selayaknya diambil sesuai dengan ketentuan progam. Jells, bahwa seberapa tindakan yang seharusnya diambil pada level negara, yang dikenal dengan penegakan national co-ordination agencies, merupakan nilai-nilai fundamental dari permualan langkah baru. Tindakan lainnya juga membutuhkan perhatian lebih dan dapat sepenuhnya diwujudkan dalam sikap yang berkelanjutan melalui keputusan-keputuan Negara dalam merancang langkah-langkah terhadap pengaturan senjata dan perlucutan senjata. Ad 4 Implmentasi UN PoA di Indonesia, filipina dan Thailand.

A. Indonesia

Pemerintah Indonesia membentuk sebuah kelompok kerja antar departemen atas isu SALW untuk mengkoordinasi di antara berbagai institusi nasional dalam persoalan-persoalan yang terkait dengan implementasi PoA. Kelompok kerja ini bekerja sebagai penghubung atau contact point. Dalam hal ini, Direktorat Kemanan Internasional dan Departement of Disarmament Foreign Affairs ditugaskan untuk mengkoordinasi aktivitas-aktivitas dalam kelompok kerja ini. Sekarang, kelompok kerja terdiri atas perwakilan dari Kepolisian Indonesia, Bea cukai dan Imigrasi, Departemen Luar Negeri, Angkatan Darat, Angkatan Laut, Angkatan Udara, Departemen Pertahanan, PT. PINDAD Perindustrian Angkatan Universitas Sumatera Utara Darat juga Departemen Keadilan dan Hak Asasi Manusia. Ke depannya, direncanakan untuk mengikutsertakan partisipasi NGO sebagai anggota kelompok kerja ini

B. Filipina

Implementasi dari Peraturan Eksekutif Executive Order nomor 171, yang juga dikenal dengan nama Firearms Amnesty Program mencakup persoalan seputar pemberian jaminan amnesti kepada individu-individu dalam kepemilikan atas SALW yang secara bebas. Hukum ini ditandatangani sendiri oleh Presiden Gloria Macapagal-Arroyo pada 22 Januari 2003 lalu sebagai sebuah tindakan tegas untuk mengurangi jika belum menghapus proliferasi SALW ilegal sepenuhnya. Hal ini dibuktikan dengan upaya implementasi Hukum dan Peraturan yang diisukan pada 7 Maret di tahun yang sama. Program ini diperluas melalui Executive Order nomor 390 bulan Spertember 2004 yang membuat Program Amnesti berlaku lebih lama hingga September 2005

C. Thailand

Sesuai dengan UN Program of Action PoA sesi 2, paragraf 5, sebagai langkah awal. National Security Council Badan Keamanan Nasional, berada langsung di bawah otoritas Perdana Menteri, dimandatkan sebagai National Point of Contact dan bekerja sebagai koordinator atas persoalan-persoalan seputar SALW. NSC memiliki tugas untuk berperan mengkoordinasi persoalan antar- badan atau antar-departemen yang berkaitan dengan keamanan nasional. NSC Universitas Sumatera Utara juga mengkoordinasi sejumlah badanagensi dengan mengadakan pertemuan antar-badanagensi dan bertukar informasi yang dibutuhkan

H. Sistematika Penulisan