R R
T T
B B
L L
P P
a a
s s
a a
r r
K K
o o
n n
v v
e e
k k
s s
i i
A A
m m
u u
r r
L L
a a
p p
o o
r r
a a
n n
R R
e e
n n
c c
a a
n n
a a
B B
a a
b b
5 5
- -
1 1
Bab 5
Konsep Pengembangan
5.1. ZONASI PEMANFAATAN LAHAN
Sesuai dengan karakteristik kegiatan serta kondisi lahan, kawasan koridor Pasar Konveksi Amur di bagi menjadi 3 tiga zona pengembangan yaitu zona A, B dan C. Ketiga zona
tersebut masing-masing memiliki fungsi yang berbeda sesuai dengan kegiatan dan penggunaan lahan.
1. Zonasi Koridor A Zona Pengembangan Amur
Zona Koridor A sebagian terletak di Jorong Giriang-giriang dan Jorong Talao, yang merupakan zona pengembangan yang diprioritaskan untuk pengembangan kegiatan
perdagangan, rekreasi dan fasilitas jasa pendukung perjalanan. Selain untuk kawasan perdagangan, zona koridor A juga merupakan kawasan potensial untuk wisata air,
penginapan, rekreasi taman bunga dan pengembangan sarana rekreasi dan pendukung perjalanan.
2. Zonasi Koridor B Zona Pengembangan Terbatas
Zona Koridor B terletak di Jorong Batagak yang merupakan zona pengembangan terbatas, yang perlu dipelihara ciri hijau alamnya. Hal ini disebabkan lahan yang berbukit
dan berlembah. Untuk pengembangan kawasan di Zona Koridor B perlu memperhatikan lahan-lahan yang sesuai untuk pemanfaatan .
Penggunaan lahan Zona Koridor B diarahkan menjadi kawasan permukiman terbatas, lahan terbuka hijau dan kawasan campuran. Zona Koridor B terdiri dari 7 blok
pengembangan.
3. Zonasi Koridor C Zona Pengembangan Perdagangan dan Jasa
Zona Koridor C terletak di bagian utara kawasan perencanaan yaitu Jorong Sawah Landai, Sungai Buluah dan Cingkariang, yang merupakan zona pengembangan kegiatan
perdagangan dan jasa. Kawasan ini merupakan tempat penjalaran perkembangan kegiatan perdagangan dan jasa dari Kota Bukittinggi makanan, jasa perbengkelan dan
otomotif. Selain dari itu kawasan ini terdapat pasar yang melayani perdagangan skala kecamatan.
Penggunaan lahan di Zona Koridor C dalam pengembangannya dibagi berdasarkan blok pengembangan yang diarahkan sesuai dengan fungsi sebagai kawasan perdagangan,
jasa, permukiman, pasar, sarana sosial dan pertanian. Untuk lebih jelasnya pembagian zonasi penataan koridor kawasan perencanaan dapat
dilihat pada gambar 5.1.
5.2. KONSEP PENATAAN VISUAL
Oleh karena kawasan terletak pada jalur koridor utama wisata Sumatera Barat yang menghubungkan Kota Padang dan Bukittinggi yang mempunyai view yang indah yaitu diapit
oleh Gunung Merapi dan Singgalang, maka perlu diatur tata visual sepanjang koridor. Bangunan-bangunan perlu diatur tata letaknya dengan menerapkan Garis Sempadan
Bangunan GSB antara 18 – 34 m. Ketentuan GSB ditetapkan dengan kriteria pandangan
visual dan kemungkinan lahan untuk dikembangkan. GSB berjarak minimal 18 meter dari as jalan diterapkan pada kawasan yang telah padat
oleh bangunan dan mempunyai potensi view tidak terlalu tinggi. Ketinggian bangunan yang diperbolehkan pada kawasan ini yaitu 1 lantai.
GSB berjarak minimal 27 meter dari as jalan diterapkan pada kawasan yang mempunyai potensi view yang tinggi dan kepadatan bangunan yang masih rendah. Ketinggian
bangunan yang diperbolehkan pada kawasan ini yaitu 1 lantai. GSB berjarak minimal 34 meter dari as jalan diterapkan pada kawasan yang mempunyai
potensi view yang tinggi dan masih terdapat keleluasaan untuk pengembangan. GSB ini diterapkan untuk bangunan dengan ketinggian 2 lantai.
R R
T T
B B
L L
P P
a a
s s
a a
r r
K K
o o
n n
v v
e e
k k
s s
i i
A A
m m
u u
r r
L L
a a
p p
o o
r r
a a
n n
R R
e e
n n
c c
a a
n n
a a
B B
a a
b b
5 5
- -
2 2
Gambar 5.1. Zonasi Penataan Kawasan Pasar Konveksi Amur
Konsep pengaturan visual lain yang diterapkan di kawasan yaitu :
R R
T T
B B
L L
P P
a a
s s
a a
r r
K K
o o
n n
v v
e e
k k
s s
i i
A A
m m
u u
r r
L L
a a
p p
o o
r r
a a
n n
R R
e e
n n
c c
a a
n n
a a
B B
a a
b b
5 5
- -
3 3
Bangunan deret perlu dipisah untuk setiap 5 lima petak. Hal ini dipertimbangkan untuk alasan fungsional yaitu agar tetap ada jalur lintasan ke kawasan belakang dan
bangunan tidak menutupi pandangan secara masif.
Pemandangan ke arah gunung dan sawah perlu ditutupi seminimal mungkin. Penanaman pohon sepanjang koridor sebagai penghijauan yaitu dengan menggunakan
pohon bertajuk vertikal dan kerucut, dengan jarak tanam jarang yaitu setiap minimal jarak 30 m. Tanaman berfungsi sebagai pengarah pandangan.
Koridor dengan view tertutup oleh bukit di kiri kanan jalan, dengan kriteria penataan yaitu koridor dibebaskan dari bangunan dan untuk memperkuat fungsi sebagai jalur
wisata perlu dilakukan penghijauan dengan tanaman hias. Untuk penanganannya fungsi hijau tetap dipertahankan.
Untuk lebih jelasnya gambar sudut pandang dan visual koridor kawasan perencanaan dapat dilihat pada gambar 5.2 dan gambar 5.3.
5.3. KONSEP PENGEMBANGAN AKTIVITAS KAWASAN