Angkutan Umum Pedesaan PENGEMBANGAN KAWASAN AMUR

R R T T B B L L P P a a s s a a r r K K o o n n v v e e k k s s i i A A m m u u r r L L a a p p o o r r a a n n R R e e n n c c a a n n a a B B a a b b 3 3 - - 6 6 perbatasan antara kawasan perencanaan dengan Pasar padang Luar. Dilihat secara umum pemanfaatan lahan dikawasan perencanaan masih didominasi dengan kegiatan pertanian. Di kawasan perencanaan juga terdapat talago yang dapat dikembangkan sebagai objek wisata air seperti memancing. Untuk lebih jelasnya kondisi visual kawasan perencanaan dapat dilihat pada gambar 3.5 dan gambar 3.6.

3.1.5 Transportasi a. Kondisi Jaringan Jalan

Ditinjau dari konstruksi permukaannya, jaringan jalan yang terdapat di kawasan perencanaan terdiri dari jalan aspal, jalan batu dan jalan tanah. Jaringan jalan yang konstruksinya terbuat dari aspal dengan kondisi baik adalah jalan arteri primer jalan raya Padang – Bukittinggi dengan lebar 6 meter dan jalan di Kawasan Pasar Konveksi Amur. Sedangkan untuk jalan batu dan tanah terdapat pada jalan lingkungan yang menghubungkan permukiman penduduk. Seiring dengan terjadinya peningkatan aktivitas diharapkan jalan batu dan jalan tanah akan ditingkatkan kondisinya. Peningkatan kondisi jalan yang ada merupakan usaha untuk mengantisipasi perkembangan kawasan perencanaan saat ini maupun dimasa yang akan datang, selain itu dapat melancarkan pola pergerakan orang dan barang serta hubungan antara nagari yang ada. Dengan adanya Pasar Konveksi Amur perlu dilakukan pelebaran jalan terutama disekitar kawasan pasar. Dari data survey lalu lintas yang dilakukan oleh Departemen Permukiman dan Prasarana Wilayah Direktorat Jenderal Prasarana Wilayah dalam Rekapitulasi Hasil Perhitungan Lalu Lintas yang dilakukan pada Bulan Juni yaitu jumlah kendaraan yang melewati jalan di kawasan perencanaan baik dari arah Padang-Bukitinggi dan Bukittinggi - Padang berjumlah 7632 unit kendaraan. Untuk lebih jelasnya jumlah kendaraan yang melewati kawasan perencanaan dapat dilihat pada tabel III.1. TABEL III.1 VOLUME LALU LINTAS KAWASAN PASAR KONVEKSI AMUR No JENIS KENDARAAN ARAH PERGERAKAN TOTAL PADANG - BUKITTINGGI BUKITTINGGI - PADANG 1 Kendaraan Roda 2 Sepeda Motor, Sekuter, Sepeda, Bemo 531 627 1.158 2 Mobil Penumpang a. Sedan, Jeep dan Station Wagon 1.142 1.003 2.145 b. Oplet, Pick Up, Oplet, Minibus 812 897 1.709 c. Pick Up, Micro Truk dan Mobil Hantaran 487 462 949 3 BUS a. Bus Kecil 187 160 347 b. Bus Besar 135 115 250 4 TRUK a. Truk 2 Sumbu 549 455 1.004 b. Truk 3 sumbu 30 34 64 c. Truk Gandengan - - - d. truk Semi Trailer - - - 5 Kendaraan Tak Bermotor Gerobak dll - 6 6 Sumber : Departemen Kimpraswil Dirjen Prasarana Wilayah Propinsi Sumatera Barat Berdasarkan hasil analisis, dari 7.632 unit kendaraan yang melewati jalan di kawasan perencanaan baik dari arah Padang - Bukitinggi dan Bukittinggi - Padang sama dengan 636,99 SMPjam. Untuk mengetahui kapasitas jalan digunakan formulasi : SF = 3100 x vc x fd x fw x fh Dari perhitungan diperoleh hasil pada LOS C maka diperoleh SFC = 560,97 SMP. Dari hasil hitungan dapat disimpulkan bahwa berdasarkan standar tingkat pelayanan LOS jalan arteri Padang-Bukittinggi yang melewati kawasan Amur termasuk dalam klasifikasi C, dimana arus stabil dan kecepatan terbatas.

b. Angkutan Umum Pedesaan

Sarana transportasi untuk mendukung aktifitas pergerakan baik pergerakan orang maupun pergerakan barang di kawasan perencanaan, masyarakat memanfaatkan jasa angkutan pedesaan. Jumlah angkutan pedesaan yang ada di kawasan perencanaan sudah melebihi kebutuhan. Ini terlihat dari jumlah penumpang yang akan dilayani tidak sebanding dengan angkutan yang ada. Dengan adanya pengembangan Pasar Konveksi Amur, jumlah angkutan saat ini masih bisa melayani penumpang yang akan berbelanja dan berkunjung ke Pasar Konveksi Amur. Untuk Lebih jelasnya jumlah angkutan pedesaan dapat dilihat pada tabel III.2. R R T T B B L L P P a a s s a a r r K K o o n n v v e e k k s s i i A A m m u u r r L L a a p p o o r r a a n n R R e e n n c c a a n n a a B B a a b b 3 3 - - 7 7 Gambar 3.5 Kondisi Kawasan Amur Gambar 3.6 Kondisi Koridor R R T T B B L L P P a a s s a a r r K K o o n n v v e e k k s s i i A A m m u u r r L L a a p p o o r r a a n n R R e e n n c c a a n n a a B B a a b b 3 3 - - 8 8 Sambungan Gambar Kondisi Koridor R R T T B B L L P P a a s s a a r r K K o o n n v v e e k k s s i i A A m m u u r r L L a a p p o o r r a a n n R R e e n n c c a a n n a a B B a a b b 3 3 - - 9 9 Sambungan Gambar Kondisi Koridor R R T T B B L L P P a a s s a a r r K K o o n n v v e e k k s s i i A A m m u u r r L L a a p p o o r r a a n n R R e e n n c c a a n n a a B B a a b b 3 3 - - 1 1 TABEL III.2 JUMLAH ANGKUTAN PEDESAAN KAWASAN PERENCANAAN TAHUN 2001 No NAMA PERUSAHAAN JUMLAH ARMADA Unit 1 IKABE 95 R R T T B B L L P P a a s s a a r r K K o o n n v v e e k k s s i i A A m m u u r r L L a a p p o o r r a a n n R R e e n n c c a a n n a a B B a a b b 3 3 - - 1 1 1 1 2 MERSI 174 3 CV. AGAM TUO 11 4 CV. PALB 22 5 PO. PELITA INDAH 49 6 PO. KAMANG JAYA 31 7 KUD. SEI. PUA 25 8 KUD. KOTO TUO 67 Sumber : Dinas Pariwisata dan Perhubungan Kab. Agam Tahun 2001

c. Trayek

Trayek kendaraan yang melewati kawasan perencanaan terdiri dari :  Trayek yang langsung melewati kawasan perencanaan pergerakan aktual seperti bus yang menuju ke Bukittinggi, Payakumbuh, Pekan Baru, Matur, Maninjau, Medan dan daerah lainnya.  Trayek angkutan umum angkutan Pedesaan ke Bukittinggi yaitu angkutan pedesaan dari daerah hinterland Bukittinggi. Untuk Lebih jelasnya trayek-trayek angkutan pedesaan yang dapat melayani masyarakat di kawasan perencanaan dan pedagang dan pembeli yang berbelanja ke Pasar Konveksi Amur dapat di lihat pada tabel III.3. Untuk memperlancar pola pergerakan dan aktifitas perdagangan dan aktifitas lainnya di kawasan perencanaan terutama dengan adanya Pasar Konveksi Amur, maka diperlukan pengaturan rute transportasi untuk angkutan pedesaan maupun kendaraan pribadi sehingga tidak menyebabkan kesemrautan di jalan utama. TABEL III.3 PANJANG TRAYEK, KENDARAAN OPERASI, JUMLAH PENUMPANG KENDARAAN PERHARI DI AGAM TIMUR NO TRAYEK Panjang Trayek Km Kendaraan Oprasi Unit RitKend. Per Hari Unit PenumpangRit Kendaraan Orang Penumpang Hari Orang Frekuensi Jam 1 Lawang Matur-Sei. 27 12 2 8 181 2 LandaiSimp. Balingka- Padang Luar-Batas Kota Bukittinggi 2 Pincuran-Pati-Baso-Tj. Alam-Bts Kota Bkt 18 12 4 12 575 5 3 Langguak Muto- Pilubang-Tj. Alam-Batas Kota Bkt 12 8 1 7 59 2 4 Simp Balai-Pasir- Tanjung Alam-Batas Kota Bukittinggi 8 12 1 7 79 3 5 Koto Baru-Salo-Simp. Canduang-Tj. Alam-Bts Kota Bukittinggi 12 6 1 17 99 2 6 Lasi Tuo-Simp. Paniang- paniang-Sitapuang- simp. Balai-simp. Panji- Pintu Angin-Batas Kota Bukitinggi 21 18 2 6 6 2 7 Koto Panjang-Simp Bukik-Batu Taba- Tanjung Alam-Batas Kota Bukittinggi 10 16 2 8 241 2 8 Sei Tuak-Pekan Kamis- Simp. Kapau-Batas Kota Bukittinggi 8 49 4 8 1656 16 9 Pekan Kamis-Simp. Kapau-Batas Kota Bukittinggi 7 12 3 12 414 3 10 Pincuran-Gadut-batas Kota Bukittinggi 7 38 3 10 1189 14 11 Sei Buluh-Padang Luar- batas Kota Bukittinggi 5 31 5 8 1190 15 12 Padang Laweh-Sei. Buluah-Pd. Luar-batas Kota Bukittinggi 7 16 6 8 731 9 13 Lasi-Balaei Lurah-Biaro- Tj. Alam-batas Kota Bukittinggi 10 55 1 12 565 10 14 Canduang-Koto Laweh- simp. Canduang-Biaro- Tj. Alam-Batas Kota Bukittinggi 12 17 4 11 752 6 15 Tarusan-Pakan Sinayan-Pakan kamis- Simp. Kapau-Batas Kota Bukittinggi 12 49 4 9 1746 18 16 Pintu Koto-Simp. Narako-Simp. Tugu Kapau-Simp. Tj Alam- Batas Kota Bukittinggi 12 32 5 9 1463 8 17 Sei Dareh-Aie Tabik- Batas Kota Bukittinggi 18 27 3 13 1015 12 18 Sei. Landai-Simp. Malalak-Balingka-Koto Tuo-Pd. Luar-Batas Kota Bukittinggi 22 70 5 8 2909 32 Sumber : Dinas Pariwisata dan Perhubungan Kabupaten Agam Tahun 2001

3.1.6 Kondisi Fasilitas Kawasan

Fasiltas yang terdapat di kawasan perencanaan terutama di sepanjang koridor diantaranya fasilitas perkantoran, pendidikan, peribadatan dan fasilitas lainnya yang mendukung kegiatan masyarakat setempat. Sedangkan di Kawasan Pasar Konveksi Amur sudah di R R T T B B L L P P a a s s a a r r K K o o n n v v e e k k s s i i A A m m u u r r L L a a p p o o r r a a n n R R e e n n c c a a n n a a B B a a b b 3 3 - - 1 1 2 2 lengkapi oleh fasilitas perdagangan pasar berupa toko, terminal, kantor pengelola pasar, musholla, wc umum, wartel sebagai pendukung dan memperlancar kegiatan pasar. Di kawasan pasar ini juga direncanakan pembangunan pasar sayur dan pasar buah, tetapi saat ini belum terealisasi karena lahan yang diperuntukan untuk kegiatan tersebut belum dapat dibebaskan.

3.1.7 Kondisi Utilitas

 Jaringan Listrik Jaringan listrik yang terdapat pada kawasan perencanaan bersumber dari PLN Cabang Bukittinggi, yang saat ini sudah melayani seluruh kawasan perencanaan seperti Pasar Amur, sepanjang ruas jalan utama dan sampai pada jalan-jalan lokal. Hal ini menunjukan bahwa pelayanan jaringan listrik sudah dapat memenuhi kebutuhan masyarakat dan dunia usaha di kawasan perencanaan. Untuk lebih jelasnya jaringan listrik di kawasan perencanaan dapat dilihat pada gambar 3.7.  Jaringan Telepon Kawasan perencanaan saat ini secara umum telah mendapat pelayanan jaringan telepon, yang dilengkapi dengan sarana seperti telepon umum dan wartel warung telekomunikasi. Keberadaan Pasar Konveksi Amur diperkirakan akan meningkatkan jumlah permintaan akan sambungan telepon terutama pedagang yang memiliki toko, dan untuk menunjang kegiatan pasar tersebut perlu penyediaan telepon umum terutama bagi pengunjung pasar. Untuk lebih jelasnya jaringan telepon di kawasan perencanaan dapat dilihat pada gambar 3.8.  Jaringan Drainase dan Air Kotor Kawasan perencanaan terutama di koridor jalan Padang – Bukittinggi belum memiliki jaringan drainase. Kawasan permukiman sebagian kecil sudah memiliki jaringan drainase sederhana yang bercampur dengan jaringan air kotor. Limpahan air hujan dan saluran air limbah rumah tangga umumnya langsung di alirkan pada jaringan yang ada berupa selokan atau parit-parit kecil, kolam dan sungai, bahkan ada juga kawasan yang tidak mempunyai sistem jaringan drainase atau air kotor dimana mereka langsung memanfaatkan tanah untuk penyerapannya. Secara umum untuk wilayah perencanaan jaringan drainase dan air kotor saat ini masih berupa jaringan drainase yang tidak permanen. Berdasarkan kondisi ini maka perlu pengembangan jaringan drainase terutama disepanjang jalan dan kawasan permukiman untuk menghindari terjadinya genangan air. Sedangkan untuk kawasan Pasar Konveksi Amur telah dilengkapi dengan prasarana jaringan drainase yang sudah ditata dengan baik.  Air Bersih Kawasan perencanan belum terlayani oleh layanan air bersih yang bersumber dari PDAM, saat ini masyarakat masih menggunakan air bersih yang bersumber dari air permukaan berupa sumur borgalian. Untuk Kawasan Pasar Konveksi Amur mempunyai sistem pengelolaan air bersih sendiri atau memiliki reservoir di dalam kawasan pasar untuk melayani kebutuhan kegiatan perdagangan.  Persampahan Sistem pengelolaan sampah di kawasan perencanaan terutama untuk sampah rumah tangga dikelola sendiri oleh masyarakat dengan cara membakar atau membuat lobang sampah kemudian ditimbun. Sedangkan untuk sampah Pasar Konveksi Amur dilakukan pengelolaan oleh pekerja kebersihan pengelola pasar, dan saat ini belum dipungut restribusi sampah karena pemanfaatan pasar belum optimal. Sampah pasar ini pada umumnya berbentuk sampah plastik yang dikumpulkan oleh pedagang di tempat-tempat sampah yang telah disediakan, kemudian pekerja kebersihan mengumpulkan semua sampah tersebut dan di bawa ke TPA tempat pembuangan akhir di Daerah Koto Baru seluas 2 Ha kemudian sampah-sampah tersebut dibakar. Untuk lokasi TPA ini memakai sistem kontrak selama 5 tahun sesuai dengan harga padi.

3.1.8 Kepemilikan Lahan

Lahan di kawasan perencanaan pada umumnya merupakan milik kaum atau tanah pusako tinggi, milik PT. KAI Kereta Api Indonesia dan milik pribadi. Lahan Kawasan Pasar Konveksi Amur memakai sistem kontrak selama 35 tahun kepada pemilik lahan terhitung sejak Januari 1997 sampai Januari 2023. Penyewaan lahan dapat diperpanjang dengan sistem pembayarannya disesuaikan dengan harga padi yang berlaku pada tahun jatuh tempo pembayaran.

3.2 PENGEMBANGAN KAWASAN AMUR

Pengembangan Kawasan Amur dilakukan dalam rangka mengantisipasi laju pertumbuhan perekonomian dan persaingan produk hasil industri kecilindustri rumah tangga dimasa R R T T B B L L P P a a s s a a r r K K o o n n v v e e k k s s i i A A m m u u r r L L a a p p o o r r a a n n R R e e n n c c a a n n a a B B a a b b 3 3 - - 1 1 3 3 yang akan datang. Berdasarkan hal tersebut, koperasi Agam Timur Amur yang anggotanya berjumlah 1.253 orang, merupakan pengusaha-pengusaha kecil yang tersebar di 9 sembilan kecamatan di Wilayah Kabupaten Agam telah membangun pusat perbelanjaan Agam yang terletak di Batu Palano yang berjarak 8 Km dari Kota Pariwisata Bukittinggi. Keberadaan pasar ini juga bertujuan untuk menampung pedagang-pedagang yang tidak tertampung di pasar Aur Kuning Bukittinggi dan prioritas utamanya yaitu pedagang yang menjadi anggota Koperasi Amur. Pasar Konveksi Amur yang memiliki keunggulan sebagai pusat perbelanjaan yang komperatif dan kompetitif, dimana konsumen bisa mendapatkan produk-produk yang diinginkan pada satu lokasi dan satu-satunya di Sumatera Bagian Tengah. Produk-produk tersebut antara lain konveksi, pakaian jadi pria dan wanita, pakaian muslim, pakaian anak- anak, pakaian sekolah, sulaman, bordiran, pakaian dalam, perlengkapan rumah tangga, baju pengantin, topi haji, sepatu dan tas serta aneka kerajinan lainnya dan beraneka ragam makanan tradisional. Saat ini fasilitas perdagangan yang telah dibangun pada tahap I di Pasar Konveksi Amur yaitu toko sebanyak 1.084 petak toko yang semuanya sudah terjual, toko makanan dan minuman, mushalla, MCK umum, kantor pengelola pasar. Pasar ini juga dilengkapi dengan fasilitas parkir kendaraan pribadi dan kendaraan umumangkot terminal. Untuk pembangunan tahap selanjutnya di Kawasan Pasar Amur ini akan dibangun ruko-ruko, pasar buah dan pasar sayur. Kendala yang dihadapi yaitu lahan yang dibebaskan saat ini seluas 10 Ha belum mencukupi karena beberapa pemilik lahan belum dapat menyewakan lahannya. Pengelola pasar sudah melakukan pendekatan pada masyarakat pemilik lahan, tetapi hasilnya belum maksimal. Dengan selesainya pembebasan lahan tersebut, maka akan dilanjutkan pembangunan pasar buah, pasar sayur, pasar makanan tradisional, ruko, supermarket dan arena bermain anak serta untuk pengadaan bahan baku dan mesin produksi dengan harga dibawah harga pasar. R R T T B B L L P P a a s s a a r r K K o o n n v v e e k k s s i i A A m m u u r r L L a a p p o o r r a a n n R R e e n n c c a a n n a a B B a a b b 3 3 - - 1 1 4 4 Gambar 3.7 Peta jaringan listrik R R T T B B L L P P a a s s a a r r K K o o n n v v e e k k s s i i A A m m u u r r L L a a p p o o r r a a n n R R e e n n c c a a n n a a B B a a b b 3 3 - - 1 1 5 5 Gambar 3.8 Peta jaringan telepon R R T T B B L L P P a a s s a a r r K K o o n n v v e e k k s s i i A A m m u u r r L L a a p p o o r r a a n n R R e e n n c c a a n n a a B B a a b b 4 4 - - 1 1 Bab 4 Potensi dan Kebutuhan Pengembangan Kawasan otensi Kawasan Pasar Konveksi Amur yaitu sebagai pusat koleksi dan distribusi barang-barang industri kecil terutama konveksi dari daerah hinterland baik dari Wilayah Agam Timur maupun dari kotakab yang berbatasan langsung dengan Wilayah Agam Timur. Pasar Konveksi Amur diharapkan menjadi pusat koleksi dan distribusi barang-barang konveksi yang baru selain Pasar Aur Kuning Bukittinggi dan diharapkan dapat menangkap konsumen yang berada di daerah selatan dan pesisir serta dapat menampung pedagang yang tidak tertampung di Pasar Aur Kuning. Selain dari itu potensi pengembangan Kawasan Pasar Konveksi Amur yaitu sebagai daerah pelayanan antara pusat utama dengan sub pusat. Kota Bukittinggi yang berfungsi sebagai pusat pelayanan utama untuk Wilayah Pengembangan I dengan skala pelayanan regional dan merupakan pusat pelayanan regional, yang mempunyai keterkaitan dengan Wilayah Agam Timur. Berdasarkan hal ini maka Kawasan Pasar Konveksi Amur diharapkan dapat menyerap dan menampung kegiatan perdagangan dan jasa dari Kota Bukittinggi. Pasar konveksi Amur juga berpotensi sebagai pengumpul koleksi barang- barang hasil industri kecil dari Wilayah Agam Timur dan dari daerah hinterlandnya.

4.1. POTENSI PENGEMBANGAN KAWASAN