BAB II KAJIAN TEORI
Pada bab ini akan disampaikan beberapa teori yang relevan dengan penelitian ini. Dalam Bab II ini akan dipaparkan tentang deskripsi teori dan penelitian yang relevan,
kerangka berfikir serta hipotesis.
A. Diskripsi Teori
1. Model Pembelajaran
Model pembelajaran adalah bentuk pembelajaran yang tergambar dari awal sampai akhir yang disajikan secara khas oleh guru di kelas. Dalam model
pembelajaran terdapat strategi pencapaian kompetensi siswa dengan pendekatan, metode, dan teknik pembelajaran. Pendekatan pembelajaran
adalah konsep dasar yang mewadahi, menginsipirasi, menguatkan, dan melatari metode pembelajaran dengan cakupan teoritis tertentu. Dari
pendekatan pembelajaran yang telah ditetapkan selanjutnya diturunkan ke dalam strategi pembelajaran.
Strategi Pembelajaran adalah suatu kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan siswa agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara
efektif dan efisien Wina Sanjaya, 2008. Metode pembelajaran adalah cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun
dalam bentuk kegiatan nyata dan praktis untuk mencapai tujuan pembelajaran.
10
Dapat dikatakan bahwa metode pembelajaran merupakan jabaran dari pendekatan. Satu pendekatan dapat dijabarkan ke dalam berbagai metode
pembelajaran. Dapat pula dikatakan bahwa metode adalah prosedur pembelajaran yang difokuskan ke pencapaian tujuan. Selanjutnya metode
pembelajaran dijabarkan ke dalam teknik pembelajaran. Dengan demikian, teknik pembelajaran dapat diatikan sebagai cara yang dilakukan seseorang
dalam mengimplementasikan suatu metode secara spesifik. Apabila antara pendekatan, strategi, metode, teknik pembelajaran sudah terangkai menjadi
satu kesatuan yang utuh maka terbentuklah apa yang disebut dengan model pembelajaran.
http:www.psb-pma.orgcontentblog20110622 pengertian- pendekatan-strategi-metode-teknik-dan-model-pembelajaran
Dengan demikian, model pembelajaran pada dasarnya merupakan bentuk pembelajaran yang tergambar dari awal sampai akhir yang disajikan secara
khas oleh guru. Dengan kata lain, model pembelajaran merupakan bungkus atau bingkai dari penerapan suatu pendekatan, metode, dan teknik
pembelajaran . berikut ini disajikan beberapa model pembelajaran untuk dipilih dan dijadikan alternatif sehingga cocok untuk situasi dan kondisi yang
dihadapi guru: 1. Pembelajaran koperatif Cooperative Learning
Pembelajaran koperatif sesuai dengan fitrah manusia sebagai makhluk sosial yang penuh ketergantungan dengan orang lain, mempunyai tujuan
dan tanggung jawab bersama, pembagian tugas, dan rasa senasib. Dengan
memanfaatkan kenyataan itu, belajar berkelompok secara koperatif, siswa dilatih dan dibiasakan untuk saling berbagi pengetahuan, pengalaman,
tugas, tanggung jawab. Saling membantu dan berlatih beinteraksi- komunikasi-sosialisasi karena koperatif adalah miniature dari hidup
bermasyarakat, dan belajar menyadari kekurangan dan kelebihan masing- masing. Jadi model pembelajaran koperatif adalah kegiatan pembelajaran
dengan cara berkelompok untuk bekerja sama saling membantu mengkontruksi konsep, menyelesaikan persoalan, atau inkuiri. Menurut
teori dan pengalaman agar kelompok kohesif kompak-partisipatif, tiap anggota kelompok terdiri dari 4
– 5 orang, siswa heterogen kemampuan, gender, karekter, ada control dan fasilitasi, dan meminta tanggung jawab
hasil kelompok berupa laporan atau presentasi. 2. Pembelajaran kontekstual Contextual Teaching and Learning
Pembelajaran kontekstual adalah pembelajaran yang dimulai dengan sajian atau tanya jawab lisan ramah, terbuka, negosiasi yang terkait
dengan dunia nyata kehidupan siswa daily life modeling, sehingga akan terasa manfaat dari materi yang akan disajkan, motivasi belajar muncul,
dunia pikiran siswa menjadi konkret, dan suasana menjadi kondusif - nyaman dan menyenangkan. Prinsip pembelajaran kontekstual adalah
aktivitas siswa, siswa melakukan dan mengalami, tidak hanya menonton dan
mencatat, dan
pengembangan kemampuan
sosialisasi. Ada tujuh indikator pembelajaran kontekstual sehingga bisa dibedakan
dengan model lainnya, yaitu modeling pemusatan perhatian, motivasi, penyampaian kompetensi-tujuan, pengarahan-petunjuk, rambu-rambu,
contoh, questioning eksplorasi, membimbing, menuntun, mengarahkan, mengembangkan, evaluasi, inkuiri, generalisasi, learning community
seluruh siswa partisipatif dalam belajar kelompok atau individual, minds- on, hands-on, mencoba, mengerjakan, inquiry identifikasi, investigasi,
hipotesis, konjektur,
generalisasi, menemukan,
constructivism membangun pemahaman sendiri, mengkonstruksi konsep-aturan, analisis-
sintesis, reflection reviu, rangkuman, tindak lanjut, authentic assessment penilaian selama proses dan sesudah pembelajaran, penilaian terhadap
setiap aktvitas-usaha siswa, penilaian portofolio, penilaian seobjektif- objektifnya dari berbagai aspek dengan berbagai cara.
3. Problem solving Dalam hal ini masalah didefinisikan sebagai suatu persoalan yang
tidak rutin, belum dikenal cara penyelesaiannya. Justru problem solving adalah mencari atau menemukan cara penyelesaian menemukan pola,
aturan, .atau algoritma. Sintaknya adalah: sajikan permasalahan yang memenuhi kriteria di atas, siswa berkelompok atau individual
mengidentifikasi pola atau aturan yang disajikan, siswa mengidentifkasi, mengeksplorasi,menginvestigasi, menduga, dan akhirnya menemukan
solusi.
4. Student Teams Achievement Division STAD Student Teams Achievement Division adalah salah satu
model pembelajaran koperatif dengan sintaks pengarahan, buat kelompok heterogen 4-5 orang, diskusikan bahan belajar LKS modul secara
kolabratif, sajian-presentasi kelompok sehingga terjadi diskusi kelas, kuis individual dan buat skor perkembangan tiap siswa atau kelompok,
umumkan rekor tim dan individual dan berikan reward. 5. Role Playing
Sintak dari model pembelajarn ini adalah guru menyiapkan scenario pembelajaran, menunjuk beberapa siswa untuk mempelajari skenario
tersebut, pembentukan kelompok siswa, penyampaian kompetensi, menunjuk siswa untuk melakonkan skenario yang telah dipelajarinya,
kelompok siswa membahas peran yang dilakukan oleh pelakon, presentasi hasil kelompok, bimbingan kesimpulan dan refleksi.
6. Model Inquiry Training Untuk model ini, terdapat tiga prinsip kunci, yaitu pengetahuan bersifat
tentatif, manusia memiliki sifat ingin tahu yang alamiah, dan manusia mengembangkan indivuality secara mandiri. Prinsip pertama menghendaki
proses penelitian secara berkelanjutan, prinsip kedua mengindikasikan pentingkan siswa melakukan eksplorasi, dan yang ketiga kemandirian, akan
bermuara pada pengenalan jati diri dan sikap ilmiah.
7. Model Group Investigation Ide model pembelajaran group investigation bermula dari perpsektif
filosofis terhadap konsep belajar. Untuk dapat belajar, seseorang harus memiliki pasangan atau teman. Pada tahun 1916, John Dewey, menulis
sebuah buku Democracy and Education Arends, 1998. Dalam buku itu, Dewey menggagas konsep pendidikan, bahwa kelas seharusnya merupakan
cermin masyarakat dan berfungsi sebagai laboratorium untuk belajar tentang kehidupan nyata. Pemikiran Dewey yang utama tentang pendidikan
Jacob, et al., 1996, adalah: 1 siswa hendaknya aktif, learning by doing; 2 belajar hendaknya didasari motivasi intrinsik; 3 pengetahuan adalah
berkembang, tidak bersifat tetap; 4 kegiatan belajar hendaknya sesuai dengan kebutuhan dan minat siswa; 5 pendidikan harus mencakup
kegiatan belajar dengan prinsip saling memahami dan saling menghormati satu sama lain, artinya prosedur demokratis sangat penting; 6 kegiatan
belajar hendaknya berhubungan dengan dunia nyata. Model pembelajaran sangat diperlukan untuk memandu proses belajar
secara efektif. Model pembelajaran yang efektif adalah model pembelajaran yang sedehana, mudah dilakukan, dapat mencapai tujuan dan
hasil belajar yang disasar. Model pembelajaran yang dapat diterapkan pada bidang studi hendaknya dikemas dengan hakikat pendidikan bidang studi
tersebut. Namun, secara filosofis tujuan pembelajaran adalah untuk memfasilitasi siswa dalam pengembangan kesadaran belajar, sehingga
mampu melakukan olah pikir, rasa, dan raga dalam memecahkan masalah kehidupan di dunia nyata.
Dari berbagai macam model pembelajaran tersebut yang sesuai dengan metode sosiodrama yang nanti akan digunakan untuk penelitian
adalah model pembelajaran role playing karena model pembelajaran role playing dimaksudkan sebagai suatu bentuk aktivitas dimana siswa
membayangkan dirinya seolah-olah berada di luar kelas dan memainkan peran orang lain Basri Syamsu, 2000
. Sesuai dengan materi yang diberikan yaitu memberikan bantuan untuk pelanggan internal dan eksternal, maka siswa
dalam materi ini siswa membayangkan bagaimana menjadi seorang desainer yang baik dalam mengatasi pembeli yang mempunyai berbagai macam karakter,
sehingga diharapkan
siswa dalam pembelajaran dapat berperan aktif secara langsung dan tidak jenuh sehingga bisa mengembangkan kreatifitas dan
ketrampilan siswa
2. Metode Pembelajaran