C. Kerangka Berfikir
Metode sosiodrama
merupakan metode
mengajar dengan
cara mempertunjukkan kepada siswa tentang masalah-masalah hubungan sosial.
Metode sosiodrama melatih siswa untuk mendramatisasikan sesuatu serta melatih keberanian, menarik perhatian siswa sehingga suasana kelas menjadi hidup, siswa
dapat menghayati suatu peristiwa sehingga mudah mengambil kesimpulan berdasarkan penghayatan sendiri dan dilatih untuk menyusun pikiran yang
teratur. Metode ini lebih banyak berpusat pada siswa dimana pada metode tersebut siswa dituntut untuk lebih aktif dalam proses pembelajaran.
Metode sosiodrama menuntut siswa untuk saling bekerjasama, dimana kelas dibagi menjadi 2 kelompok dimana setiap kelompok terdiri dari 5 orang siswa.
Siswa memainkan masing-masing peranan sesuai dengan materi. Satu kelompok kemudian memainkan peranannya didepan kelas sesuai dengan materi yang telah
ditentukan selanjutnya, setelah selesai satu kelompok lagi maju untuk memainkan peranan untuk materi yang selanjutnya, sementara siswa lain yang menonton tidak
pasif, tetapi aktif mengamati dan mengajukan saran maupun kritik. Kelebihan metode sosiodrama dibanding konvensional adalah keaktifan siswa akan terlihat
dengan antusiasme dan kerjasama siswa dalam satu kelompok. Sehingga adanya keaktifan siswa ini diharapkan akan meningkatkan kompetensi kognitif siswa
karena siswa akan lebih bisa memahami materi dengan mempelajari secara bersama-sama daripada hanya dijelaskan oleh guru. Jadi materi yang dipelajari
siswa melekat untuk periode waktu yang lebih lama.
Kelas yang tidak menggunakan metode sosiodrama, siswa menjadi kurang terlibat aktif dalam proses pembelajaran. Pengetahuan lebih banyak diperoleh
lewat penjelasan guru. Pengalaman belajar diperoleh kurang tersimpan dalam ingatandaya
penalaran dan
kreativitas kurang
berkembang sehingga
mempengaruhi kompetensi siswa. Cara pembelajaran dengan metode pembelajaran konvensional mengakibatkan siswa kurang dibantu dalam
menemukan konsep yang diajarkan. Sedangkan kelas yang menggunakan metode sosiodrama adalah keaktifan siswa akan terlihat dengan antusiasme siswa untuk
bekerjasama dalam satu kelompok. Adanya keaktifan siswa ini maka diharapkan akan meningkatkan kompetensi kognitif siswa karena siswa akan lebih dapat
memahami materi Pelayanan Prima dengan mempelajari secara bersama-sama daripada hanya dijelaskan oleh guru. Mata diklat Pelayanan Prima akan lebih
mudah dimengerti oleh siswa apabila mereka turut berperan serta selama proses pembelajaran. Sehingga kompetensi Pelayanan Prima dapat meningkat.
D. Perumusan Hipotesis