125
4.1.3.2.3 Hasil Wawancara Siklus II
Sama seperti penelitian siklus I, wawancara pada penelitian siklus II dilakukan setelah pembelarajan selesai. Hal ini dilakukan dengan tujuan agar
pembelajaran tidak terganggu. Ada pun yang dijadikan sasaran wawancara sebanyak 3 siswa yakni 1 siswa yang memperoleh nilai dengan kategori baik, 1
siswa yang memperoleh nilai dengan kategori cukup, dan 1 siswa yang memperoleh nilai dengan kategori kurang. Dalam pedoman wawancara, ada 5
pertanyaan yang akan ditanyakan kepada 3 siswa selaku responden dalam wawancara ini. Pertanyaan tersebut, yaitu 1 perasaan siswa ketika mengikuti
pembelajaran membaca cepat untuk menemukan ide pokok; 2 pendapatmu tentang pembelajaran membaca cepat untuk menemukan ide pokok yang
disampaikan guru; 3 kesulitan yang dihadapi siswa selama pembelajaran membaca cepat untuk menemukan ide pokok berlangsung; 4 pendapat siswa
tentang teknik skipping pola horisontal; dan 5 kesanmu setelah mengikuti pembelajaran membaca cepat untuk menemukan ide pokok dengan teknik
skipping pola horisontal.
Pertanyaan pertama yang diajukan ke siswa adalah “bagaimana perasaanmu saat mengikuti pembelajaran membaca cepat untuk menemuka ide
pokok dengan tenik skipping pola horisontal?” Berdasarkan analisis data dapat dijelaskan bahwa perasaan siswa saat mengikuti pembelajaran membaca cepat
untuk menemukan ide pokok secara umum sama. Umumnya siswa mengaku senang saat mengikuti pembelajaran membaca cepat untuk menemukan ide pokok
dengan teknik skpping pola horisontal. Hal ini dapat dibuktikan berdasarkan hasil
126
wawancara terhadap siswa yang memperoleh nilai dengan kategori baik, cukup, dan kurang. Siswa bernama Hening Widhiyowati nomor absen 10 menjawab
“saya senang” dan siswa bernama Harfian Wijayanto nomor absen 09 menjawab “senang” demikian juga dengan siswa yang lain. Siswa bernama Gilang Nugroho
N nomor absen 07 mengaku “senang”. Pertanyaan kedua yang diberikan kepada siswa adala “bagaimana
pendapatmu dengan pembelajaran membaca cepat untuk menemukan ide pokok yang dijelasan guru?” ketiga siswa mempunya jawaban yang berbeda satu sama
lain ketika mengutarakan pendapatnya tentang penjelasan guru mengenai teknik skipping
pola horisontal, siswa yang memperoleh kecepatan membacanya cepat merasa penjelasan guru mudah dipahami karena runtut dan disertai contoh. Siswa
yang memperoleh kecepatan membacanya sedang juga berpendapat bahwa penjelasan guru mudah dipahami karena peneliti dalam menjelaskan meteri tidak
teralu cepat dan santai sehingga selama proses pembelajaran tidak menegangkan. Siswa yang memperoleh kecepatan membacanya lambat berpendapat bahwa
penjelasan guru masih belum dipahami karena masih belum paham tentang teknik skipping
pola horisontal dan terlalu santai. Hal ini dapat dibuktikan berdasarkan hasil wawancara terhadap siswa yang memperoleh nilai dengan kategori baik,
cukup, dan kurang. Siswa bernama Hening Widhiyowati nomor absen 10 menjawab “mudah dipaham karna dalam menjelaskan disertai contoh” dan siswa
bernama Harfian Wijayanto nomor absen 09 menjawab “kurangnya komunikasi dengan siswa” sedangkan siswaiswa bernama Gilang Nugroho N nomor absen
07 berpendapat “gurunya tidak membosankan dan tidak galak”.
127
Berbicara mengenai kesulitan yang dihadapi siswa selama mengikuti pembelajaran membaca cepat untuk menemukan ide pokok dengan teknik
skipping pola hori sontal siswa memiliki pendapat yang beragam. Ketika siswa diberi pertanyaan yang ketiga “kesulitn apa yang kamu hadapi selama
pembelajaran membaca cepat untuk menemian ide pokok dengan teknik skipping pola horisonal?” ketiga siswa mengaku kesulitan yang dihadapi terhadap
penggunaan teknik skipping pola horisonal dalam kegiatan membaca cepat untuk menemukan ide pokok berbeda. Hal ini dapat dibuktikan berdasarkan hasil
wawancara terhadap siswa yang memperoleh nilai dengan kategori baik, cukup, dan kurang. Siswa bernama Hening Widhiyowati nomor absen 10 menjawab
“tekniknya mudah dipahami tetapi bacaannya sulit dimengerti” dan siswa bernama Harfian Wijayanto nomor absen 09 menjawab “belum terbiasa
menggerakan bola mata” sedangkan siswa bernama Gilang Nugroho N nomor absen 07 mengaku “belum paham dengan teknik skipping ola horisontal”.
Pendapat siswa dalam pembelajaran keterampilan membaca cepat untuk menemukan ide pokok dengan teknik skipping pola horisontal, untuk siswa yang
mendapatkan kecepatan membacanya cepat merasa senang dan tertarik dengan pembelajaran membaca cepat untuk menemukan ide pokok dengan teknik
skipping pola horisontal karena merupakan pembelajaran yang menarik. Siswa
yang kecepatan membacanya sedang, merasa tertarik dengan pembelajaran keterampilan membaca cepat untuk menemukan ide pokok dengan teknik
skipping pola horisontal, karena dengan pembelajaran tersebut dapat menambah
wawasan tentang membaca cepat. Siswa yang kecepatan membacanya lambat,
128
merasa kurang tertarik dengan pembelajaran keterampilan membaca cepat untuk menemukan ide pokok dengan teknik skipping pola hrisontal karena kurang
menyukai kegiatan membaca membaca dan mereka merasa mebacaitu melelahkan. Hal ini dapat dibuktikan berdasarkan hasil wawancara terhadap siswa
yang memperoleh nilai dengan kategori baik, cukup, dan kurang. Siswa bernama Hening Widhiyowati nomor absen 10 menjawab “tertarik dengan teknik
skipping pola horisontal karena menambah wawasan” dan siswa bernama Harfian Wijayanto nomor absen 09 menjawab “teknik skipping pola horisontal
menyenangkan karena teiknik ini baru pertama kali digunakan” sedangkan siswa bernama Gilang Nugroho N nomor absen 07 mengaku “mudah dipahami dan
dimengerti”. Ketiga siswa mengatakan bahwa selama mengikuti pembelajaran
membaca cepat untuk menemukan ide pokok dengan teknik skpping pola horisontal, mereka merasa sangat tertarik karena selama ini guru mereka jarang
memberikan variasi dalam pembelajaran sehingga pembelajaran berjalan dengan monoton dan membosankan.
4.1.3.2.4 Hasil Dokumentasi Siklus II