10
BAB II KAJIAN TEORI
A. Membaca Permulaan
1. Pengertian Membaca Permulaan
Saleh Abbas 2006: 101 mengatakan bahwa membaca merupakan salah satu jenis kemampuan berbahasa yang bersifat resepstif. Pendapat
tersebut sejalan dengan Darmiyati Zuchdi dan Budiasih 19961997: 49 yang mengatakan bahwa membaca merupakan salah satu jenis kemampuan
berbahasa tulis, yang bersifat reseptif. Disebut reseptif karena dengan membaca, seseorang akan dapat memperoleh informasi, memperoleh ilmu
dan pengetahuan serta pengalaman-pengalaman baru. Sementara itu, Dalman 2014: 5 menjelaskan bahwa membaca merupakan suatu kegiatan atau proses
kognitif yang berupaya untuk menemukan berbagai informasi yang terdapat dalam tulisan.
Berikutnya, berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia „permulaan‟
berarti awal; yang pertama sekali; yang paling dahulu. Selanjutnya, Dalman 2014: 85 mendefinisikan membaca permulaan sebagai suatu keterampilan
awal yang harus dipelajari atau dikuasai oleh seorang pembaca. Berdasarkan pendapat di atas, dapat dinyatakan bahwa membaca
permulaan adalah suatu keterampilan berbahasa tulis awal yang harus dipelajari atau dikuasai oleh anak agar ia dapat menemukan berbagai
informasi yang terdapat dalam tulisan.
11
2. Hakikat Membaca Permulaan
Brata, 2009; Staovich dan West, 1989 dalam Amitya Kumara, dkk. 2014: 1 menjelaskan bahwa pembelajaran membaca tingkat permulaan
merupakan tingkatan proses pembelajaran membaca untuk menguasai sistem tulisan sebagai representasi visual bahasa. Penekanan membaca pada tahap
permulaan ialah proses perseptual, yaitu pengenalan korespondensi rangkaian huruf dengan bunyi-bunyi bahasa Farida Rahim, 2008: 2. Di samping itu,
Puji Santosa, dkk. 2007: 3.19 mengutarakan bahwa melalui membaca permulaan ini, diharapkan siswa mampu mengenali huruf, suku kata, kata,
kalimat, dan mampu membaca dalam berbagai konteks. Berikutnya, Soenjono Dardjowidjojo 2005: 300 berpendapat bahwa
membaca tahap pemula adalah tahap mengubah manusia dari tidak dapat membaca menjadi dapat membaca. Pada tahap ini, anak perlu memperhatikan
dua hal, yaitu: 1 keteraturan bentuk dan 2 pola gabungan huruf. Bader, 1988 dalam Amitya Kumara, 2014: 5 menjelaskan bahwa kemampuan
membaca awal yang dipelajari oleh anak adalah kemampuan
decoding.
Anak membutuhkan kemampuan
decoding
untuk mampu membaca kata dengan benar.
Menurut Darmiyati Zuchdi dan Budiasih 19961997: 50 pembelajaran membaca di kelas I dan kelas II itu merupakan pembelajaran membaca tahap
awal. Kemampuan membaca yang diperoleh siswa di kelas I dan kelas II tersebut akan menjadi dasar pembelajaran membaca di kelas kelas berikutnya.
12 Di kelas I, pembelajaran membaca permulaan ditekankan pada kemampuan
membaca teknik yang masih terbatas pada kewajaran lafal dan intonasi Darmiyati Zuchdi dan Budiasih, 19961997: 122.
Selanjutnya, Dalman 2014: 73 menyatakan bahwa membaca permulaan dianggap sebagai membaca tingkat dasar yang mengutamakan
kegiatan jasmani atau fisik. Kegiatan yang dilakukan berupa menyuarakan lambang-lambang bahasa tulis serta menangkap makna yang berada di balik
lambang-lambang tersebut .
Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat dinyatakan bahwa hakikat membaca permulaan adalah membaca tingkat dasar yang ditekankan pada
kemampuan pengenalan huruf, suku kata, kata dan kalimat serta kemampuan menyuarakannya dengan lafal dan intonasi yang wajar.
3. Tujuan Membaca Permulaan