Peningkatan Proses Pembelajaran Keterbatasan Penelitian

91 Arnold, dalam Farida Rahim, 2008: 16. Kelima siswa tersebut dilihat dari faktor fisiologis dan intelektual masuk kategori normal. Dilihat dari faktor psikologis, kelima siswa tersebut selama proses pembelajaran membaca permulaan sering kurang memperhatikan, kurang antusias dan kurang berminat. Faktor lingkungan siswa tidak teramati oleh peneliti.

2. Peningkatan Proses Pembelajaran

Proses pembelajaran membaca permulaan di kelas I mengalami peningkatan dari kondisi awal. Persentase aktivitas siswa pada kondisi awal sebesar 41,59 yaitu masuk dalam kategori rendah. Salah satu faktor penyebabnya adalah belum digunakannya media pembelajaran yang menarik dalam proses pembelajaran membaca permulaan. Pada siklus I, aktivitas siswa meningkat dari kondisi awal. Persentase aktivitas siswa pada siklus I sebesar 52,37 yaitu masuk kategori tinggi. Namun demikian, pada siklus I sebagian besar siswa masih belum berani menyampaikan pendapat maupun pertanyaan. Hal ini terjadi karena pada siklus I, siswa masih kurang dimotivasi untuk berani berpendapat. Menurut Dimyati dan Mudjiono 2006: 42 motivasi adalah tenaga yang menggerakkan dan mengarahkan aktivitas seseorang. Pada siklus II, siswa lebih dimotivasi dengan diberi reward berupa stiker bagi siswa yang aktif bertanya maupun berpendapat selama proses pembelajaran. Pada siklus II, siswa sudah lebih berani berpendapat dan bertanya. Persentase aktivitas siswa dalam proses pembelajaran membaca permulaan pada siklus II sebesar 71,23. Hal ini sesuai dengan pendapat 92 Ahmad Susanto 2014: 17-18 yang menyatakan bahwa suasana pengajaran yang tenang, terjadinya dialog yang kritis antara siswa dengan guru, dan menumbuhkan suasana yang aktif di antara siswa tentunya akan memberikan nilai lebih pada proses pengajaran.

3. Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini memiliki keterbatasan yaitu penilaian kemampuan membaca permulaan hanya dilakukan di pertemuan terakhir pertemuan ke-3 pada setiap siklus dan hasil penelitian belum maksimal, karena siswa yang mencapai nilai minimal 70 belum mencapai 100. 93

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dapat disimpulkan terdapat peningkatan proses pembelajaran membaca permulaan dan peningkatan kemampuan membaca permulaan menggunakan media kartu kata bergambar sebagai berikut. 1. Proses pembelajaran membaca permulaan menggunakan media kartu kata bergambar dilaksanakan dengan langkah-langkah: siswa mengamati kartu kata bergambar, bertanya jawab tentang kartu kata bergambar, membaca kartu kata bergambar, bermain estafet kartu kata bergambar, membaca dengan metode SAS dan diskusi kelompok. Pada siklus I, sebagian besar siswa belum berani menyampaikan pendapat dan pertanyaan. Pada siklus II, siswa lebih berani dan aktif menyampaikan pendapat dan pertanyaan karena lebih dimotivasi oleh guru. Penggunaan media kartu kata bergambar dapat meningkatkan proses pembelajaran membaca permulaan siswa kelas I SD Negeri Gembongan, terbukti persentase aktivitas siswa dalam proses pembelajaran membaca permulaan meningkat dari kondisi awal sebesar 41,59, pada siklus I menjadi 52,37, dan pada siklus II menjadi 71,23. 2. Penggunaan media kartu kata bergambar dapat meningkatkan kemampuan membaca permulaan siswa kelas I SD Negeri Gembongan, terbukti pada kondisi awal, siswa yang tuntas 17,24 atau sejumlah 5 siswa, pada