31 untuk usia muda maupun tua; murah harganya dan tidak memerlukan
peralatan khusus dalam penyampaiannya. Sejalan dengan pendapat tersebut, Arief S. Sadiman, dkk. 2006: 29
menyebutkan beberapa kelebihan media gambar foto yang lain dijelaskan di bawah ini.
1. Sifatnya konkret.
2. Gambar dapat mengatasi batasan ruang dan waktu.
3. Media gambarfoto dapat mengatasi keterbatasan pengamatan kita.
4. Foto dapat memperjelas suatu masalah, dalam bidang apa saja dan untuk
tingkat usia berapa saja. 5.
Foto harganya murah dan mudah didapat serta digunakan. Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat dinyatakan bahwa
kelebihan media kartu kata bergambar sebagai media gambar diantaranya meliputi: 1 media bersifat konkret, sehingga dapat membangkitkan motivasi
dan minat siswa terhadap materi pembelajaran; 2 dapat mengatasi batasan ruang dan waktu; 3 dapat mengatasi batasan pengamatan; 4 dapat
memperjelas masalah apa saja dan untuk usia berapa saja; dan 5 harganya murah dan mudah digunakan, sehingga memudahkan guru dan siswa.
D. Proses Pembelajaran Menggunakan Media Kartu Kata Bergambar
Proses pembelajaran menggunakan media kartu bergambar dalam penelitian ini diawali dengan penyusunan tujuan pembelajaran. Selanjutnya,
guru mengembangkan bahan pengajaran. Dalam mengembangkan bahan pengajaran, guru menyiapkan bahan ajar, bahan latihan, bahan evaluasi serta
32 media kartu kata bergambar dan media lain yang menunjang proses
pembelajaran, seperti papan flanel, kartu gambar, kartu huruf, kartu suku kata, kartu kata dan kartu kalimat sederhana.
Setelah tujuan pembelajaran disusun dan bahan pengajaran disiapkan, dilanjutkan
proses perencanaan
kegiatan pembelajaran.
Kegiatan pembelajaran diawali dengan pengondisian siswa. Pengondisian siswa dapat
dilakukan dengan melakukan apersepsi seperti mengajak siswa bernyanyi, bercerita, bertanya-jawab dan sebagainya. Setelah pengondisian, guru
menyampaikan pada siswa tentang tema yang akan dipelajari dan tujuan yang akan dicapai.
Selanjutnya, kegiatan inti. Pada kegiatan inti, hal pertama yang dilakukan guru adalah menunjukkan sebuah kartu kata bergambar pada siswa.
Siswa dan guru bertanya jawab tentang kartu kata bergambar yang ditunjukkan guru. Berikutnya, siswa membaca tulisan kata
“mata” yang terdapat pada kartu tersebut secara klasikal dengan bimbingan guru. Proses
membaca diawali dengan membaca huruf per huruf, suku kata per suku kata, kemudian membaca kata tersebut. Selain itu, guru juga mencontohkan dan
membimbing siswa untuk membaca dengan sikapposisi tubuh yang benar. Lalu, guru bertanya pada siswa tentang hal yang berkaitan dengan
benda yang terdapat pada kartu kata bergambar tersebut. Misalnya, guru bertanya pada siswa tentang bagian tubuh manusia selain mata. Jawaban
siswa akan bermacam-macam. Selanjutnya, siswa diminta menempel kartu kata bergambar yang telah disiapkan guru pada papan flanel. Siswa diminta
33 membaca kata yang terdapat pada kartu kata bergambar. Setelah itu, kartu
kata bergambar dilepas dan ditumpuk. Selanjutnya, siswa menyanyikan sebuah lagu untuk mengawali
permainan. Siswa menyanyikan lagu sambil mengestafetkan tumpukan kartu kata bergambar. Siswa berhenti bernyanyi ketika guru mengatakan “Stop”.
Siswa yang terakhir memegang tumpukan kartu saat guru mengatakan “Stop”
wajib mengocok kartu dan mengambil salah satu kartu. Siswa tersebut juga wajib membaca kata yang terdapat pada kartu kata bergambar. Begitu
seterusnya hingga tumpukan kartu kata bergambar habis. Berikutnya, kartu kata bergambar ditempel kembali pada papan flannel.
Siswa menempel kartu kalimat di samping masing-masing kartu kata bergambar yang sesuai. Guru meminta siswa membaca kalimat-kalimat
tersebut. Berikutnya, guru melepaskan kartu kata bergambar dari papan flanel, sedangkan kartu kalimat tetap dibiarkan pada tempatnya. Siswa
diminta membaca kalimat-kalimat tersebut. Setelah itu, siswa bersama guru menguraikan kalimat menjadi kata. Siswa menempel kartu-kartu kata di
papan flanel. Siswa membaca masing-masing kata. Lalu, kata diuraikan menjadi suku kata, dan suku kata diuraikan menjadi huruf. Setelah siswa
diajarkan membaca kata, suku kata, dan huruf, siswa bersama guru menggabungkan kembali huruf-huruf menjadi suku kata, suku kata menjadi
kata, dan kata menjadi kalimat sederhana. Selanjutnya, siswa membentuk kelompok yang terdiri dari 6 siswa.
Masing-masing kelompok akan menerima 3 kartu kata dan 3 kartu gambar.
34 Masing-masing kelompok menjodohkan kartu kata dan kartu gambar yang
sesuai, kemudian menempelkannya pada kolom yang telah disediakan. Setelah selesai, siswa bersama guru mengoreksi bersama.
Kegiatan yang terakhir adalah kegiatan refleksi dan evaluasi. Kegiatan refleksi dapat dilakukan dengan mengajak siswa untuk membaca kalimat
dengan kata-kata yang sudah dipelajari. Sedangkan pada kegiatan evaluasi, guru dapat meminta setiap siswa untuk membaca sebuah kalimat sederhana
secara bergiliran. Setelah itu, siswa diminta untuk mengekspresikan perasaannya setelah mengikuti pembelajaran.
E. Penelitian yang Relevan