1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Bahasa sangat penting dalam kehidupan manusia. Bahasa memiliki fungsi utama sebagai alat komunikasi manusia di masyarakat Muhammad
Rohmadi dan Aninditya Sri Nugraheni, 2011: 33. Manusia saling berinteraksi dengan manusia lain melalui bahasa. Manusia dapat saling
berhubungan, bertukar pikiran, berbagi pengalaman dan belajar. Tanpa bahasa, manusia tidak dapat berkomunikasi dengan manusia lainnya. Belajar
bahasa adalah salah satu kegiatan manusia yang tidak dapat dipisahkan dalam kehidupannya. Belajar bahasa bertujuan untuk mengungkapkan kemampuan
menggunakan bahasa untuk berbagai keperluan. Belajar bahasa dapat dilakukan melalui berbagai aktivitas. Salah satu aktivitas belajar bahasa
adalah membaca. Seseorang akan memperoleh pengetahuan dan wawasan yang
bermanfaat bagi kehidupannya melalui membaca. Dalam aktivitas belajar, siswa membaca untuk mempelajari berbagai ilmu pengetahuan yang disajikan
melalui berbagai sumber belajar tertulis, seperti buku pelajaran, buku bahan penunjang dan lain-lain. Hal ini didukung oleh pendapat Farida Rahim 2008:
1 bahwa proses belajar yang efektif antara lain dilakukan melalui membaca. Oleh karena itu, maka kegiatan membaca sangat diperlukan dalam aktivitas
belajar siswa.
2 Berdasarkan hasil observasi, kegiatan membaca permulaan di kelas I
SD Negeri Gembongan masih kurang, karena dalam kegiatan pembelajaran membaca permulaan siswa kurang aktif. Sebagian besar siswa belum berani
bertanya, menanggapi pertanyaan atau membaca secara individu di depan teman-temannya atas kemauan sendiri. Ketika kegiatan membaca individu,
guru menunjuk siswa satu per satu untuk maju membaca. Ahmad Susanto 2014: 17-18 menyatakan bahwa suasana pengajaran yang tenang, terjadinya
dialog yang kritis antara siswa dengan guru, dan menumbuhkan suasana yang aktif di antara siswa tentunya akan memberikan nilai lebih pada proses
pengajaran. Rita Eka Izzaty, dkk. 2008: 108 mengungkapkan bahwa membaca
memiliki peran penting dalam pengembangan bahasa. Berikutnya, Soenjono Dardjowidjojo 2005: 299 mengungkapkan bahwa dalam masyarakat
moderen membaca dan menulis merupakan bagian yang tidak dapat dikesampingkan karena tanpa kemampuan ini dunia kita akan tertutup dan
terbatas hanya pada apa yang ada di sekitar kita. Berdasarkan pendapat di atas, maka kemampuan membaca bagi siswa sangat penting. Hal ini karena
dengan membaca, siswa dapat mengembangkan keterampilan berbahasa yang lain meliputi menyimak, berbicara dan menulis. Selain itu, dengan membaca
siswa juga dapat memperluas wawasan dan pengetahuannya. Berdasarkan hasil pengamatan, kemampuan membaca permulaan siswa
kelas I SD Negeri Gembongan masih rendah. Hal ini dapat dibuktikan dengan nilai rata-rata kelas dalam membaca permulaan baru mencapai 54. Nilai rata-
3 rata kemampuan membaca permulaan tersebut merupakan nilai terendah dari
nilai-nilai kemampuan berbahasa yang lain. Nilai rata-rata kelas kemampuan menyimak siswa sebesar 65. Nilai rata-rata kelas kemampuan menulis
permulaan siswa sebesar 68. Nilai rata-rata kelas kemampuan berbicara siswa sebesar 60.
Kemampuan membaca harus sudah dikuasai oleh siswa sejak semester satu kelas I SD untuk kelancaran proses pembelajaran dalam semua bidang
studi Amitya Kumara, dkk. 2014: 57. Berdasarkan pendapat tersebut, siswa kelas I seharusnya sudah memiliki kemampuan membaca permulaan yang
baik untuk menunjang aktivitas belajarnya. Selanjutnya, Darmiyati Zuchdi dan Budiasih 19961997: 50
mengemukakan bahwa kemampuan membaca yang diperoleh pada membaca permulaan akan sangat berpengaruh terhadap kemampuan membaca lanjut.
Sehingga dapat dikatakan bahwa kemampuan membaca permulaan merupakan dasar bagi kemampuan membaca lanjut. Jika dasar itu tidak kuat,
maka pada tahap membaca berikutnya peserta didik akan mengalami kesulitan untuk dapat memiliki kemampuan membaca memadai.
Kemampuan membaca dipengaruhi oleh berbagai faktor. Farida Rahim 2008: 19 mengatakan bahwa motivasi merupakan faktor kunci dalam belajar
membaca. Itu artinya, dari beberapa faktor yang berpengaruh terhadap kemampuan membaca, motivasi merupakan faktor yang memiliki pengaruh
besar terhadap kemampuan membaca seseorang. Jika motivasi membaca seseorang baik, maka kemampuan membacanya pun baik.
4 Berdasarkan hasil pengamatan, motivasi membaca siswa kelas I masih
rendah. Rendahnya motivasi siswa tersebut, salah satunya dapat dilihat dari keterlibatan siswa dalam pembelajaran. Selama kegiatan pembelajaran
membaca sebagian besar siswa lebih sering sibuk sendiri dengan bermain atau berbicara dengan temannya dan kurang memperhatikan. Berdasarkan hal
tersebut, maka keterlibatan siswa dalam pembelajaran dapat dikatakan rendah sehingga motivasi siswa pun rendah. Keterlibatan siswa dalam belajar yang
sangat tinggi menunjukkan bahwa motivasi belajar siswa juga tinggi Sugihartono, dkk. 2012: 78. Dengan demikian, jika keterlibatan siswa
rendah maka motivasi siswa pun rendah. Motivasi membaca siswa salah satunya dipengaruhi oleh suasana
pembelajaran. Suasana pembelajaran yang kondusif dan menyenangkan akan membangkitkan motivasi dan konsentrasi siswa dalam membaca. Farida
Rahim 2008: 23 menyatakan bahwa suasana belajar yang kondusif dan menyenangkan akan mengoptimalkan kerja otak siswa. Berdasarkan pendapat
tersebut, maka dapat dikatakan bahwa siswa dapat membaca secara optimal apabila suasana pembelajaran kondusif dan menyenangkan. Dari hasil
pengamatan, suasana pembelajaran membaca di kelas I kurang menyenangkan dan kurang kondusif. Saat pembelajaran, siswa kurang tertarik
dan lekas bosan dalam membaca sehingga sebagian besar siswa lebih memilih bermain dan berbicara dengan temannya. Hal tersebut menyebabkan
suasana di kelas menjadi gaduh dan kurang kondusif.
5 Suasana pembelajaran yang kondusif dan menyenangkan salah satunya
dapat diciptakan dengan bantuan media pembelajaran. Penggunaan media pembelajaran dapat membantu penyajian materi menjadi lebih menarik dan
mudah dipahami siswa. Dalam pembelajaran membaca, hendaknya media yang digunakan bervariasi. Artinya, pembelajaran tidak menggunakan media
yang sama secara terus menerus. Dengan demikian siswa tidak akan lekas bosan dalam membaca.
Berdasarkan hasil pengamatan, pembelajaran membaca permulaan di kelas I belum memanfaatkan media yang bervariasi. Media yang sering
digunakan adalah buku teks. Menurut Dadan Djuanda 2006: 103 dengan menggunakan berbagai media, diharapkan siswa dapat dengan mudah
mengamati, dan menirukan langkah-langkah suatu prosedur yang harus dipelajari dari media tersebut. Berdasarkan pendapat tersebut, maka
penggunaan media yang bervariasi dalam pembelajaran membaca permulaan sangat penting untuk memudahkan siswa mengamati dan mempelajari materi
yang disajikan melalui media tersebut. Ada beberapa media yang dapat digunakan dalam pembelajaran
membaca permulaan, diantaranya yaitu papan selip atau papan flanel, kartu kalimat, kartu kata, kata huruf, dan kartu gambar Darmiyati Zuchdi dan
Budiasih, 19961997: 56. Salah satu media yang dapat digunakan dalam pembelajaran membaca permulaan di kelas I yaitu kartu kata bergambar. Hal
ini didukung oleh pendapat Azhar Arsyad 2009: 120-121 yang menyatakan bahwa kartu yang berisi gambar-gambar benda-benda, binatang, dan
6 sebagainya dapat digunakan untuk melatih siswa mengeja dan memperkaya
kosa kata. Artinya kartu kata bergambar dapat digunakan untuk menunjang keberhasilan membaca permulaan siswa kelas I. Dari hasil observasi lebih
lanjut, diketahui bahwa pelaksanaan pembelajaran membaca permulaan di kelas I belum menggunakan media kartu kata bergambar.
Berdasarkan masalah-masalah di atas, diperlukan adanya solusi. Salah satu solusinya adalah dengan menggunakan media kartu kata bergambar
dalam proses pembelajaran membaca permulaan di kelas I. Kartu kata bergambar memiliki beberapa keunggulan diantaranya yaitu mudah dibuat
dan digunakan, harganya murah, menarik dan dapat memudahkan siswa dalam belajar membaca.
Berdasarkan pernyataan-pernyataan di atas, peneliti berminat untuk melakukan penelitian yang berjudul “Peningkatan Kemampuan Membaca
Permulaan Menggunakan Media Kartu Kata Bergambar Siswa Kelas I SD Negeri Gembongan Sentolo Kulon Progo
”. B.
Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, masalah dalam penelitian ini dapat diidentifikasi sebagai berikut.
1. Kegiatan membaca permulaan di kelas I masih kurang, karena dalam
kegiatan pembelajaran membaca permulaan siswa kurang aktif. 2.
Kemampuan membaca permulaan siswa kelas I masih rendah karena nilai rata-rata kelas baru mencapai 54 pada kondisi pra tindakan.
7 3.
Motivasi membaca siswa masih rendah, terlihat ketika pembelajaran membaca permulaan berlangsung sebagian besar siswa lebih sering
sibuk sendiri dengan bermain atau berbicara dengan temannya dan kurang memperhatikan.
4. Suasana pembelajaran membaca permulaan di kelas I kurang
menyenangkan serta kurang kondusif karena sebagian besar siswa kurang tertarik dan lekas bosan dalam membaca serta lebih memilih bermain dan
berbicara dengan temannya sehingga suasana kelas menjadi gaduh. 5.
Pembelajaran membaca permulaan kelas I belum memanfaatkan media yang bervariasi karena media yang sering digunakan hanya buku teks.
6. Pelaksanaan pembelajaran membaca permulaan di kelas I belum
menggunakan media kartu kata bergambar yang dapat menunjang keberhasilan membaca permulaan siswa kelas I.
C. Pembatasan Masalah