Fogarty dalam Trianto: 2013 antara lain: a dengan pengintegrasian ide-ide interbidang studi, maka siswa mempunyai gambaran yang luas, b siswa dapat
mengembangkan kosep kunci secara terus menerus, dan c memungkinkan siswa mengkaji, mengkoseptualisasi, memperbaiki, serta mengasimilasi ide-ide dalam
memecahkan masalah. Sedangkan kelemahanya antara lain: a masih kelihatan terpisahnya interbidang studi, b tidak mendorong guru untuk bekerja tim antarbidang
studi, dan c usaha untuk mengembangkan keterhubungan antar bidang studi menjadi terabaikan.
3. Kelayakan Produk
Validasi modul oleh ahli media adalah kelayakan penyajian dan kelayakan kegrafikan. Hasil revisi dari ahli media sebagai berikut
Gambar 4.7 Cover Sebelum dan Sesudah Validasi Berdasarkan gambar di atas cover awal terdapat gambar yang masih ada
keterangannya, belum ada pengguna modul, dan pada keterangan universitas belum diberi tahun pengembangan modul. Hasil setelah valdasi tampak keterangan gambar
sudah duhapus, pengguna modul dan tahun pengembangan modul sudah ditulis. Halaman sampul modul yang disajikan memberi gambaran tentang materi yang
dibahas. Warna kombinasi hijau dan putih dan penambahan latar gambar makanan dan zat aditif bertujuan untuk menarik minat siswa untuk mempelajarinya. Kegiatan
belajar dalam modul berisi alur pembelajaran SETS. Hal ini sesuai denga Purwanto 2007 yang mengemukakan bahwa gagasan atau ide terkadang sangat abstrak dan
Cover Awal Cover Setelah Validasi
commit to user
sulit dilukiskan dengan kata-kata. Untuk menyampaikan ide yang belum pernah ada sebelumnya pada pikiran seseorang sering kali memerlukan waktu. Visualisasi
membantu terciptanya pengetahuan pada seseorang secara lebih mudah dan cepat, sehingga visualisasi memiliki peran yang penting dan menentukan bagi pencapaian
tingkat keberhasilan proses belajar. Gambar merupakan ilustrasi yang baik untuk bahan ajar, terutama untuk menunjukkan realita dan wujud suatu obyek. Simbol alur
pembelajaran SETS dibuat dengan gambar yang berbeda, agar tidak timbul rasa bosan dan siswa lebih mudah serta tertari untuk mempelajarinya.
Gambar 4.8 Halaman Francis Sebelum dan Sesudah Validasi Halaman Francis pada pengembangan awal belum diberi sumber cover, setelah validasi
sumber cover sudah ditulis pada halaman francis.
Gambar 4.9 Halaman BAB II Sebelun dan Sesudah Validasi Halaman BAB II sebelum divalidasi tampak ada uraian tema yang bercabang menjadi
tiga kegiatan belajar dengan tema serta tertulis tidak sejajar dan dengan warna yang Francis Awal
Francis Setelah Validasi
BAB II Awal BAB II Setelah Validasi
commit to user
tidak sama. Setelah validasi tampak kegiatan belajar tiap tema disusun secara sejajar dan dengan warna yang sama.
Gambar 4.10 Ilistrasi Kegiatan Beljar Sebelum dan Sesudah Validasi Gambar pada setiap kegiatan belajar pada awalnya sama dari KB I sampai KB II yaitu
gambar buah anggur saja. Berdasarkan saran saat validasi gambar tersebut harus diganti dengan gambar berbagai macam makanan pada setiap kegiatan belajar dengan gambar
menyesuaikan tema.
Gambar 4.11 Bagan SETS Sebelum dan Sesudah Validasi Pada gambar bagan SETS awal tanda panah antara komponen SETS masih satu garis,
setelah proses validasi gambar panah sudah dibuat garis ganda. Adanya bagan salingtemas diharapkan dapat memvisualisasikan dan
memperjelas keterkaitan masing-masing unsur dalam salingtemas. Dalam konteks Ilustrasi KB Awal
Ilustrsai KB Setelah Validasi
Bagan SETS Awal Bagan SETS Setelah Validasi
commit to user
pembelajaran sains, bagan salingtemas yang ditampilkan mengacu pada Binadja 1999 dengan sains sebagai fokus utama.
Validasi draf I modul oleh ahli materi antara lain kelayakan isi, kelayakan keterpaduan, kelayakan basis SETS serta RPP dan soal kognitif. Hasil revisi dari ahli
mater terlitat pada gambar 4.12.
Gambar 4. 12 Peta Keterpaduan
Gambar 4. 13 Kolom Tugas dan Diskusi Peta Keterpaduan
Kolom Tugas dan Diskusi perpustakaan.uns.ac.id
commit to user
Pengembangan produk awal modul belum ada peta keterpaduan dan belum ada kolom tugas dan diskusi. Hasil setelah validasi modul sudah diberi peta kompetensi serta
kolom tugas dan diskusi. Sedangkan Validasi modul oleh ahli bahasa adalah kelayakan kebahasaan,
meliputi tata tulis dan penggunaan tanda baca.Validasi modul oleh praktisi antara lain kelayakan isi, kelayakan isi, kelayakan keterpaduan, kelayakan basis SETS,
kelayakan keterampilan proses sains, kelayakan penyajian, kelayakan kegrafikan, dan kelayakan kebahasaan.
Hasil dari proses validasi oleh ahli dan praktisi terhadap produk draf I modul dengan kriteria sangat baik yang siap untuk dilakukan uji lapangan awal.
Ahli materi dan praktisi selain memvalidasi modul juga memvalidasi rencana pelaksanaan pembelajaran RPP. Saran perbaikan RPP dan soal kognitif dari praktisi
berupa tata tulis yang masih salah dan menambah materi dalam RPP. Uji lapangan awal dilakukan pada 3 siswa MTs YAPPI Jetis Saptosari
Gunungkidul. Uji lapangan awal dilakukan untuk mengetahui responmasukan siswa terhadap modul berbasis SETS dengan cara mengisi angket respon siswa terhadap
modu IPA Terpadu berbasis SETS dengan hasil uji menyatakn bahwa modul sangat baik.
Saran perbaikan pada tahap ini terletak pada tata tulis yang masih salah tabel 4.11 dan menhasilkan produk II modul IPA Terpadu berbasis SETS yang siap untuk
diuji lapangan utama. Uji coba lapangan utama dilakukan untuk mengetahui kelayakan modul dengan
respon dan masukan siswa pada modul IPA Terpadu berbasis SETS hasil pengembangan dengan hasi uji coba menyatan modul sangat baik layak digunakan.
Selain respon siswa juga respon dari guru yang menyatakan modul sangat baik dan layak digunakan. Hal ini sejalan dengan penelitian Uswatun Hasanah 2013 yang
menyatakan bahwa bahan ajar IPA Terpadu berbasis salingtemas yang dikembangakan layak digunakan sebagai bahan ajar.
Saran perbaikan pada tahap ini terletak pada penambahan jumlah gigi anak-anak dan orang dewasa serta perbaikan memperkecil tulisan pada sampul bagian belakang
dengan menhasilkan produk III modul IPA Terpadu berbasis SETS yang siap untuk diuji lapangan operasional.
commit to user
4. Efektivitas Produk