c. Tujuan Pembelajaran IPA Terpadu
Ada beberapa tujuan dengan dilaksanakannya pembelajaran IPA Terpadu Puskur, 2007: 7 dalam Trianto 2013, antara lain:
1 Meningkatkan efisiensi dan efektivitas pembelajaran. Pembelajaran yang disajikan
terpisah-pisah dalam standar kompetensi dan kompetensi dasar yang harus dicapai siswa memungkinkan tumpang tindih dan pengulangan, sehingga membutuhkan
waktu dan energi yang lebih banyak, serta membosankan bagi siswa. Bila konsep yang tumpang tindih dan pengulangan dapat dipadukan, maka pembelajaran akan
lebih efektif dan efisien. 2
Meningkatkan minat dan motivasi. Pembelajaran IPA Terpadu dapat mempermudah dan memotivasi siswa untuk mengenal, menerima, menyerap, dan
memahami keterkaitan atau hubungan antar konsep pengetahuan dan nilai atau tindakan yang termuat dalam tema tersebut. Oleh karena itu, dengan model
pembelajaran yang terpadu dan sesuai dengan kehidupan sehari-hari, siswa digiring untuk berfikir luas dan mendalam untuk menangkap dan memahami hubungan
konseptual yang disajikan guru. 3
Beberapa kompetensi dapat dicapai sekaligus. Model Pembelajaran IPA Terpadu dapat menghemat waktu, tenaga, sarana, serta biaya karena pembelajaran beberapa
kompetensi dasar dapat diajarkan sekaligus. Selain itu, pembelajaran terpadu juga dapat menyederhanakan langkah-langkah pembelajaran. Hal ini dapat terjadi karena
adanya proses pemaduan dan penyatuan sejumlah standar kompetensi dan kompetensi dasar, serta langkah pembelajaran yang dipandang memiliki kesamaan
dan keterkaitan. Bersarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa Pembelajaran IPA Terpadu
bertujuan agar pembelajaran IPA Terpadu efektif dan efisien, dapat meningkatkan motivasi siswa sehingga pembelajaran serta kompetensi yang diinginkan dapat tercapai
dalam kurun waktu pembelajaran.
d. Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran IPA Terpadu
Kelebihan pembelajaran IPA Terpadu Trianto, 2013: 157 antara lain: 1 tumpang tindih materi dapat dikurangi bahkan dihilangkan; 2 siswa dapat melihat
hubungan yang bermakna antar berbagai konsep dan perubahannya; 3 meningkatkan taraf kecakapan berfikir siswa, karena siswa dihadapkan pada gagasan yang lebih luas;
commit to user
4 pembelajaran terpadu menyajikan penerapan tentang dunia nyata, sehingga memudahkan pemahaman konsep dan kepemilikan kompetensi IPA; 5 motivasi belajar
peserta didik dapat diperbaiki dan ditingkatkan; 6 pembelajaran terpadu membantu menciptakan struktur kognitif yang dapat menjembatani antara pengetahuan awal siswa
dengan pengalaman belajar yang terkait; 7 akan terjadi peningkatan kerja sama antara guru bidang terkait, guru dengan siswa, siswa dengan siswa, dan siswa dengan
narasumber, sehingga pembelajaran lebih menyenangkan, nyata, dan bermakna. Pembelajaran IPA Terpadu memiliki beberapa kelemahan Trianto, 2013: 158
antara lain: 1 guru harus berwawasan luas, memiliki kreativitas tinggi, keterampilan metodologi yang andal, rasa percaya diri yang tinggi, dan berani mengemas dan
mengembangkan materi; 2 pelajaran terpadu menuntut kemampuan belajar siswa yang baik yaitu memiliki akademik dan kreativitas. Model pembelajaran terpadu
menekankan pada kemampuan mengurai, menghubung, eksploratif, dan elaborasi; 3 pembelajaran terpadu memerlukan bahan bacaan atau sumber informasi yang cukup
banyak dan bervariasi; 4 kurikulum haru luwes, berorentasi pada pencapaian ketuntasan pemahaman siswa bukan target pencapaian materi. Guru perlu diberi
kewenangan dalam mengembangkan materi, metode, penilaian keberhasilan siswa; 5 pembelajaran terpadu membutuhkan cara penilaian yang menyeluruh komprehensif,
yaitu menetapkan keberhasilan belajar siswa dari beberapa bidang kajian terkait yang dipadukan; 6 pembelajaran terpadu berkencenderungan mengutamakan salah satu
bidang kajian dan menenggelamkan bidang kajian lain. Hal ini berarti pada saat mengajarkan sebuah tema, maka guru cenderung mengutamakan substansi gabungan
sesuai dengan pemahaman, selera, latar belakang pendidikan guru itu sendiri.
e. Pemaduan Konsep dalam Pembelajaran IPA Terpadu