Jenis Data Metode Pengumpulan Data

Gambar 3.2 Desain penelitian Keterangan : O1 : Pengukuran kemampuan awal kelompok eksperimen O2 : Pengukuran kemampuan akhir kelompok eksperimen X : Pemberian perlakuan O3 : Pengukuran kemampuan awal kelompok kontrol O4 : Pengukuran kemampuan akhir kelompok kontrol Sugiyono, 2013:116 Dalam pelaksanaan penelitian ini, kelompok eksperimen dan kelompok kontrol diatur secara intensif sehingga kedua variabel mempunyai karakteristik yang sama atau mendekati sama. Yang membedakan dari kedua kelompok ialah bahwa grup eksperimen diberi treatment atau perlakuan yaitu pembelajaran dengan menggunakan modul IPA Terpadu berbasis SETS pada tema makanan sehat dan tubuhku untuk meningkatkan hasil belajar, sedangkan grup kontrol diberikan pembelajaran seperti keadaan biasa dengan menggunakan buku sekolah elektronik. Dengan pertimbangan sulitnya pengontrolan terhadap semua variabel yang mempengaruhi variabel yang sedang diteliti maka peneliti memilih eksperimen quasi. Dasar lain peneliti menggunakan desain eksperimen kuasi karena penelitian ini termasuk penelitian sosial. 9 Penyempurnaan Produk Akhir Setelah melakukan tahap uji lapangan operasional, berbagai data yang diperoleh dalam uji coba ini dijadikan sebagai dasar dalam melakukan revisi dan perbaikan draf III Modul. Setelah draf III modul direvisi dan diperbaiki maka akan dihasilkan modul IPA terpadu berbasis SETS pada tema makanan sehat dan tubuhku untuk meningkatkan hasil belajar.

E. Jenis Data

Jenis data dalam penelitian dan pengembangan ini adalah data kualitatif dan data kuantitatif. Jenis data kualitatif dalam penelitian pengembangan ini adalah data tentang hasil observasi, wawancara, serta saran saat validasi dan uji lapangan terhadap kelayakan modul IPA Terpadu berbasis SETS hasil pengembangan. Sedangkan data kuantitatif diperoleh dari penilaian hasil validasi modul, penilaian angket pada uji O 1 X O 2 O 3 O 4 commit to user lapangan awal, uji lapangan utama, uji lapangn operasional, dan adalah hasil belajar yaitu data pretest-posttest siswa MTs YAPPI Mulusan.

F. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data pada penelitian pengmbangan ini yaitu: Tabel. 3.1 Metode Pengumpulan Data dan Instrumen Tahap Borg Gall Metode Instrumen Subjek Waktu Analisis Kebutuhan Observasi Lembar observasi Sarpras dan proses pembelajaran Sebelum pengembangan Angket Wawancara Lembar angket analisis kebutuhan Panduan wawancara Guru dan siswa Sebelum pengembangan Pengembangan Angket Lembar validasi Pakar Praktisi Sebelum uji lapangan awal Uji lapangan awal Angket Lembar angket Siswa Sebelum uij lapangan utama ii. Uji lapangan utama Angket Lembar angket Siswa Guru Sebelum uji lapangan operasional i. Uji lapangan operasional Angket Lembar angket Siswa Setelah pemakaian Prestasi Tes Soal Evaluasi Siswa Sebelum pemakaian pretes Sesudah pemakaian postes 1 Lembar observasi untuk mengetahui kondisi sekolah 2 Metode Angket a. Angket pengungkap kebutuhan guru dan siswa Instrumen ini berisi daftar pertanyaan yang diberikan kepada guru dan siswa tentang kebutuhan bahan ajar yang dilakukan pada studi pendahuluan. Angket ini diberikan pada tahap analisis kebutuhan b. Angket untuk lembar validasi modul perpustakaan.uns.ac.id commit to user Angket digunakan untuk mendapatkan data tentang kelayakan modul IPA Terpadu berbasis SETS hasil pengembangan ditinjau dari materi dan aspek kegrafikan. Angket ini diperuntukkan bagi ahli materi, ahli desain, ahli bahasa, dan praktisi. Penyusunan angket ini dilakukan berdasarkan kisi-kisi yang telah disusun dan sebelum digunakan angket divalidasi terlebih dahulu oleh ahli. Angket ini diunakan pada tahap validasi ahli. c. Angket respon siswa dan guru terhadap modul Angket siswa dan guru digunakan untuk mengetahui tanggapan siswa dan guru terhadap kegiatan pembelajaran IPA Terpadu. Angket ini diberikan pada tahap uji lapangan awal, uji lapangan utama, dan uji lapangan operasional. 3 Soal evaluasi Pretest-Postest Instrumen tes digunakan untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa terhadap materi yang telah diajarkan dalam bentuk pilihan ganda. Tes diberikan pada awal dan akhir pelaksanana penelitian. Tujuan diberikannya adalah untuk mengetahui efektivitas dan perbedaan hasil belajar penggunaan modul IPA Terpadu berbasis SETS pada tema makanan sehat dan tubuhku. Validitas adalah tingkat ketepatan alat ukur untuk mengukur aspek yang diukur. Validitas pada penelitian ini ditinjau dalam 2 hal yaitu validitas internal dan validitas eksternal. Sugiyono 2013: 174 menjelaskan bahwa instrumen dikatakan memiliki validitas internal apabila kriteria yang ada dalam instrumen secara rasional teoritis telah mencerminkan yang hendak diukur. Validitas internal dibagi menjadi 2 yaitu validitas konstruk dan validitas isi. Pada penelitian ini yang akan digunakan adalah validitas isi. Validasi isi Content validity mempunyai tujuan agar isi instrumen sebagai alat pengukur dapat terjaga tingkat keabsahannya. Instrumen yang digunakan untuk pengambilan data harus dapat mewakili secara representatif terhadap keseluruhan materi yang seharusnya diukur. Sugiyono 2013: 182 menjelaskan bahwa validasi isi untuk instrumen berupa tes dapat dilakukan dengan cara membandingkan isi instrument dengan materi pelajaran yang telah diajarkan. Cara atau prosedur dalam melakukan validasi isi dapat dilakukan dengan mendefinisikan domain yang hendak diukur yaitu dengan membuat kisi-kisi, menentukan domain yang akan diukur masing-masing pernyataansoal, serta membandingkan masing-masing pernyataan atau soal dengan commit to user domain yang sudah ditetapkan. Konsultasi dengan experts judgement juga dilakukan untuk meminta saran dan masukan. Experts judgement dalam penelitian ini yaitu penilaian dosen ahli dan praktisi. Analisis validasi soal kognitif dengan formula Gregory. Formula Gregory adalah sebagai berikut: � � � = + + + Keterangan: A= jumlah item yang kurang relevan menurut kedua panelis B= jumlah item yang kurang relevan menurut panelis I dan relevan menurut panelis II C= jumlah item yang relevan menurut panelis I dan kurang relevan menurut panelis II D= Jumlah item yang relevan menurut kedua panelis Jika CV dari 0,7 maka soal dapat dikatakan valid, maka soal dapat diujicobakan. Validitas eksternal dilakukan apabila kriteria yang ada dalam instrument mencerminkan fakta-fakta empiris dilapangan. Untuk menentukan tingkat validitas eksternal instrumen tes, digunakan teknik analisis butir soal dengan korelasi point biserial Hartono, 2012, dengan persamaan sebagai berikut: � � = � − � � Mp : Rata-rata dari subjek yang menjawab benar bagi item yang diuji validitasnya Mt : Rata-rata skor total P : Proporsi responden menjawab benar Q : Proporsi responden menjawab salah SD : Standar deviasi � 2 = 1 ∙ − 1 ∙ 2 − 2 Penentuan valid atau tidaknya item butir soal adalah dengan membandingkan hasil perhitungan r pbi dengan r-tabel yang diperoleh dari tabel r korelasi untuk n jumlah item soal. commit to user Dengan ketentuan: r pbi r-tabel butir soal dianggap valid r pbi r-tabel butir soal dianggap tidak valid Pada pengujian ini, jumlah butir soal n 35 butir sehingga r-tabel diperoleh 0.396 Data analisis validitas butir soal dari program microsoft excel. Reabilitas merupakan tingkat kestabilan hasil pengukuran suatu alat ukur. Soal dikatakan reliabel apabila soal itu digunakan untuk test berulang-ulang hasilnya tetap. Untuk menghitung reliabilitas suatu instrumen digunakan rumus K-R 20 Sugiyono, 2013: 186 yaitu: r i = −1 2 − 2 Keterangan : ri : reliabilitas instrumen secara keseluruhan k : jumlah item dalam instrumen s 2 : varians total s 2 = 2 p : proporsi subjek menjawab item yang benar q : proporsi subjek yang menjawab item salah x : skor rata-rata ⅀ : jumlah skor : jumlah responden Tabel 3.2 Tingkat reliabilitas Interval Tingkat Reliabilitas 0,00 s.d. 0,20 Kurang Reliabel 0,20 s.d. 0,40 Agak Reliabel 0,40 s.d. 0,60 Cukup Reliabel 0,60 s.d. 0,80 Reliabel 0,80 s.d. 1,00 Sangat Reliabel Soal yang akan digunakan dalam pembelajaran juga akan dihitung taraf kesukaran dan daya pembeda soal. Taraf kesukaran soal test dihitung dengan cara membandingkan siswa yang menjawab soal dengan benar terhadap jumlah subjek seluruhnya. Rumus untuk menghitung taraf kesukaran soal adalah sebagai berikut Suharsimi Arikunto, 2013: 223. P = �� commit to user Keterangan: P = taraf kesukaran soal B = banyaknya siswa yang menjawab soal itu dengan benar JS = Jumlah seluruh siswa peserta tes Klasifikasi taraf kesukaran soal sebagai berikut: P = 0,00 – 0,30 termasuk kategori soal sukar P = 0,31 – 0,70 termasuk kategori soal sedang P = 0,71 – 1,00 termasuk kategori soal mudah Soal yang baik adalah soal yang mempunyai taraf kesukaran sedang yaitu soal-soal yang mempunyai indeks kesukaran 0,30 sampai dengan 0,70. Rumus untuk menentukan indeks daya pembeda adalah sebagai berikut Suharsimi Arikunto, 2013: 228: D = � − � Keterangan: J = jumlah peserta tes JA = banyaknya peserta kelompok atas JB = banyaknya peserta kelompok bawah BA = banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal itu dengan benar BB = banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal itu dengan benar Menurut Suharsimi Arikunto, 2013: 232. Indeks daya pembeda berkisar antara 0,00 sampai 1,00. Butir-butir soal yang baik adalah butir-butir soal yang mempunyai indeks diskriminasi 0,4 sampai 0,7. Adapun klasifikasi daya pembeda adalah: D = 0,00 – 0,20 termasuk kategori tidak baik D = 0,21 – 0,40 termasuk kategori cukup D = 0,41 – 0,70 termasuk kategori baik D = 0,71 – 1,00 termasuk kategori baik sekali Dalam penelitian ini butir-butir soal yang digunakan adalah butir-butir soal yang memiliki kriteria daya pembeda cukup, baik, dan baik sekali.

G. Teknik Analisis Data