dapat melakukan percobaan secara mandiri. Berdasarkan hasil penelitian tersebut menunjukkan MTs YAPPI Mulusan memerlukan bahan ajar yang dapat mengatasi
permasalahan siswa dalam mempelajari IPA dan mengkaitkanya dengan lingkungan sekitar serta menuntun siswa melakukan percobaan secara mandiri.
Berdasarkan hasil analisis pengungkap kebutuhan guru menunjukkan bahwa guru belum memiliki bahan ajar IPA Terpadu yang seuai dengan kebutuhan siswa.
Pembelajaran yang dilakukan selama ini masih terpisa-pisah. Hal ini menunjukkan perlunya dikembamgkan bahan ajar IPA Terpadu untuk memenuhi kebutuhan di MTs
YAPPI Mulusan. Seperti yang diamanatkan dalam Peraturan Mentri Pendidikan Nasional nomor 22 tahun 2006 secara tegas menyatakan bahwa substansi mata
pelajaran IPA di SMP merupakan IPA Terpadu, bukan IPA yang terpisah-pisah sebagai mata pelajaran Fisika, Biologi, dan Kimia. Adanya kurikulum tersebut
membuat IPA diajarkan secara lebih meyeluruh dan saling berkaitan satu sama lain.
2. Pengembangan Produk
Modul IPA Terpadu berbasis SETS pada tema makanan sehat dan tubuhku untuk meningkatkan hasil belajar yang akan dikembangkan dengan memadukan dua
kompetensi dasar kelas VIII kurikulum 2013 yang ada keterhubungan connected yaitu KD 3.6 tentang sistem pencernaan yang dikaitkan dengan sistem tubuh yang lain
dan KD 3.7 tentang zat aditif pada makanan. Kelebihan model keterpaduan connected adalah hubungan intarbidang studi melihat permasalahan tidak hanya satu bidang
kajian saja, tetapi kegiatan pembelajaran dapat mengikuti KD-KD dalam standar isi. Tahap perencanaan pembuatan modul pembelajaran IPA Terpadu berbasis SETS
dikembangkan antara lain menelaah KI dan KD serta silabus, pembuatan matrik modul yang bertujuan untuk merancang dan memberi gambaran tentang kegiatan dan materi
apa saja yang terdapat di dalam modul, hal ini sesuai dengan pendapat Purwanto 2007 yang menyatakan garis besar isi modul dapat dikembangkan dalam bentuk
matrik atau narasi. Selanjutnya penyusunan instrumen validasi modul yang digunakan untuk melakukan penilaian terhadap modul yaitu angket validasi modul oleh pakar dan
praktisi, penyusunan
instrumen pembelajaran
yaitu Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran RPP dan soal kognitif, penyusunan instrumen validasi RPP dan soal
commit to user
kognitif yang digunakan untuk melakukan penilaian terhadap RPP dan soal kognitif yaitu angket validasi oleh pakar dan praktisi.
Produk pengembangan modul IPA terpadu berbasis SETS dengan tema makana sehat dan tubuhku untuk meningkatkan hasil belajar berupa modul pembelajaran.
Modul pembelajaran ini dikembangkan dengan berpedoman pada Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar sesuai dengan kerangka dasar kurikulum 2013. Peran modul
berfungsi sebagai pendamping buku yang sudah ada di sekolah dan dapat dipakai sebagai media pembelajaran mandiri bagi siswa di rumah sehingga memberikan waktu
yang cukup kepada siswa untuk memahami suatu materi. Modul yang dikembangkan meliputi modul untuk siswa dan modul untuk guru.
Modul untuk guru disusun sebagai buku pegangan guru dalam pembelajaran yang telah dilengkapi dengan RPP, petunjuk dan jawaban yang terdapat pada modul siswa,
sehingga guru mempunyai pedoman dan pegangan agar kompetensi yang harus dikuasai siswa dapat tercapai.
Karakteristik modul IPA Terpadu berbasis SETS pada tema makanan sehat dan tubuhku untuk meningkatkan hasil belajar antara lain; sampul modul yang disajikan
memberi gambaran tentang materi yang akan dibahas. Warna kombinasi hijau dan putih serta penambahan gambar berbagai jenis makanan dan organ pencernaan
manusia bertujuan untuk menarik minat siswa untuk mempelajarinya. Bagian modul selanjutnya antara lain halaman awal modul yang terdiri dari
halaman francis, kata pengantar, daftar isi, daftar gambar, dan daftar tabel. Bagian halaman francis berisi tentang personil yang terlibat dalam penyusunan modul, kata
pengantar berisi uraian diskripsi singkat tantang penyusunan modul IPA terpadu berbasis SETS, selanjutnya untuk daftar isi, daftar gambar, dan daftar tabel berguna
sebagai petunjuk untuk mempermudah dalam mempelajari modul. Pendahuluan BAB I yang berisi deskripsi pembelajaran, mengenal modul
berbasis SETS, peta kompetensi, rencanan pembelajaran modul guru, indikator pencapaian kompetensi, peta kedudukan modul, dan peta konsep. Bagian ini
memberikan deskripsi dan petunjuk dalam mempelajari modul serta memberi gambaran susunan materi dalam modul.
Bagian yang menonjol dan menjadi ciri khas modul ini adalah kegiatan belajar dalam modul ini mengacu pada alur pembelajaran SETS dan keterkaitan antara
commit to user
komponen SETS juga mewarnai dalam alur pembelajaran. Urutan penyajian materi yang sesuai dengan alur pembelajaran SETS yang terbagi dalam segmen
“Ayo Mengmati dan Diskusi
”; merupakan alur SETS yang pertama yaitu invitasiinisiasi, “Ayo Menghubungkan”; merupakan alur SETS kedua yaitu pembentukan konsep,
“Ayo Bereksperimen”; alur SETS ketiga yaitu aplikasi konsep, dan “Ayo
Menganalisis ”; alur SETS keempat yaitu pemantapan konsep.
Kegiatan pembelajaran yang berisi uraian singkat tema, kegiatan belajar ke-1 sampai ke-3 dengan urutan ayo mengamati dan diskusi, ayo menghubungkan, ayo
bereksperimen, ayo menganalisis, rangkuman, tes formatif, dan umpan balik modul guru. Segmen ini merupakan kegiatan yang harus dikerjakan siswa dengan tujuan
untuk memahami materi. Pada segmen ayo menghubungkan dan ayo menanalisis dilengkapi dengan bagan SETS diharapkan dapat memvisualisasikan dan memperjelas
keterkaitan masing-masing unsur dalam SETS. Pembelajaran sains dengan bagan SETS yang ditampilkan mengacu pada Binadja 1999 dengan sains sebagai fokus
utama, yang menyatakan bahwa dengan meletakkan sains sebagai fokus perhatian, maka guru dan siswa dapat dibawa untuk melihat keterkaitan sains dengan unsur lain
dalam SETS. Pada segmen ini siswa diuntut untuk berpikir dalam konteks SETS melalui pertanyaan yang harus mereka jawab sebelum ke uraian materi.
Segmen akhir bagian kegiatan pembelajaran adalah rangkuman, tes formatif, dan umpan balik modul guru. Rangkuman berisi konsep-konsep penting yang harus
dipahami oleh siswa, tes formatif berisi latihan soal bagi siswa untuk hasil belajarnya, sedangkan umpan balik merupakan cara untuk mengetahui keberhasilan siswa.
BAB III: penilaian yang berisi evaluasi, tugas dan diskusi, dan kunci jawaban modul guru, sedangkan bagian penutup berisi: glosarium, indeks, dan daftar pustaka.
Glosariun, merupakan bagian yang cukup penting untuk memberikan informasi kepada pembaca mengenai hal yang belum diketahui.
Pengembangan bahan ajar yang digunakan dalam penelitian ini adalah model connectedterhubung, merupakan model integrasi interbidang studi. Model ini secara
nyata mengintegrasikan suatu konsep, keterampilan atau kemampuan pada pokok bahasan atau sub pokok bahasan lain dalam satu bidang studi, kaitan dapat diadakan
secara spontan atau direncanakan terlebih dahulu. Dengan demikian, pembelajaran menjadi lebih bermakna dan efektif. Kelebihan model keterpaduan connected
commit to user
Fogarty dalam Trianto: 2013 antara lain: a dengan pengintegrasian ide-ide interbidang studi, maka siswa mempunyai gambaran yang luas, b siswa dapat
mengembangkan kosep kunci secara terus menerus, dan c memungkinkan siswa mengkaji, mengkoseptualisasi, memperbaiki, serta mengasimilasi ide-ide dalam
memecahkan masalah. Sedangkan kelemahanya antara lain: a masih kelihatan terpisahnya interbidang studi, b tidak mendorong guru untuk bekerja tim antarbidang
studi, dan c usaha untuk mengembangkan keterhubungan antar bidang studi menjadi terabaikan.
3. Kelayakan Produk