Efektivitas Produk Pembahasan Hasil Penelitian dan Pengembangan

4. Efektivitas Produk

a. Hasil Belajar Ranah Pengetahuan Berdasarkan hasil belajar yang diperoleh dari pretes tes awal kelas kontrol dan kelas pengguna produk tampak kedua kelas menunjukkan kondisi yang sama. Hal ini juga diperkuat dengan uji t yang menyatakan kedua kelas sama lampiran 18. Seangkan jika dilihat dari hasil postes tes akhir menunjukkan kelas kontrol siswa yang tuntas sesuai kriteria ketuntasan minimal 75 hanya 9,1 dan kelas pengguna produk siswa yang tuntas mencapai 59,1. Hal ini menunjukkan ada perbedaan hasil belajar yang dicapai antara kelas kontrol dengan kelas pengguna produk, lebih lanjut dibuktikan dengan uji berikut. 1 Kefektivan modul Analisis untuk mengetahui keefektifan modul dalam pembelajaran dengan menggunakan gain score ternormalisasi untuk pretest postest kelas kontrol dan kelas pengguna produk. Berdasarkan perhitungan gain score untuk kelas kontrol 0,109 yang termasuk dalam kategori rendah, sedangkan pada kelas pengguna produk 0,344 termasuk kategori sedang sehingga modul IPA Terpadu berbasis SETS dikatakan efektif Hake, Richard R.1999: 4 2 Perbedaan hasil belajar Analisis untuk mengetahui perbedaan hasil belajar diuji dengan SPSS 18 yang diawali dengan uji prasyarat yaitu uji normalitas dan homogenitas. Hasil uji normalitas menggunakan hasil pada Kolmogorof-Smirnov a pada Tets of Normality dengan hipotesis terhadap taraf signifikasi Ho: data terdistribusi normal. Hasil pengujian menunjukkan Ho diterima karena nilai signifikasinya untuk kelas kontrol 0,200 dan kelas pengguna produk 0,200. Taraf signifikasi yang dihasilkan memenuhi kriteria lebih besar dari α= 0,05 Sig 0,05. Kesimpulannya data terdistribusi normal. Sedangkan pada Test Homogeneity of Variance menunjukkan taraf signifikasi sebesar 0,936 dengan Kriteria α= 0,05 Sig 0,05, maka Ho diterima dengan kesimpulan pada kelas kontrol dan kelas pengguna produk homogen. Berdasarkan hasil uji prasyarat analisis, maka uji hipotesis menggunakan uji statistik parametrik yaitu uji t Independent Samples Test bagian Sig.2-tailed. Pada hasil Independent Samples Test bagian Sig.2-tailed sebesar 0,000 memenuhi taraf commit to user signifikas α= 0,05 Sig 0,05 maka ada perbedaan prestasi belajar antara kelas kontrol dangan kelas pengguna produk. Berdasarkan hasil uji statisti parametrik uji t terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil postes kelas kontrol dengan kelas pengguna produk, yang menunjukkan hasil kelas pengguna produk lebih tinggi dari pada kelas kontrol. Berdasarkan hasil tersebut maka dapat dikatakan bahwa modul IPA terpadu berbasis SETS pada tema makanan sehat dan tubuhku efektif dalam meningkatkan hasil belajar kognitif siswa. Perbedaan yang signifikan dalam penggunaan modul IPA terpadu berbasis SETS pada tema makanan sehat dan tubuhku pada kelas pengguna produk eksperimen ini sesuai dengan hasil penelitian Siska Fitriani et al. 2012 menyatakan bahwa pendekatan salingtemas SETS berpengaruh positif terhadap hasil belajar kognitif siswa. Hasil yang positif juga disebabkan karena peserta didik merasa tertarik untuk belajar menggunakan bahan ajar IPA terpadu. Peserta didik merasa mempelajari merasa lebih mudah memahami tema makanan sehat dan tubuhku karena disajikan dengan berbagai macam gambar, sehingga lebih mudah dalam mempelajarinya. Berdasarkan hasil belajar tersebut, diketahui bahwa modul IPA terpadu berbasis SETS pada temamakanan sehat dan tubuhku efektif digunakan dalam pembelajaran kelas VIII di MTs YAPPI Mulusan Paliyan Gunungkidul. Penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Nuryanto Binadja 2010, bahwa dengan bervisi salingtemas hasil belajar peserta didik kelas eksperimen mengalami peningkatan secara signifikan. Keefektifan modul ini dalam meningkatkan hasil belajar juga sesuai dengan Depdiknas 2008 tentang tujuan pembelajaran dengan modul antara lain 1 Memperjelas dan mempermudah penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat verbal, 2 Mengatasi keterbatasan waktu, ruang, dan daya indera, baik siswa maupun guruinstruktur, 3 Agar dapat digunakan secara tepat dan bervariasi, seperti untuk meningkatkan motivasi dan gairah belajar, 4 Mengembangkan kemampuan dalam berinteraksi langsung dengan lingkungan dan sumber belajar lainnya yang memungkinkan siswa belajar secara mandiri sesuai kemampuan dan minatnya, 5 Memungkinkan siswa dapat mengukur atau mengevaluasi sendiri hasil belajarnya. perpustakaan.uns.ac.id commit to user b. Hasil Belajar Ranah Sikap Penelitian ini yang dinilai hanya sikap sosil saja, untuk sikap sepiritual hanya diberikan penguatan pada awal pembelajaran yaitu mengagumi dan mensyukuri keagungan Tuhan. Uji coba pelaksanan lapangan menilai sikap sosial dengan observasi dan dibantu oleh seorang observer. Penilaian sikap sosial dilakukan pada kelas control dan kelas pengujian produk eksperimen sebanyak 22 siswa pada setiap pembelajaran. Dari hasil pengukuran terhadap sikap sosial siswa yang meliputi aspek kejujuran, ketelitian, ketekunan dan tanggung jawab, serta kerja sama pada kegiatan belajar KB I sampai KB III. Hasil penilaian pada kelas kontrol sebagai berikut KB pertama dengan nilai rata- rata 2,02, KB kedua 2,05, dan KB ketiga 2,09.Pada KB I dengan kriteria baik 13,6, cukup 77,3, dan kurang 9,1. KB II dengan kriteria baik 18,2, cukup 72,7, dan kurang 9,1. KB III dengan kriteria baik 22,7, cukup 68,2, dan kurang 9,1. Berdasarkan hasil di atas tampak bahwa hasil belajar kelas kontrol untuk sikap sosial mengalami peningkatan rata-rata 3,8 pada setip kegiatan belajar. Sedangkan kelas pengguna produk menunjukkan nilai rata-rata setiap KB mengalami peningkatan. KB pertama nilai rata-rata 2,65, KB kedua 3,08, dan KB ketiga 3,36. Pada KB I dengan dengan kriteria sangat baik ada 13,6, baik 59,1, dan cukup 27,3. KB II dengan kriteria sangat baik ada 41, baik 45, dan cukup 13,6. KB III dengan kriteria sangat baik ada 68,2, baik 22,7, dan cukup 9,1. Berdasarkan hasil di atas tampak bahwa hasil belajar untuk sikap sosial mengalami peningkatan rata-rata 18 pada setip kegiatan belajar menggunakan modul IPA Terpadu berbasis SETS pada tema makanan sehat dan tubuhku. c. Hasil Belajar Ranah Keterampilan Proses Uji coba pelaksanan lapangan juga menilai keterampilan proses sains dengan observasi dan dibantu oleh seorang observer. Penilaian keterampilan proses sains dilakukan pada kelas kontrol dan kelas pengujian produk sebanyak 22 siswa disetiap pembelajaran. Dari hasil pengukuran terhadap keterampilan proses sains siswa yang meliputi aspek mengamati, mengelompokkan, menafsirkan, menyimpulkan, dan mengomunikasikan pada KB I sampai KB III. Hasil penilaian pada kelas kontrol sebagai berikut KB pertama dengan nilai rata-rata 1,87, KB kedua 1,93, dan KB ketiga perpustakaan.uns.ac.id commit to user 1,95. Pada KB I dengan kriteria baik 4,5, cukup 81,8, dan kurang 13,6. KB II dengan kriteria baik 9,1, cukup 77,3, dan kurang 13,6. KB III dengan kriteria baik 13,6, cukup 77,3, dan kurang 9,1. Berdasarkan hasil di atas tampak bahwa hasil belajar kelas kontrol untuk sikap sosial mengalami peningkatan rata-rata 3,02 pada setip kegiatan belajar. Sedangkan kelas pengguna produk menunjukkan nilai rata-rata setiap KB yang mengalami peningkatan. KB pertama nilai rata-rata 2,63, KB kedua 3,05, dan KB ketiga 3,35. Pada KB I dengan dengan kriteria sangat baik ada 9,1, baik 68,2, dan cukup 22,7. KB II dengan kriteria sangat baik ada 36,4, baik 45,4, dan cukup 18,2. KB III dengan kriteria sangat baik ada 50, baik 40,9, dan cukup 9,1. Berdasarkan hasil di atas menunjukkan bahwa modul IPA Terpadu berbasis SETS dapat meningkatkan keterampilan proses rata-rata 14 pada setiap kegiatan belajar. Hal ini sejalan dengan pendapat Izaak H. Wenno 2010 menyatakan bahwa penerapan modul lebih kreatif dalam mengembangkan dirinya, kegiatan pembelajaran sains menjadi lebih menarik, siswa lebih banyak mendapatkan kesempatan untuk belajar secara mandiri, mengurangi ketergantungan terhadap kehadiran guru sains, dan siswa juga akan mendapatkan kemudahan dalam mempelajari setiap kompetensi sains yang harus dikuasainya. Uji coba juga mendapatkan hasil respon siswa terhadap modul IPA Terpadu pada tema makanan sehat dan tubuhku yang menyatakan modul sangat baik. Pada setiap uji coba menunjukkan bahwa tanggapan peserta didik terhadap modul persentasenya meningkat dengan kriteria sangat baik. Hal ini disebabkan karena masukan siswa dari setiap uji coba dan masukan dari ahli validasi digunakan oleh peneliti untuk merevisi bahan ajar sebelum dilakukan uji coba lanjut, sehingga modul yang digunakan pada uji coba berikutnya lebih baik dari pada bahan ajar pada uji coba sebelumnya. Menurut respon siswa bahan ajar IPA terpadu berbasis SETS pada tema makanan sehat dan tubuhku ini berbeda dengan bahan ajar biasanya, gambar yang terdapat dalam bahan ajar membantu memahami tema karena dapat meringankan dalam membaca dan mudah memahaminya. Menurut siswa bahan ajar juga mudah di pelajari dan dipahami karena modul ini dilengkapi dengan berbagai kegiatan praktikum yang bervariasi dan juga terdapat unsur SETS. Pendekatan SETS dapat membantu siswa perpustakaan.uns.ac.id commit to user untuk mengembangkan pengetahuannya dan mengaitkan pengetahuan yang diperoleh dengan lingkungan, teknologi, dan masyarakat.

C. Keterbatasan danTemuan dalam Penelitian