Lintas bidang kajian dalam IPA adalah mengkoordinasikan berbagai disiplin ilmu. Sebenarnya IPA dapat juga dipadukan dengan bidang kajian lain di luar bidang kajian
IPA. Mengingat pembahasan materi IPA pada tingkat SMPMTs, akan lebih baik bila keterpaduan dibatasi pada bidang kajian yang termasuk bidang kajian IPA saja . Hal ini
dimaksudkan agar tidak terlalu banyak guru yang terlibat, yang akan membuka peluang munculnya kesulitan dalam pembelajaran dan penilaian, karena semakin tinggi jenjang
pendidikann, maka semakin luas pula pemahaman konsep yang harus dikuasai siswa Trianto, 2013: 160.
Pembelajara terpadu diawali dengan penentuan tema, karena penentuan tema akan membantu siswa dalam beberapa aspek Trianto, 2013: 160, yaitu sebagai berikut: 1
Siswa yang bekerja sama dengan kelompoknya akan bertanggung jawab, disiplin, dan mandiri; 2 Siswa lebih percaya diri dan termotivasi dalam belajar bila mereka berhasil
menerapkan yang dipelajarinya; 3 Siswa lebih memahami dan lebih mudah mengingat, karena mereka mendengar, berbicara, membaca, menulis
, dan „melakukan’ kegiatan penyelidikan masalah yang sedang dipelajari; 4 Memperkuat kemampuan berbahasa
siswa; 5 Belajar lebih baik jika siswa terlibat aktif melalui tugas, kolaborasi, dan berinteraksi dengan teman, guru, dan dunia nyata.
Oleh karena itu, jika guru hendak melakukan pembelajaran terpadu dalam IPA, sebaiknya memilih tema yang menghubungkan antara IPA-lingkungan-teknologi-
masyarakat Trianto, 2013: .161
f. Model Pembelajaran IPA Terpadu
Dari sejumlah model pembelajaran yang dikemukakan Fogarty 1991dalam Trianto, 2013: 39 terdapat beberapa model yang potensial untuk diterapkan dalam
pembelajaran IPA terpadu, yaitu connected, webbed, shared, dan integrated. Empat
model tersebut dipilih karena konsep-konsep dalam KD IPA memiliki karakteristik yang berbeda-beda, sehingga memerlukan model yang sesuai agar memberikan hasil
keterpaduan yang optimal .
commit to user
Tabel 2.1. Model Pembelajaran IPA Terpadu yang Potensial untuk Diterapkan
Model Karakteristik
Kelebihan Keterbatasan
integrated Membelajarkan
konsep pada
beberapa KD yang beririsan
atau tumpang tindih,
hanya konsep yang beririsan
yang dibelajarkan
Pemahaman terhdap
konsep lebih
utuh holistik,
lebih efisien, sangat
kontekstual KD-KD yang konsepnya
beririsan tidak
selalu dalam semester atau kelas
yang sama,
menuntut wawasan dan penguasaan
materi yang luas, sarana- prasarana misalnya buku
belum mendukung
Shared Membelajarkan
semua konsep dari beberapa
KD, dimulai dari konsep
yang beririsan
sebagai unsur
pengikat Pemahaman
terhadap konsep utuh, efisien, dan
Kontekstual KD-KD yang konsepnya
beririsan tidak
selalu dalam semester atau kelas
yang sama,
menuntut wawasan dan penguasaan
materi yang luas, sarana- prasarana misalnya buku
belum mendukung
Webbed Membelajarkan
beberapa KD yang berkaitan
melalui sebuah tema
Pemahaman terhadap konsep
utuh, kontekstual, dapat
dipilih tema-tema
menarik yang
dekat dengan
kehidupan KD-KD yang konsepnya
berkaitan tidak
selalu dalam semester atau kelas
yang sama, tidak mudah menemukan tema pengait
yang tepat.
connected Membelajarkan
sebuah KD, konsep- konsep
pada KD
tersebut dipertautkan dengan konsep pada
KD yang lain Melihat
perma- salahan
tidak hanya dari satu
bidang kajian, pembelajaran
dapat mengikuti
KD-KD dalam
standar isi Kaitan
antara bidang
kajian sudah
tampak tetapi masih didominasi
oleh bidang
kajian tertentu
Pengembangan bahan ajar yang akan dilakukan dalam penelitian ini menggunakan model connectedterhubung merupakan model integrasi interbidang studi.
Model ini secara nyata mengintegrasikan suatu konsep, keterampilan atau kemampuan pada pokok bahasan atau sub pokok bahasan lain dalam satu bidang studi, kaitan dapat
diadakan secara spontan atau direncanakan terlebih dahulu. Dengan demikian, pembelajaran menjadi lebih bermakna dan efektif.
tem
a
commit to user
Kelebihan model keterpaduan connected Fogarty dalam Trianto: 2013 antara lain: a dengan pengintegrasian ide-ide interbidang studi, maka siswa mempunyai
gambaran yang luas, b siswa dapat mengembangkan kosep kunci secara terus menerus, dan c memungkinkan siswa mengkaji, mengkoseptualisasi, memperbaiki, serta
mengasimilasi ide-ide dalam memecahkan masalah. Sedangkan kelemahanya antara lain: a masih kelihatan terpisahnya interbidang studi, b tidak mendorong guru untuk
bekerja tim antarbidang studi, dan c usaha untuk mengembangkan keterhubungan antar bidang studi menjadi terabaikan.
3. Pembelajaran Berbasis SETS Science, Environment, Technology, Society