Deskripsi Hasil Penelitian Siklus I

63 tentang huruf aksara Jawa legena dan sandhangan swara beserta contohnya. Guru juga menjelaskan bagaimana penulisan sandhangan swara yang benar yaitu ada yang ditulis diatas aksara Jawa seperti sandhangan wulu dan sandhangan pepet. Ada yang ditulis di bagian akhir aksara yaitu sandhangan suku. Ada yang ditulis di depan aksara yaitu sandhangan taling. Dan ada juga yang ditulis di depan dan di belakang mengapit aksara yaitu sandhangan taling tarung. Guru selanjutnya membagi siswa menjadi empat kelompok. Masing- masing kelompok beranggotakan lima orang. Setiap kelompok mendapatkan kertu gladhen aksara Jawa. Guru kemudian menjelaskan isi dan peraturan permainan menggunakan kertu gladhen aksara Jawa dalam berkelompok. Guru memastikan setiap siswa memahami aturan main dalam berkelompok dengan menjelaskan kembali aturan permainan. Aturan permainannya adalah pertama semua siswa harus berhompimpah untuk menentukan urutan menulis kata beraksara Jawa yang pertama, kedua, ketiga, keempat, dan kelima. Aturan kedua adalah siswa urutan 1 harus mengasut kertu aksara legena lalu memberi 4 kartu kepada teman-temannya. Aturan ketiga adalah siswa urutan 1 menulis salah satu kata yang ada di kartu menggunakan aksara Jawa lalu meminta siswa urutan 2 untuk membaca tulisan tersebut, apabila tidak bisa dilanjutkan siswa urutan selanjutnya. Waktu untuk membaca kata 10 detik. Aturan keempat apabila siswa lain tidak bisa membaca kata yang ditulis menggunakan aksara Jawa, kartu ditutup di tengah. Kartu diberikan kepada siswa yang berhasil membaca kata yang ditulis menggunakan aksara Jawa. 64 Siswa yang paling cepat menerima 4 kartu yang menjadi juara dalam permainan ini. Langkah-langkah untuk menulis dan membaca aksara Jawa diulangi terus menerus. Siswa yang telah menerima 4 kartu, tidak membaca dan menulis tulisan aksara Jawa yang ada di papan penulisan. Siswa yang telah membaca 4 kata tetapi masih memegang kartu, kartu tersebut ditutup di tengah. Siswa yang belum bisa membaca akan tetapi kartu yang dipegang sudah habis, harus mengambil kartu yang ada di tengah dan melanjutkan permainan sampai bisa membaca. Langkah-langkah permainan diulangi kembali akan tetapi yang dipakai untuk permainan yaitu kertu sandhangan swara. Guru membimbing dan mengawasi siswa dalam menggunakan media kertu gladhen aksara Jawa serta menjawab beberapa pertanyaan siswa yang masih bingung dengan aturan permainan. Banyak siswa yang ramai saat permainan, seperti saat menghitung waktu 10 detik untuk menebak kata yang ditulis temannya. Guru menasehati siswa agar tidak ramai karena jika ramai akan mengganggu teman yang lain dan mengganggu konsentrasi siswa saat menebak kata yang dituliskan. Setelah selesai melakukan permainan menggunakan kertu gladhen aksara Jawa, setiap kelompok diberi LKS oleh guru. Setiap kelompok berdiskusi dan mengerjakan LKS tentang membaca kata dan frasa beraksara Jawa legena dan yang mengandung sandhangan swara. Tetapi tidak semua siswa mau berdiskusi dengan kelompoknya. Ada siswa yang mengganggu temannya dan ada juga siswa yang sibuk dengan mainannya sehingga tidak membantu teman satu kelompoknya dalam mengerjakan soal. Guru harus 65 menasehati dan membujuk siswa tersebut agar mau bekerjasama dengan teman sekelompoknya. Setiap kelompok mempresentasikan hasil diskusinya di depan kelas. Guru meminta salah satu perwakilan kelompok untuk maju membacakan hasil diskusinya dan kelompok lain memperhatikan dan mengoreksi LKS kelompoknya. Ada siswa yang tidak mau membacakan di depan kelas karena malu, jadi guru membujuk siswa tersebut dan memberi penguatan supaya berani maju membacakan hasil diskusi. Saat siswa membacakan hasil diskusi di depan kelas banyak siswa yang tidak memperhatikan sehingga ketika siswa ditanya oleh guru, siswa tidak bisa menjawab. Guru bersama dengan siswa membahas hasil diskusi. Setelah itu LKS dikumpulkan kepada guru. c Kegiatan Akhir Guru dan siswa menyimpulkan kegiatan pembelajaran pada hari tersebut, yaitu tentang aksara Jawa legena dan sandhangan swara. Guru memberikan motivasi kepada siswa untuk giat belajar dan terus belajar membaca aksara Jawa. pembelajaran kemudian ditutup dengan doa yang dipimpin oleh ketua kelas dan salam. 2 Siklus I Pertemuan Kedua a Kegiatan Awal Guru membuka pelajaran dengan mengucapkan salam dan semua siswa menjawab dengan kompak. Guru mengondisikan siswa terlebih dahulu sebelum pembelajaran dimulai karena suasan kelas masih ramai setelah istirahat setelah itu guru mengecek kesiapan siswa untuk mengikuti 66 pembelajaran. Guru membagikan nomor sesuai dengan nomor urut presensi siswa untuk dipasang. Guru selanjutnya melakukan apersepsi dengan menunjukkan gambar batik. Guru bercerita bahwa batik merupakan salah satu contoh kebudayaan Jawa, begitu juga dengan aksara Jawa. guru kemudian menyampaikan materi yang akan dipelajari serta tujuan mempelajari materi tersebut. Pertemuan kedua siklus I, materi difokuskan pada sandhangan panyigeging wanda dan sandhangan wyanjana. b Kegiatan Inti Kegiatan inti pembelajaran diawali dengan mengamati sandhangan panyigeging wanda dan sandhangan wyanjana di papan tulis. Guru juga menuliskan contoh kata yang mengandung sandhangan panyigeging wanda dan sandhangan wyanjana. Kemudian siswa bertanya kepada guru apa yang belum diketahui tentang panyigeging wanda dan sandhangan wyanjana. Guru menjelaskan tentang panyigeging wanda dan sandhangan wyanjana beserta contohnya. Selanjutnya guru menjelaskan bagaimana penulisan panyigeging wanda dan sandhangan wyanjana yang benar. Guru juga menjelaskan bagaimana cara membaca aksara Jawa yang mengandung panyigeging wanda dan sandhangan wyanjana. Guru menunjuk salah satu siswa untuk membaca aksara Jawa yang mengandung sandhangan panyigeging wanda dan sandhangan wyanjana di papan tulis. Ada siswa yang belum bisa membacanya,kemudian dibantu temannya yang bisa membaca aksara Jawa tersebut. 67 Guru kemudian membagi siswa menjadi empat kelompok seperti pada pertemuan pertama. Anggota kelompok sama seperti saat pertemuan pertama. Siswa duduk berkelompok dengan anggota kelompoknya. Setiap kelompok mendapatkan kertu gladhen aksara Jawa. Guru kemudian menjelaskan isi dan peraturan. Isi dari kertu gladhen aksara Jawa pada pertemuan kedua adalah contoh kata yang mengandung sandhangan panyigeging wanda dan sandhangan wyanjana. Guru memastikan setiap siswa memahami aturan main dalam berkelompok dengan menjelaskan kembali aturan permainan. Aturan permainannya sama seperti pada pertemuan pertama. Guru membimbing dan mengawasi siswa dalam menggunakan media kertu gladhen aksara Jawa. Ada siswa yang ramai saat permainan. Guru menasehati siswa agar tidak ramai karena jika ramai akan mengganggu teman yang lain. Setelah selesai melakukan permainan menggunakan kertu gladhen aksara Jawa, setiap kelompok diberi LKS oleh guru. Setiap kelompok berdiskusi dan mengerjakan LKS tentang membaca kata dan frasa beraksara Jawa yang mengandung sandhangan panyigeging wanda dan sandhangan wyanjana. Guru beberapa kali menegur siswa yang ramai. Setiap kelompok mempresentasikan hasil diskusinya di depan kelas. Guru meminta salah satu perwakilan kelompok untuk maju membacakan hasil diskusinya dan kelompok lain memperhatikan dan mengoreksi LKS kelompoknya. Guru bersama dengan siswa membahas hasil diskusi. Setelah itu LKS dikumpulkan kepada guru. 68 c Kegiatan Akhir Guru dan siswa menyimpulkan kegiatan pembelajaran pada hari tersebut, yaitu tentang sandhangan panyigeging wanda dan sandhangan wyanjana. Guru memberikan berpesan kepada siswa untuk giat belajar dan terus belajar membaca aksara Jawa. Bagi yang sudah lancar membaca aksara Jawa juga harus tetap giat belajar. Pembelajaran kemudian ditutup dengan doa yang dipimpin oleh ketua kelas dan salam. 3 Siklus I Pertemuan Ketiga a Kegiatan Awal Guru membuka pelajaran dengan mengucapkan salam. Guru mengecek kesiapan siswa untuk mengikuti pembelajaran. Guru membagikan nomor sesuai dengan nomor urut presensi siswa untuk dipasang. Guru selanjutnya melakukan apersepsi dengan melakukan tanya jawab dengan siswa. Guru menunjukkan gambar yan g ada tulisan Jawa “kopyah anyar” kemudian bertanya kepada siswa siapa yang bisa membaca tulisan tersebut. Banyak siswa yang tunjuk tangan dan membaca tulisan tersebut dengan kompak. Guru kemudian menyampaikan materi yang akan dipelajari serta tujuan mempelajari materi tersebut. Pertemuan ketiga siklus I, materi difokuskan pada kata beraksara Jawa yang mengandung sandhangan swara, sandhangan panyigeging wanda dan sandhangan wyanjana. b Kegiatan Inti Kegiatan inti pembelajaran diawali dengan siswa mengamati kata beraksara Jawa di papan tulis kemudian guru bertanya bagaimana bunyinya 69 dan mengandung sandhangan apa saja di kata tersebut. Banyak siswa yang tunjuk tangan,kemudian guru menunjuk salah satu siswa untuk membaca aksara Jawa dan menyebutkan sandhangan apa saja yang ada di kata tersebut. Ada siswa yang bisa membaca dan menjawab tetapi ada juga yang belum bisa membaca dan menjawab sandhangan apa saja yang ada dalam kata tersebut. Oleh karena itu guru meminta siswa yang sudah bisa membaca untuk membantu membaca dan menjawab siswa yang belum bisa membaca contoh kata aksara Jawa. Guru kemudian menjelaskan kembali tentang sandhangan swara, sandhangan panyigeging wanda, dan sandhangan wyanjana dengan contoh kata yang mengandung sandhangan tersebut. Guru membagi siswa menjadi empat kelompok. Anggota kelompok sama seperti pertemuan sebelumnya. Siswa kemudian duduk berkelompok dengan teman sekelompoknya. Guru membagikan LKS kepada setiap kelompok yaitu soal untuk membaca aksara Jawa kemudian menulisnya dengan huruf latin. Siswa berdiskusi dengan kelompoknya untuk mengerjakan LKS. Setelah selesai perwakilan setiap kelompok mempresentasikan di depan kelas dan kelompok lain mengoreksi LKS kelompoknya. Guru dan siswa membahas hasil diskusi bersama. Guru berpesan bahwa saat mengoreksi harus jujur walaupun yang dikoreksi adalah LKS kelompoknya sendiri. Guru meminta siswa menuliskan jawaban benar dan jawaban salah. LKS kemudian dikumpulkan kepada guru. Kegiatan inti diakhiri dengan melakukan post-test membaca kata beraksara Jawa secara lisan. Setiap siswa dites membaca kata dan frasa 70 beraksara Jawa sebanyak tiga soal. Post-test dilakukan untuk mengetahui kemampuan membaca aksara Jawa siswa setelah diberi tindakan yaitu pembelajaran dengan menggunakan media kertu gladhen aksara Jawa. c Kegiatan Akhir Guru menyimpulkan pembelajaran pada hari tersebut. Guru kemudian memberikan pengharagaan berupa bintang kepada kelompok yang mendapatkan nilai paling tinggi. Pembelajaran ditutup dengan berdoa yang dipimpin oleh ketua kelas dan salam. c. Hasil Observasi Siklus I Observasi dilakukan untuk mengamati jalannya pembelajaran bahasa Jawa materi membaca aksara Jawa menggunakan media kerti gladhen aksara Jawa. Adapun yang diamati adalah aktivitas guru dan aktivitas siswa selama pembelajaran berlangsung. 1 Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus I Aktivitas guru yang diamati adalah semua kegiatan yang dilakukan guru mulai dari kegiatan awal pembelajaran, kegiatan inti pembelajaran, sampai kegiatan akhir pembelajaran. Aktivitas yang diamati disesuaikan disesuaikan dengan indikator yang disusun dalam pedoman observasi guru. Pemberian skor untuk ya=2 dan tidak=1. Berikut ini rekapitulasi hasil observasi sktivitas guru mengajar pada siklus I. 71 Tabel 12. Rekapitulasi Hasil Observasi Aktivitas Guru Mengajar Siklus I Pertemuan Jumlah Skor Skor Akhir 1 16 2,9 2 17 3,09 3 17 3,09 Rata-rata 16,66 3,02 Hasil observasi tersebut kemudian disesuaikan dengan klasifikasi berikut ini. Tabel 13. Klasifikasi Hasil Penilaian Skor Akhir Klasifikasi 3,25-4,00 Sangat Baik SB 2,50-3,25 Baik B 1,75-2,50 Cukup C 1,00-1,75 Kurang K Berdasarkan tabel di atas, hasil penilaian observasi guru pada pertemuan pertama adalah 2,9, pertemuan kedua 3,09 dan pertemuan ketiga adalah 3,09. Jika diklasifikasikan berdasarkan tabel klasifikasi hasil penilaian maka dapat disimpulkan bahwa proses pembelajaran bahasa Jawa materi membaca aksara Jawa menggunakan media kertu gladhen aksara Jawa telah terlaksana dengan baik. 2 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I Observasi aktivitas siswa dilakukan untuk mengamati semua kegiatan yang dilakukan siswa saat proses pembelajaran menggunakan media kertu gladhen aksara Jawa mulai dari kegiatan awal pembelajaran, kegiatan inti pembelajaran, sampai kegiatan akhir pembelajaran. Aktivitas yang diamati disesuaikan dengan indikator yang disusun dalam pedoman observasi siswa. 72 Berikut ini adalah rekapitulasi hasil observasi aktivitas belajar siswa pada siklus I. Tabel 14. Rekapitulasi Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I Aktivitas siswa yang diamati Persentase siswa dengan indikator muncul Rata-rata Pert. I Pert. II Pert. III

A. Respon siswa dalam

menerima pembelajaran 1. Memberikan tanggapan saat apersepsi 47,61 61,9 76,19 61,9 2. Aktif bertanya 66,66 76,19 85,71 76,19 3. Aktif dalam berdiskusi 71,42 85,71 85,71 80,95 4. Aktif dalam mengemukakan pendapat 52,38 71,42 76,17 66,66 5. Aktif dalam menjawab pertanyaan 47,61 57,14 66,66 57,14 B. Keterampilan membaca aksara Jawa 1. Membaca kata beraksara Jawa 85,71 100 100 95,23 2. Membacakan LKS hasil diskusi 85,71 100 100 95,23

C. Penggunaan media kertu

gladhen aksara Jawa 1. Menggunakan media sesuai dengan aturan permainan 90,47 95,23 100 95,23 2. Memperhatikan guru saat memberi penjelasan 76,19 85,71 95,23 85,71 3. Menjawab pertanyaan yang ada pada media kertu gladhen aksara Jawa 100 100 100 100 4. Mengerjakan tugas individu dalam setiap kelompok 76,19 80,95 85,71 80,95 Aktivitas siswa yang diamati yang pertama adalah respon siswa dalam menerima pembelajaran. Indikator yang pertama adalah siswa memberikan tanggapan saat apersepsi. Pada siklus I ketika guru memberi apersepsi dengan menyanyikan lagu ha na ca ra ka, bercerita tentang batik, siswa antusias 73 memberikan tanggapan seperti ketika guru bertanya ada yang tau isi lagu ha na ca ra ka dan siswa menjawab serentak. Ada juga siswa yang menaggapi apersepsi dengan bertanya tentang batik. Pada pertemuan pertama ada 47,61 siswa memberikan tanggapan saat guru memberikan apersepsi, pada pertemuan kedua ada 61,9 siswa, dan pada pertemuan ketiga 76,19. Indikator yang kedua adalah siswa aktif bertanya. Pertanyaan siswa misalnya ketika belum paham dengan apa yang dijelaskan oleh guru dan ada juga siswa yang bertanya apa yang ingin diketahuinya. Ada 66,66 siswa pada pertemuan pertama, sisanya masih malu-malu ketika ingin bertanya kepada guru. Pada pertemuan kedua ada 76,19 siswa dan 85,71 pada pertemuan ketiga. Indikator yang ketiga adalah siswa aktif dalam berdiskusi. Ada 71,42 siswa yang ikut aktif dalam diskusi baik diskusi kelompok maupun diskusi kelas. Pada pertemuan kedua dan pertemuan ketiga ada 85,71 siswa aktif dalam diskusi. Indikator yang keempat adalah siswa aktif dalam mengemukakan pendapat. Pada pertemuan pertama ada 52,38 siswa, pertemuan kedua 71,42 siswa, dan pertemuan ketiga 76,19. Indikator kelima adalah siswa aktif dalam menjawab pertanyaan. Misalnya ketika guru bertanya sandhangan apa saja yang ada pada ka ta “cacing”. siswa berlomba- lomba menjawabnya, walaupun tidak semua jawaban siswa benar. Pada pertemuan pertama ada 47,61, 57,14 pada pertemuan kedua, dan 66,66 pada pertemuan ketiga. Aktivitas siswa yang diamati yang kedua adalah keterampilan membaca aksara Jawa. Indikator yang pertama adalah siswa membaca aksara Jawa. 74 Pada siklus I siswa membaca contoh kata beraksara Jawaa. Ada 85,71 siswa yang mau dan berani membaca aksara Jawa pada pertemuan pertama, dan 100 siswa mau membaca aksara Jawa pada pertemuan kedua dan ketiga. Indikator yang kedua adalah siswa membacakan LKS hasil diskusi. Ada 85,71 siswa yang antusias membacakan LKS hasil diskusi di depan kelas, dan 100 siswa pada pertemuan kedua dan pertemuan ketiga. Siswa berebutan ingin membacakan hasil diskusi kelompok, oleh karena itu guru menunjuk perwakilan setiap kelompok. Aktivitas siswa yang ketiga yang diamati adalah penggunaan media kertu gladhen aksara Jawa. Indikator yang pertama adalah menggunakan media sesuai dengan peraturan permainan. Ada 90,47 siswa yang menggunakan media sesuai dengan peraturan permainan pada pertemuan pertama, 95,23 siswa pada pertemuan kedua, dan 100 siswa pada pertemuan ketiga. Siswa sangat antusias dan senang dalam menggunakan media kertu gladhen aksara Jawa dalam pembelajaran. Hal tersebut dapat terlihat dari ekspresi siswa ketika menggunakan media kertu gladhen aksara Jawa. Indikator yang kedua adalah memperhatikan guru saat memberi penjelasan. Ada 76,19 siswa yang memperhatikan guru saat memberi penjelasan pada pertemuan pertama, 85,71 siswa pada pertemuan kedua, dan 95,23 pada pertemuan ketiga. Indikator ketiga adalah menjawab pertanyaan yang ada pada media kertu gladhen aksara Jawa. Ada 100 siswa yang menjawab pertanyaan pada media kertu gladhen aksara Jawa pada pertemuan pertama, kedua, dan ketiga. Semua siswa antusias dan senang 75 ketika menjawab pertanyaan. Indikator yang keempat adalah mengerjakan tugas individu dalam setiap kelompok. Ada 76,19 siswa yang mengerjakan tugas dalam kelompok pada pertemuan pertama, 80,95 siswa pada pertemuan kedua, dan 85,71 pada pertemuan ketiga. Dalam kelompok ada yang menggantungkan tugas kelompok pada satu orang. Guru kemudian memberitahu bahwa tugas kelompok itu dikerjakan secara berkelompok dengan diskusi bukan dikerjakan oleh satu orang. 3 Observasi Hasil Belajar Siswa Observasi hasil belajar dilakukan untuk mengetahui hasil belajar siswa setelah diberi tindakan. Hasil belajar siswa diperoleh dari nilai siswa ketika melakukan post-test membaca kata beraksara Jawa. Berikut adalah data nilai post-test siswa siklus I. Tabel 15. Nilai Post-test Membaca Aksara Jawa Siklus I No Nama Siswa Inisial Nilai Keterangan Tuntas Belum Tuntas 1 AKA 66,6 √ 2 MP 83,3 √ 3 RDA 66,6 √ 4 DFP 58,3 √ 5 FA 33,3 √ 6 IN 8,3 √ 7 SH 83,3 √ 8 SAA 83,3 √ 9 AW 91,6 √ 10 CF 50 √ 11 ES 91,6 √ 12 VK 100 √ 13 IS 100 √ 14 KNP 83,3 √ 15 LAC 91,6 √ 16 MJ 100 √ 17 RW 66,6 √ 18 SAY 66,6 √