Penilaian Membaca Aksara Jawa

26 Prinsip tempo dan irama perkembangan maksudnya adalah anak berkembang sesuai dengan tempo dan irama perkembangan sendiri-sendiri yang teratur. Setiap anak memiliki tempo dan irama perkembangan yang berbeda-beda. Ada anak yang memiliki tempo dan irama perkembangan yang cepat tetapi ada pula anak yang memiliki tempo dan irama perkembangan yang lambat. Misalnya di dalam sebuah kelas terdapat anak yang berumur 10 tahun tetapi memiiki kematangan berpikir sama dengan anak yang berusia 12 tahun, ada juga anak yang berumur 12 tahun tetapi memiliki kematangan berpikir seperti anak yang berusia 10 tahun. Tempo dan irama perkembangan ditentukan oleh dua faktor yaitu faktor pembawaan potensi dasar dan lingkungan. Makin tinggi potensi dasar makin cepat irama dan tempo perkembangannya. Demikian pula sebaliknya, makin rendah potensi dasar yang akan dimiliki anak, maka tempo dan irama perkembangannya makin lambat. c. Prinsip Kesamaan Pola Prinsip ini mengemukakan bahwa anak sebagai manusia mengikuti pola umum yang sama dalam perkembangannya. Misalnya secara umum anak yang berumur 7 tahun sudah dapat memasuki jenjang pendidikan Sekolah Dasar dan mencapai kemampuan berpikir konkret. Anak berumur 13 tahun telah memasuki masa pra remaja dan siap memasuki jenjang pendidikan Sekolah Menengah Pertama. Prinsip ini memiliki beberapa implikasi dalam pelaksanaan pendidikan yaitu: 27 1 pada umumnya pendidikan dapat dilaksanakan secara klasikal terhadap anak yang berumur kronologis sama, 2 dapat dilaksanakan keseragaman pendidikan untuk anak tingkat umur kronologis tertentu, dan 3 dapat disediakan alat-alat tertentu yang dapat digunakan dari generasi kegenerasi berikutnya untuk anak yang sebaya. d. Prinsip Kematangan Seorang anak dapat mengikuti proses belajar di sekolah apabila ia telah matang secara intelektual, sosial dan emosional untuk mengikuti tugas-tugas belajar di Sekolah Dasar. Secara intelektual anak Sekolah Dasar dikatakan matang apabila telah mencapai kemampuan berfikir konkret sehingga dapat memecahkan masalah konseptual dan simbol-simbol dalam pelajaran membaca, menulis, berhitung. Secara sosial-emosional anak harus dapat membina keakraban dengan teman sebaya, mengikuti aturan sekolah, dan memiliki kemandirian. Seorang anak yang belum matang untuk masuk ke Sekolah Dasar tetapi dipaksa untuk mengikuti pelajaran di sekolah, kemungkinan akan timbul perasaan gagal, tidak berdaya, dan tidak mampu belajar serta hilangnya kepercayaan kepada kemampuan sendiri. e. Prinsip Kontinuitas Perkembangan berlangsung secara terus menerus dan berkesinambungan. Perkembangan pada periode awal mempengaruhi pencapaian perkembangan periode berikutnya. Jika seorang anak dapat