Penggunaan media kertu HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
93
pertemuan ketiga. Siswa tidak lagi menggantungkan tugas kelompok pada satu orang. Siswa telah berdiskusi dan menyelesaikan tugas kelompok
bersama-sama.
3 Observasi Hasil Belajar Siswa
Hasil belajar siswa didapat dari post-test yang dilakukan pada akhir siklus II. Nilai post-test ditelaah untuk mengetahui hasil belajar siswa setelah
diberi tindakan. Berikut ini adalah data nilai post-test pada siklus II. Tabel 20. Nilai Post-test Membaca Aksara Jawa Siklus II
No Nama Siswa
Inisial Nilai
Keterangan Tuntas
Belum Tuntas
1 AKA
66,6 √
2 MP
91,6 √
3 RDA
83,3 √
4 DFP
83,3 √
5 FA
58,3 √
6 IN
100 √
7 SH
91,6 √
8 SAA
100 √
9 AW
100 √
10 CF
83,3 √
11 ES
100 √
12 VK
100 √
13 IS
100 √
14 KNP
100 √
15 LAC
100 √
16 MJ
100 √
17 RW
91,6 √
18 SAY
91,6 √
19 MAS
66,6 √
20 ZJ
100 √
21 CW
91,6 √
Jumlah 1899,4
Rata-rata 90,44
Ketuntasan 85,71
14,29 Nilai tertinggi
100 Nilai terendah
58,3
94
Berdasarkan tabel di atas, ada 18 siswa yang telah memenuhi KKM yaitu dengan perolehan nilai ≥70. Presentase ketuntasan pada siklus II adalah
85,71 atau 18 siswa. Siswa yang belum memenuhi KKM adalah 14,29 atau 3 siswa. Nilai terendah siswa pada post-test siklus II adalah 58,3 yang
diperoleh oleh FA, sedangkan nilai tertinggi adalah 100 yang diperoleh oleh SAA, AW, ES, VK, IS, KNP, LAC, MJ, dan ZJ. Data diatas dapat disajikan
dalam diagram batang sebagai berikut.
Gambar 15. Nilai Post-test Membaca Aksara Jawa Siklus II Data post-test siklus II di atas kemudian dibandingkan dengan data nilai
yang diperoleh siswa pada saat pra-tindakan dan pada saat post-test siklus I. Hal ini dilakukan untuk mengetahui seberapa besar peningkatan yang terjadi
setelah ada perbaikan tindakan pada siklus II. Berikut adalah perbandingan nilai siswa pada saat pra-tindakan, post-test siklus I, dan post-test siklus II.
20 40
60 80
100 120
Nilai Terendah
Nilai Tertinggi
Rata-rata Ketuntasan
Nilai Post-test Membaca Aksara Jawa Siklus II
Nilai Post-test Membaca Aksara Jawa Siklus II
95
Tabel 21. Perbandingan Nilai Siswa pada Pre-test, Post-test Siklus I, dan Post-test Siklus II
No Nama Siswa
Inisial Nilai Pre-test
Nilai Post-test Siklus I
Nilai Post-test Siklus II
1 AKA
66,6 66,6
2 MP
50 83,3
91,6 3
RDA 25
66,6 83,3
4 DFP
58,3 83,3
5 FA
5 33,3
58,3 6
IN 8,3
100 7
SH 55
83,3 91,6
8 SAA
65 83,3
100 9
AW 35
91,6 100
10 CF
45 50
83,3 11
ES 60
91,6 100
12 VK
80 100
100 13
IS 40
100 100
14 KNP
80 83,3
100 15
LAC 90
91,6 100
16 MJ
70 100
100 17
RW 55
66,6 91,6
18 SAY
15 66,6
91,6 19
MAS 55
58,3 66,6
20 ZJ
70 91,6
100 21
CW 60
83,3 91,6
Jumlah 955
1557,5 1899,4
Rata-rata 45,47
74,16 90,44
Ketuntasan 23,8
57,14 85,71
Nilai tertinggi 90
100 100
Nilai terendah 8,3
58,3
Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa telah terjadi peningkatan keterampilan membaca pada siswa setelah diberi tindakan. Rata-rata nilai
siswa secara keseluruhan juga meningkat yaitu 45,47 pada pre-test pra- tindakan, 74,16 pada post-test siklus I, dan 90,44 pada post-test siklus II.
Nilai tertinggi yang diperoleh siswa juga meningkat, yaitu 90 pada pre-test dan 100 pada post-test siklus I dan siklus II. Apabila dilihat dari nilai yang
diperoleh siswa pada siklus I dan siklus II, keterampilan membaca siswa
96
meningkat. Hanya ada satu siswa yang nilainya tetap yaitu AKA dengan perolehan nilai 66,6 pada siklus I dan siklus II. Nilai terendah siswa pada
siklus II juga mengalami peningkatan yaitu dari 8,3 menjadi 58,3. Peningkatan nilai membaca aksara Jawa siswa pada pre-test, post-test siklus
I, dan post-test siklus II juga dapat dilihat dalam diagram batang berikut ini.
Gambar 16. Perbandingan Nilai Membaca Aksara Jawa pada Pre-test, Post-test Siklus I, dan Post-test Siklus II
d. Refleksi Tindakan Siklus II
Refleksi dilakukan untuk mengetahui apakah pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan sudah sesuai dengan yang direncanakan. Peneliti dan guru
melakukan refleksi terhadap kegiatan pembelajaran selama siklus II dengan berpedoman pada data hasil observasi pada saat pelaksanaan tindakan siklus
II. Berdasarkan hasil observasi yang telah dipaparkan di atas,
pembelajaran pada siklus II telah sesuai dengan perencanaan yang dibuat.
20 40
60 80
100 120
Nilai Terendah Nilai Tertinggi Rata-rata
Ketuntasan
Perbandingan Nilai Membaca Aksara Jawa pada Pre- test, Post-test Siklus I, dan Post-test Siklus II
Pre-test Post-test Siklus I
Post-test Siklus II
97
Guru telah terlebih dahulu membuat suasana kelas menjadi lebih kondusif dengan melakukan tepuk belajar sebelum pembelajaran dimulai. Hal ini
dilakukan untuk memfokuskan perhatian siswa sebelum masuk ke materi yang akan disampaiakan. Guru juga berkata “konsentrasi” dan siswa serentak
menjawab “konsentrasi dimulai” ketika pembelajaran berlangsung dan siswa ramai. Guru memberikan beberapa peraturan ketika pembelajaran
berlangsung yaitu setiap kelompok diberikan nilai 100, dan ketika ada salah satu anggota yang ramai, mengganggu temannya maka nilai tersebut akan
berkurang 10 poin. Dengan peraturan tersebut pembelajaran berlangsung lebih kondusif. Dalam permainan menggunakan kertu gladhen aksara Jawa
guru telah memberikan waktu dalam permainannya yaitu 20 menit. Dengan diberi waktu siswa menjadi lebih fokus dan cepat dalam menebak. Guru juga
telah memberikan tugas kepada setiap individu untuk mengerjakan LKS pada buku masing-masing supaya tidak menggantungkan pekerjaan pada satu
orang. Berdasarkan hasil observasi terhadap nilai membaca aksara Jawa siswa,
85,71 siswa telah memenuhi KKM membaca aksara Jawa. oleh karena itu, penelitian tindakan ini dikatakan telah berhasil dan penelitian dihentikan pada
siklus II karena telah memenuhi kriteria keberhasilan penelitian.