Pengertian Sandhangan Kajian tentang Materi Pembelajaran Aksara Jawa

21 Keterangan penulisan sandhangan panyigeg wanda yaitu: 1 Sandhangan wingyan dipakai untuk melambangkan konsonan h sebagai penutup suku kata. Sandhangan wingyan ditulis di belakang aksara. 2 Sandhangan layar dipakai untuk melambangkan konsonan r sebagai penutup suku kata. Sandhangan layar ditulis di atas aksara. 3 Sandhangan cecak dipakai untuk melambangkan konsonan ng sebagai penutup suku kata. Terdapat tiga aturan dalam penggunaan cecak, yaitu sandhangan cecak ditulis di atas bagian akhir aksara, cecak ditulis di belakang sandhangan swara wulu dalam suatu suku kata, dan cecak ditulis di dalam pepet di bagian atas aksara. 4 Sandhangan pangkon dipakai untuk menyatakan konsonan matipenutup dalam suatu suka kata. Dalam penulisannya terdapat tiga aturan yaitu pangkon ditulis di belakang aksara yang dimatikan, pangkon juga dapat digunakan sebagai batas bagian kalimat seperti tanda koma, dan pangkon digunakan supaya penulisan aksara Jawa tidak bersusun lebih dari dua tingkat. c. Sandhangan Wyanjana Sandhangan Wyanjana merupakan penanda aksara konsonan yang dilekatkan pada aksara konsonan lain di dalam suatu suku kata Pedoman Penulisan Aksara Jawa, 2002: 29. 22 Tabel 4. Sandhangan Wyanjana Nama Wujud Swanten Cakra ra Keret re Pengkal ya Keterangan penulisan sandhangan wyanjana yaitu: 1 Tanda cakra melambangkan konsonan r yang dilekatkan pada konsonan lain dalam satu suku kata. Tanda cakra ditulis serangkai dengan aksara. Aksara yang sudah diberi tanda cakra dapat diberi sandhangan selain sandhangan pepet dan penanda gugus konsonan. 2 Tanda keret dipakai untunk melambangkan r yang diikuti suara pepet yang dilekatkan pada konsonan lain dalam satu suku kata. Tanda keret ditulis serangkai dengan aksara. 3 Tanda pengkal dipakai untuk melambangkan konsonan y yang dilekatkan pada konsonan lain dalam satu suku kata. Tanda pengkal ditulis serangkai dengan aksara.

3. Pembelajaran Aksara Jawa di Sekolah Dasar

Menurut kurikulum 2013 yang terdapat di Sekolah Dasar, pembelajaran membaca aksara Jawa untuk kelas IV semester 2 dapat disajikan pada Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar tabel berikut. 23 Tabel 5. KI dan KD Bahasa Jawa Kelas IV SD Kompetensi Inti Kompetensi Dasar 3. Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati mendengar, melihat, membaca dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di ruma, sekolah, dan tempat bermain. 3.4 Mengenal sandhangan panyigeging wanda dan sandhangan wyanjana. 4. Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas, logis, dan sistematis, dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak bermain dan berakhlak mulia. 4.4 Membaca dan menulis huruf Jawa yang mengandung sandhangan panyigeging wanda dan sandhangan wyanjana. Berdasarkan Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar tersebut, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran membaca aksara Jawa kelas IV SD terdiri dari membaca huruf Jawa yang mengandung sandhangan panyigeging wanda dan sandhangan wyanjana.

4. Penilaian Membaca Aksara Jawa

Penilaian membaca aksara Jawa meliputi beberapa aspek. Aspek keterampilan membaca aksara Jawa diadopsi dari Soni Indrawan 2014: 24 meliputi: a. Ketepatan menyuarakan tulisan Ketepatan menyuarakan tulisan digunakan untuk menilai ketepatan setiap kata yang diucapkan siswa dengan tulisan aksara Jawa yang ditulis. 24 b. Lafal Lafal digunakan untuk menilai ketepatan siswa dalam mengucapkan bunyi bahasa. Dalam pembelajaran aksara Jawa, ada sejumlah fonem yang dilafalkan tidak sesuai dengan tulisannya. c. Kelancaran Kelancaran digunakan untuk menilai keberhasilan siswa dalam mengucapkan kata aksara Jawa. Berdasarkan pedoman penilaian di atas maka aspek yang digunakan peneliti untuk menilai siswa dalam membaca aksara Jawa adalah ketepatan menyuarakan tulisan, lafal, dan kelancaran.

D. Kajian tentang Karakteristik Peserta Didik

1. Tugas-tugas Perkembangan

Anak usia Sekolah Dasar 7-12 tahun termasuk ke dalam masa kanak- kanak akhir. Pada masa ini pergaulan anak sudah semakin luas. Anak sudah mulai bergaul dan berinteraksi dengan orang-orang yang ada di luar rumahnya yaitu dengan orang atau teman yang ada di sekitar rumah dan teman-teman di sekolah. Agar dapat diterima oleh masyarakat maka anak harus menguasai dan menyelesaikan tugas-tugas perkembangannya. Adapun tugas perkembangan pada masa kanak-kanak akhir menurut Rita Eka Izzaty, dkk 2013: 102 yaitu: a. belajar keterampilan fisik yang diperlukan untuk bermain, b. sebagai makhluk yang sedang tumbuh, mengembangkan sikap yang sehat mengenai diri sendiri, c. belajar bergaul dengan teman sebaya, d. mulai mengembangkan peran sosial pria atau wanita, 25 e. mengembangkan keterampilan-keterampilan dasar untuk membaca, menulis, dan berhitung, f. mengembangkan pengertian-pengertian yang diperlukan untuk kehidupan sehari-hari, g. mengembangkan kata batin, moral, dan skala nilai, h. mengembangkan sikap terhadap kelompok sosial dan lembaga, dan i. mencapai kebebasan pribadi. Keberhasilan dalam menyelesaikan tugas-tugas perkembangan pada masa kanak-kanak akhir lebih banyak ditentukan oleh guru di sekolah. Lingkungan keluarga, sekolah, dan lingkungan teman sebaya secara bersama- sama akan mewarnai penyelesaian tugas perkembangan anak.

2. Prinsip-prinsip Perkembangan Anak Usia SD

Menurut Elida Prayitno 1991: 23-25 prinsip-prinsip perkembangan anak tingkat sekolah dasar adalah sebagai berikut. a. Prinsip Kesatuan Organis Prinsip kesatuan organis maksudnya bahwa anak merupakan suatu kesatuan fisik dan psikis dan kesatuan komponen dari kedua unsur di atas. Perkembangan komponen fisik dan psikis saling bersangkut paut dan mempengaruhi satu sama lain. Oleh karena itu dalam proses belajar sangatlah penting untuk melibatkan sebanyak mungkin komponen fisik maupun komponen psikis murid secara serempak agar hasil belajar yang maksimal dapat tercapai. Jika salah satu komponen terganggu maka komponen yang lainnya juga akan ikut terganggu, misalnya jika dalam proses belajar anak sakit fisiknya atau fisiknya lemah akibat kurang gizi maka mental anak juga ikut terganggu sehingga anak tidak dapat belajar secara optimal. b. Prinsip Tempo dan Irama Perkembangan