Respon siswa dalam Respon siswa dalam

75 ketika menjawab pertanyaan. Indikator yang keempat adalah mengerjakan tugas individu dalam setiap kelompok. Ada 76,19 siswa yang mengerjakan tugas dalam kelompok pada pertemuan pertama, 80,95 siswa pada pertemuan kedua, dan 85,71 pada pertemuan ketiga. Dalam kelompok ada yang menggantungkan tugas kelompok pada satu orang. Guru kemudian memberitahu bahwa tugas kelompok itu dikerjakan secara berkelompok dengan diskusi bukan dikerjakan oleh satu orang. 3 Observasi Hasil Belajar Siswa Observasi hasil belajar dilakukan untuk mengetahui hasil belajar siswa setelah diberi tindakan. Hasil belajar siswa diperoleh dari nilai siswa ketika melakukan post-test membaca kata beraksara Jawa. Berikut adalah data nilai post-test siswa siklus I. Tabel 15. Nilai Post-test Membaca Aksara Jawa Siklus I No Nama Siswa Inisial Nilai Keterangan Tuntas Belum Tuntas 1 AKA 66,6 √ 2 MP 83,3 √ 3 RDA 66,6 √ 4 DFP 58,3 √ 5 FA 33,3 √ 6 IN 8,3 √ 7 SH 83,3 √ 8 SAA 83,3 √ 9 AW 91,6 √ 10 CF 50 √ 11 ES 91,6 √ 12 VK 100 √ 13 IS 100 √ 14 KNP 83,3 √ 15 LAC 91,6 √ 16 MJ 100 √ 17 RW 66,6 √ 18 SAY 66,6 √ 76 No Nama Siswa Inisial Nilai Keterangan Tuntas Belum Tuntas 19 MAS 58,3 √ 20 ZJ 91,6 √ 21 CW 83,3 √ Jumlah 1557,5 12 9 Rata-rata 74,16 Ketuntasan - 57,14 42,86 Nilai tertinggi 100 Nilai terendah 8,3 Berdasarkan data di atas, ada 12 siswa yang telah memenuhi KKM yaitu dengan perolehan nilai ≥70. Presentase ketuntasan pada siklus I adalah 57,14, sedangkan siswa yang belum memenuhi KKM ada 42,86 atau 9 siswa. Nilai terendah siswa pada post-test siklus I adalah 8,3 yang diperoleh oleh IN, sedangkan nilai tertinggi adalah 100 yang diperoleh oleh VK, IS, dan MJ. Nilai rata-rata dari keseluruhan siswa yaitu 74,16. Data di atas dapat digambarkan dalam diagram batang sebagai berikut. Gambar 11. Nilai Post-test Membaca Aksara Jawa Siklus I 20 40 60 80 100 120 Nilai terendah Nilai Tertinggi Rata-rata Ketuntasan Nilai Post-test Membaca Aksara Jawa Siklus I Nilai Post-test Membaca Aksara Jawa Siklus I 77 Data nilai post-test kemudian dibandingkan dengan data nilai yang diperoleh siswa pada saat pre-test untuk mengetahui seberapa besar peningkatan yang terjadi setelah diberi tindakan. Berikut ini adalah perbandingan nilai siswa sebelum diberi tindakan pre-test dengan nilai setelah diberi tindakan post-test. Tabel 16. Perbandingan Nilai Siswa pada pre-test dan Post-test Siklus I No Nama Siswa Inisial Nilai Pre-test Nilai Post-test Presentase Peningkatan 1 AKA 66,6 66,6 2 MP 50 83,3 33,3 3 RDA 25 66,6 41,6 4 DFP 58,3 58,3 5 FA 5 33,3 28,3 6 IN 8,3 8,3 7 SH 55 83,3 28,3 8 SAA 65 83,3 18,3 9 AW 35 91,6 56,6 10 CF 45 50 5 11 ES 60 91,6 31,6 12 VK 80 100 20 13 IS 40 100 60 14 KNP 80 83,3 3,3 15 LAC 90 91,6 1,6 16 MJ 70 100 30 17 RW 55 66,6 11,6 18 SAY 15 66,6 51,6 19 MAS 55 58,3 3,3 20 ZJ 70 91,6 21,6 21 CW 60 83,3 23,3 Jumlah 955 1557,5 - Rata-rata 45,47 74,16 28,69 Ketuntasan 23,8 57,14 33,34 Nilai tertinggi 90 100 10 Nilai terendah 8,3 8,3 78 Berdasarkan data di atas, dapat diketahui bahwa semua siswa mengalami peningkatan nilai setelah diberikan tindakan. Nilai rata-rata siswa secara keseluruhan juga mengalami peningkatan yaitu sebesar 28,69. Nilai terendah saat pre-test 0 sedangkan nilai terendah saat post-test 8,3. Nilai tertinggi tertinggi yang diperoleh siswa mengalami peningkatan sebesar 10 yaitu 90 saat pre-test dan 100 saat post-test. Siswa yang telah memenuhi KKM pada saat pre-test dan post-test juga meningkat sebesar 33,34. Perbandingan data pre-test dengan data post-test di atas dapat dilihat dalam diagram batang berikut ini. Gambar 12. Perbandingan Nilai Membaca Aksara Jawa Siswa pada Pre- test dan Post-test Siklus I d. Refleksi Tindakan Siklus I Tahap refleksi merupakan tahap dimana peneliti dan guru melakukan refleksi terhadap kegiatan pembelajaran yang dilakukan. Peneliti dan guru melakukan refleksi terhadap kegiatan pembelajaran selama siklus I dengan 20 40 60 80 100 120 Nilai Terendah Nilai Tertinggi Rata-rata Ketuntasan Perbandingan Nilai Membaca Aksara Jawa pada Pre- test dan Post-test Siklus I Pre-test Post-test siklus I 79 berpedoman pada data hasil observasi pada saat pelaksanaan tindakan siklus I. Berdasarkan data hasil observasi siklus I yang terkumpul, peneliti menemukan beberapa masalah yang menjadi bahan refleksi pada tindakan siklus I, yaitu sebagai berikut. 1 Ketuntasan nilai membaca aksara Jawa pada siklus I mencapai 57,14 sehingga belum mencapai kriteria keberhasilan tindakan yang direncanakan. 2 Beberapa siswa tidak memperhatikan ketika guru menyampaikan materi. 3 Beberapa siswa ramai dan mengganggu teman yan lain. 4 Beberapa kelompok masih menggantungkan pengerjaan soal kelompok pada satu orang. 5 Beberapa kelompok terlalu lama menggunakan media kertu gladhen aksara Jawa. 6 Penggunaan gambar dan warna pada media kertu gladhen aksara Jawa tidak konsisten. Gambar 13. Media kertu gladhen aksara Jawa siklus I 80 Berdasarkan permasalahan di atas, maka perbaikan untuk siklus II adalah sebagai berikut. 1 Guru membuat suasana kelas kondusif agar siswa bisa fokus ketika guru menyampaikan materi. Misalnya dengan tepuk belajar dan konsentrasi yaitu ketika guru berkata “konsentrasi” kemudian siswa menjawab “konsentrasi dimulai”. 2 Guru akan memberikan nilai awal kepada setiap kelompok, kemudian jika kelompok tersebut ramai maka guru akan mengurangi 10 poin. 3 Guru memberikan tugas individu kepada setiap kelompok yaitu setiap siswa harus mengerjakan LKS di buku agar tidak ada siswa yang menggantungkan pekerjaan kepada satu orang. 4 Guru memberikan waktu kepada kelompok saat menggunakan media kertu gladhen aksara Jawa. 5 Gambar dan warna pada media kertu gladhen disesuaikan dan disamakan. Gambar 14. Media kertu gladhen aksara Jawa siklus II 81

2. Deskripsi Hasil Penelitian Siklus II

a. Perencanaan Tindakan Siklus II Perencanaan tindakan siklus II dibuat berdasarkan refleksi dari pelaksanaan siklus I. Beberapa hal yang dilakukan dalam tahap perencanaan tindakan siklus II sebagai berikut. 1 Dalam proses pembelajaran bahasa Jawa materi aksara Jawa guru akan memberikan nilai awal kepada setiap kelompok, tepuk belajar, dan konsentrasi supaya kelas menjadi kondusif dan tidak ramai. 2 Menyiapkan media kertu gladhen aksara Jawa yang sudah diperbaiki untuk digunakan dalam proses pembelajaran dengan pertimbangan dari dosen pembimbing dan guru kelas. Dalam penggunaan media kertu gladhen waktu untuk bermain dibatasi supaya siswa lebih fokus. 3 Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP dengan materi yang telah disepakati oleh peneliti dan guru. RPP disusun disesuaikan dengan langkah-langkah pembelajaran menggunakan media kertu gladhen aksara Jawa. RPP yang telah disusun kemudian dikonsultasikan kepada dosen pembimbing. RPP yang telah disusun dijadikan pedoman dalam melaksanakan pembelajaran bahasa Jawa khusunya materi membaca aksara Jawa. 4 Menyiapkan soal dan kunci jawaban untuk post-test siklus II. Soal yang sudah dibuat kemudian dikonsultasikan kepada dosen pembimbing dan guru kelas. 82 5 Menyiapkan Lembar Kerja Siswa LKS untuk pertemuan I, II, dan pertemuan III serta kunci jawaban LKS. 6 Menyiapkan lembar observasi guru dan lembar observasi siswa yang digunakan sebagai pedoman pengamatan selama proses pembelajaran bahasa Jawa menggunakan media kertu gladhen aksara Jawa. b. Pelaksanaan Tindakan Siklus II Pelaksanaan penelitian tindakan kelas pada siklus II terdiri dari tiga pertemuan. Pertemuan pertama dilaksanakan pada tanggal 6 Maret 2017, pertemuan kedua dilaksanakan pada tanggal 13 Maret 2017, dan pertemuan ketiga dilaksanakan pada tanggal 20 Maret 2017. Berikut ini adalah pemaparan hasil observasi selama siklus II. 1 Siklus II Pertemuan Pertama a Kegiatan Awal Pembelajaran dimulai setelah istirahat pertama berakhir. Guru membuka pelajaran dengan memberi salam kepada siswa dan semua siswa menjawab dengan kompak. Guru selanjutnya mengecek kesiapan siswa untuk mengikuti belajar dengan tepuk belajar. Tepuk belajar membuat siswa senang dan semangat untuk belajar. Guru melakukan apersepsi dengan melakukan tanya jawab dengan siswa. Guru menunjukkan gambar seorang anak membeli pensil dan di belakang gambar ada tulisan aksara Jawa. Guru kemudian menyampaikan materi yang akan dipelajari yaitu kalimat yang aksara Jawa legena dan kalimat yang mengandung sandhangan swara. b Kegiatan Inti 83 Kegiatan inti dimulai dengan siswa kembali mengamati huruf aksara legena dan sandhangan swara. Guru kemudian menunjuk siswa secara acak untuk menyebutkan huruf aksara legena dan sandhangan swara kemudian menulisnya di papan tulis. Kegiatan tersebut bertujuan untuk mengetahui pemahaman siswa. Guru menuliskan contoh kalimat yang beraksara legena dan kalimat yang mengandung sandhangan swara. Siswa kemudian membacanya dan bertanya kepada guru apabila ada yang belum dimengerti. Guru menjelaskan materi tentang kalimat beraksara legena dan kalimat yang mengandung sandhangan swara. Guru selanjutnya membagi siswa ke dalam empat kelompok. Anggota kelompok sama seperti pada pertemuan sebelumnya. Siswa kemudian duduk berkelompok dengan teman sekelompoknya Setiap kelompok mendapatkan kertu gladhen aksara Jawa. Guru menyampaikan kembali aturan permainan kertu gladhen aksara Jawa. Kertu gladhen aksara Jawa yang digunakan sama dengan pertemuan sebelumnya yaitu kata beraksara legena dan mengandung sandhangan swara. Tetapi dalam permainan ini diberi waktu yaitu 20 menit supaya siswa bisa fokus pada permainan dan menebak dengan benar tidak asal-asalan. Guru kemudian membagikan LKS kepada setiap kelompok yaitu soal untuk membaca kalimat aksara Jawa kemudian menulisnya dengan huruf latin. Siswa berdiskusi dengan kelompoknya untuk mengerjakan LKS. Setelah selesai perwakilan setiap kelompok mempresentasikan di depan kelas dan kelompok lain mengoreksi LKS kelompoknya. Guru dan siswa 84 membahas hasil diskusi bersama. Guru meminta siswa menuliskan jawaban benar dan jawaban salah. LKS kemudian dikumpulkan kepada guru. c Kegiatan Akhir Guru memberikan bintang kepada kelompok yang mendapatkan nilai paling tinggi. Guru kemudian menyimpulkan pembelajaran pada hari tersebut. Pembelajaran ditutup dengan berdoan dan salam. 2 Siklus II Pertemuan Kedua a Kegiatan Awal Guru membuka pelajaran dengan memberi salam kepada siswa dan semua siswa menjawab dengan kompak. Guru selanjutnya mengecek kesiapan siswa untuk mengikuti belajar dengan tepuk belajar seperti pada pertemuan pertama. Guru juga memberikan peraturan kepada siswa yaitu ketika guru mengucapkan kata konsentrasi, maka seluruh siswa harus menjawab konsentrasi dimulai. Hal tersebut dilakukan agar semua siswa memperhatikan guru ketika materi disampaikan dan siswa tidak ramai. Guru melakukan apersepsi dengan melakukan tanya jawab dengan siswa. Guru menunjukkan gambar Candi Prambanan. Guru bercerita tentang asal mula Candi Prambanan. Guru kemudian menyampaikan materi yang akan dipelajari yaitu kalimat yang mengandung sandhangan panyigeg wanda dan kalimat yang mengandung sandhangan wyanjana. b Kegiatan Inti Kegiatan inti dimulai dengan siswa kembali mengamati sandhangan panyigeg wanda dan sandhangan wyanjana. Guru kemudian menunjuk siswa 85 secara acak untuk menyebutkan sandhangan panyigeg wanda dan sandhangan wyanjana kemudian menulisnya di papan tulis. Kegiatan tersebut bertujuan untuk mengetahui pemahaman siswa. Guru menuliskan contoh kalimat yang mengandung sandhangan panyigeg wanda dan kalimat yang mengandung sandhangan wyanjana. Siswa kemudian membacanya dan bertanya kepada guru apabila ada yang belum dimengerti. Ada siswa yang membaca aksara Jawa masih melihat daftar aksara Jawa. Guru menjelaskan materi tentang kalimat yang mengandung sandhangan panyigeg wanda dan kalimat yang mengandung sandhangan wyanjana. Guru selanjutnya membagi siswa ke dalam empat kelompok. Anggota kelompok sama seperti pada pertemuan sebelumnya. Siswa kemudian duduk berkelompok dengan teman sekelompoknya. Siswa diminta untuk tenang terlebih dahulu sebelum guru membagikan kertu gladhen dan menyampaikan aturan permainan. Setiap kelompok mendapatkan kertu gladhen aksara Jawa. Guru menyampaikan kembali aturan permainan kertu gladhen aksara Jawa. Kertu gladhen aksara Jawa yang digunakan sama dengan pertemuan sebelumnya yaitu contoh kata yang mengandung sandhangan panyigeg wanda dan sandhangan wyanjana. Tetapi dalam permainan ini diberi waktu yaitu 20 menit supaya siswa bisa fokus pada permainan dan menebak dengan benar tidak asal-asalan. Guru beberapa kali mengingatkan waktu yang tersisa. Guru kemudian membagikan LKS kepada setiap kelompok yaitu soal untuk membaca kalimat aksara Jawa yang mengandung sandhangan panyigeg wanda dan sandhangan wyanjana kemudian menulisnya dengan 86 huruf latin. Siswa berdiskusi dengan kelompoknya untuk mengerjakan LKS. Setelah selesai perwakilan setiap kelompok mempresentasikan di depan kelas dan kelompok lain mengoreksi LKS kelompoknya. Guru dan siswa membahas hasil diskusi bersama. Guru meminta siswa menuliskan jawaban benar dan jawaban salah. LKS kemudian dikumpulkan kepada guru. c Kegiatan Akhir Guru memberikan bintang kepada kelompok yang mendapatkan nilai paling tinggi. Guru kemudian menyimpulkan pembelajaran pada hari tersebut. Sebelum menutup pelajaran, guru berpesan kepada siswa agar terus giat belajar membaca aksara Jawa. Pembelajaran ditutup dengan berdoan dan salam. 3 Siklus II Pertemuan Ketiga a Kegiatan Awal Guru membuka pelajaran dengan memberi salam kepada siswa. Guru kemudian mengecek kesiapan siswa untuk mengikuti belajar dengan tepuk belajar seperti pada pertemuan sebelumnya. Guru juga memberikan peraturan kepada siswa yaitu ketika guru mengucapkan kata konsentrasi, maka seluruh siswa harus menjawab konsentrasi dimulai. Hal tersebut dilakukan agar semua siswa memperhatikan guru ketika materi disampaikan dan siswa tidak ramai. Guru melakukan apersepsi dengan melakukan tanya jawab dengan siswa. Guru bertanya kepada siswa “sandhangan ing aksara Jawa ana apa wae,coba sebutna”. Siswa kemudian menjawab dengan serentak. Guru 87 kemudian menyampaikan materi yang akan dipelajari yaitu pengulangan aksara legena dan sandhangan untuk memantapkan pemahaman siswa. b Kegiatan Inti Guru meminta siswa mengamati kalimat beraksara Jawa yang mengandung sandhangan swara, sandhangan panyigeg wanda, dan sandhangan wyanjana. Setelah itu siswa diminta untuk membaca kalimat aksara Jawa tersebut. Ada siswa yang lancar membaca tanpa membuka daftar aksara Jawa. Ada juga siswa yang belum lancar membaca dan masih membuka daftar aksara Jawa. Guru kemudian menjelaskan kalimat yang mengandung sandhangan swara, sandhangan panyigeg wanda, dan sandhangan wyanjana. Guru selanjutnya membagi siswa ke dalam empat kelompok. Anggota kelompok sama seperti pada pertemuan sebelumnya. Siswa kemudian duduk berkelompok dengan teman sekelompoknya. Setiap kelompok mendapatkan LKS dari guru yaitu membaca kalimat aksara Jawa yang mengandung sandhangan swara, sandhangan panyigeg wanda, dan sandhangan wyanjana kemudian ditulis ke dalam aksara latin. Setiap kelompok berdiskusi dan mengerjakan LKS. Setelah selesai perwakilan kelompok yang ditunjuk guru mempresentasikan hasil diskusinya. Siswa dan guru membahas hasil diskusi bersama. Guru meminta siswa menuliskan jawaban salah dan jawaban benar pada LKS. Kegiatan inti diakhiri dengan melakukan post-test. 88 c Kegiatan Akhir Guru memberikan bintang kepada kelompok yang mendapatkan nilai paling tinggi, dan semua kelompok mendapatkan nilai sempurna. Guru kemudian menyimpulkan pembelajaran pada hari tersebut. Sebelum menutup pelajaran, guru berpesan kepada siswa agar terus giat belajar membaca aksara Jawa. Pembelajaran ditutup dengan berdoa dan salam. c. Hasil Observasi Siklus II 1 Hasil Observasi Aktivitas Guru Mengajar Aktivitas mengajar guru diamati untuk mengetahui apakah langkah pembelajaran yang dilakukan sudah sesuai dengan langkah pembelajaran menggunakan media kertu gladhen aksara Jawa. Observer mengamati aktivitas guru berpedoman dengan lembar observasi guru yang sudah disediakan. Pemberian skor untuk ya=2 dan tidak=1. Berikut ini rekapitulasi hasil observasi sktivitas guru mengajar pada siklus II. Tabel 17. Rekapitulasi Hasil Observasi Aktivitas Guru Mengajar Siklus II Pertemuan Jumlah Skor Skor Akhir 1 22 4 2 22 4 3 22 4 Rata-rata 22 4 Hasil observasi tersebut kemudian disesuaikan dengan klasifikasi berikut ini. Tabel 18. Klasifikasi Hasil Penilaian Skor Akhir Klasifikasi 3,25-4,00 Sangat Baik SB 2,50-3,25 Baik B 1,75-2,50 Cukup C 1,00-1,75 Kurang K 89 Berdasarkan tabel di atas, jumlah skor pada pertemuan pertama, pertemuan kedua dan pertemuan ketiga adalah 4. Jika diklasifikasikan berdasarkan tabel klasifikasi hasil penilaian maka dapat disimpulkan bahwa proses pembelajaran bahasa Jawa materi membaca aksara Jawa menggunakan media kertu gladhen aksara Jawa telah terlaksana dengan sangat baik. Semua indikator telah muncul selama pembelajaran berlangsung. Hal tersebut berarti bahwa pembelajaran dengan menggunakan media kertu gladhen aksara Jawa telah dilaksanakan guru dengan baik. 2 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus II Observasi aktivitas siswa dilakukan untuk mengamati semua kegiatan yang dilakukan siswa saat proses pembelajaran menggunakan media kertu gladhen aksara Jawa mulai dari kegiatan awal pembelajaran, kegiatan inti pembelajaran, sampai kegiatan akhir pembelajaran. Aktivitas yang diamati disesuaikan dengan indikator yang disusun dalam pedoman observasi siswa. Berikut ini adalah rekapitulasi hasil observasi aktivitas belajar siswa pada siklus II. Tabel 19. Rekapitulasi Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus II Aktivitas siswa yang diamati Persentase siswa dengan indikator muncul Rata-rata Pert. I Pert. II Pert. III

A. Respon siswa dalam

menerima pembelajaran 1. Memberikan tanggapan saat apersepsi 80,95 85,71 90,47 85,71 2. Aktif bertanya 80,95 85,71 90,47 85,71 3. Aktif dalam berdiskusi 85,71 90,47 95,23 90.47 4. Aktif dalam mengemukakan pendapat 76,19 80,95 85,71 80,95 90 Aktivitas Siswa yang diamati Persentase siswa dengan indikator muncul Rata-rata Pert. I Pert. II Pert. III 5. Aktif dalam menjawab pertanyaan 66,66 76,19 85,71 76,19 B. Keterampilan membaca aksara Jawa 1. Membaca kata beraksara Jawa 100 100 100 100 2. Membacakan LKS hasil diskusi 100 100 100 100

C. Penggunaan media kertu

gladhen aksara Jawa 1. Menggunakan media sesuai dengan aturan permainan 100 100 100 100 2. Memperhatikan guru saat memberi penjelasan 90.47 95,23 100 95,23 3. Menjawab pertanyaan yang ada pada media kertu gladhen aksara Jawa 100 100 100 100 4. Mengerjakan tugas individu dalam setiap kelompok 90,47 95,23 100 95,23 Aktivitas siswa yang diamati yang pertama adalah respon siswa dalam menerima pembelajaran. Indikator yang pertama adalah siswa memberikan tanggapan saat guru memberikan apersepsi. Pada pertemuan pertama 80,95 siswa memberikan tanggapan saat guru memberikan apersepsi, pada pertemuan kedua ada 85,71 siswa, dan pada pertemuan ketiga 90,47. Siswa sangat antusias menanggapi apersepsi dari guru, ketika guru menunjukkan gambar Candi Prambanan siswa memberikan tanggapan seperti Candi Prambanan terletak di Klaten dan ada juga yang mengatakan pernah ke Candi Prambanan. Indikator yang kedua adalah siswa aktif bertanya. Ada 80,95 siswa pada pertemuan pertama yang aktif bertanya kepada guru. Pada 91 pertemuan kedua ada 85,71 siswa dan 90,47 siswa pada pertemuan ketiga yang aktif bertanya. Indikator yang ketiga adalah siswa aktif dalam berdiskusi. Ada 85,71 siswa yang ikut aktif dalam diskusi baik diskusi kelompok maupun diskusi kelas. Pada pertemuan kedua ada 90,47 dan pertemuan ketiga ada 95,23 siswa yang aktif dalam kegiatan diskusi. Indikator yang keempat adalah siswa aktif dalam mengemukakan pendapat. Siswa terlihat aktif mengemukakan pendapat meskipun dengan bahasa yang sederhana. Pada pertemuan pertama ada 76,19 siswa, pertemuan kedua 80,95 siswa, dan pertemuan ketiga 85,71. Indikator kelima adalah siswa aktif dalam menjawab pertanyaan. Ketika guru bertanya siswa berlomba- lomba menjawabnya, walaupun tidak semua jawaban siswa benar. Siswa aktif menjawab pertanyaan meskipun kadang harus dipancing terlebih dahulu. Pada pertemuan pertama ada 66,66 siswa, pada pertemuan kedua ada 76,19, dan pada pertemuan ketiga ada 85,71 siswa yang aktif menjawab pertanyaan dari guru. Aktivitas siswa yang diamati yang kedua adalah keterampilan membaca aksara Jawa. Indikator yang pertama adalah siswa membaca aksara Jawa. pada siklus II siswa membaca kalimat beraksara Jawa. Ada 100 siswa yang mau dan berani membaca aksara Jawa pada pertemuan pertama, pertemuan kedua, dan pertemuan ketiga. Indikator yang kedua adalah siswa membacakan LKS hasil diskusi. Pada pertemuan pertama, pertemuan kedua, dan pertemuan ketiga semua siswa sangat antusias membacakan LKS hasil 92 diskusi di depan kelas. Siswa berebutan ingin membacakan hasil diskusi kelompok, oleh karena itu guru menunjuk perwakilan setiap kelompok. Aktivitas siswa yang ketiga yang diamati adalah penggunaan media kertu gladhen aksara Jawa. Indikator yang pertama adalah menggunakan media sesuai dengan peraturan permainan. Semua siswa telah menggunakan media sesuai dengan peraturan permainan baik pada pertemuan pertama, pertemuan kedua, dan pertemuan ketiga. Ada 100 siswa yang menggunakan media sesuai dengan peraturan. Indikator yang kedua adalah memperhatikan guru saat memberi penjelasan. Ada 90,47 siswa yang memperhatikan guru saat memberi penjelasan pada pertemuan pertama, 95,23 siswa pada pertemuan kedua, dan 100 pada pertemuan ketiga. Semua siswa memperhatikan guru saat memberi penjelasan karena pada awal pembelajaran guru memberikan peraturan dan ketika ramai guru berkata “konsentrasi” dan siswa menjawab “konsentrasi dimulai” maka semua siswa tenang dan memperhatikan penjelasan guru. Indikator ketiga adalah menjawab pertanyaan yang ada pada media kertu gladhen aksara Jawa. Ada 100 siswa yang menjawab pertanyaan pada media kertu gladhen aksara Jawa pada pertemuan pertama, kedua, dan ketiga. Semua siswa antusias dan senang ketika menjawab pertanyaan. Siswa berlomba untuk menjadi pemenang. Semua siswa berusaha untuk menebak kata yang ada pada media tersebut. Indikator yang keempat adalah mengerjakan tugas individu dalam setiap kelompok. Ada 90,47 siswa yang mengerjakan tugas dalam kelompok pada pertemuan pertama, 95,23 siswa pada pertemuan kedua, dan 100 pada 93 pertemuan ketiga. Siswa tidak lagi menggantungkan tugas kelompok pada satu orang. Siswa telah berdiskusi dan menyelesaikan tugas kelompok bersama-sama. 3 Observasi Hasil Belajar Siswa Hasil belajar siswa didapat dari post-test yang dilakukan pada akhir siklus II. Nilai post-test ditelaah untuk mengetahui hasil belajar siswa setelah diberi tindakan. Berikut ini adalah data nilai post-test pada siklus II. Tabel 20. Nilai Post-test Membaca Aksara Jawa Siklus II No Nama Siswa Inisial Nilai Keterangan Tuntas Belum Tuntas 1 AKA 66,6 √ 2 MP 91,6 √ 3 RDA 83,3 √ 4 DFP 83,3 √ 5 FA 58,3 √ 6 IN 100 √ 7 SH 91,6 √ 8 SAA 100 √ 9 AW 100 √ 10 CF 83,3 √ 11 ES 100 √ 12 VK 100 √ 13 IS 100 √ 14 KNP 100 √ 15 LAC 100 √ 16 MJ 100 √ 17 RW 91,6 √ 18 SAY 91,6 √ 19 MAS 66,6 √ 20 ZJ 100 √ 21 CW 91,6 √ Jumlah 1899,4 Rata-rata 90,44 Ketuntasan 85,71 14,29 Nilai tertinggi 100 Nilai terendah 58,3