75
ketika menjawab pertanyaan. Indikator yang keempat adalah mengerjakan tugas individu dalam setiap kelompok. Ada 76,19 siswa yang mengerjakan
tugas dalam kelompok pada pertemuan pertama, 80,95 siswa pada pertemuan kedua, dan 85,71 pada pertemuan ketiga. Dalam kelompok ada
yang menggantungkan tugas kelompok pada satu orang. Guru kemudian memberitahu bahwa tugas kelompok itu dikerjakan secara berkelompok
dengan diskusi bukan dikerjakan oleh satu orang. 3
Observasi Hasil Belajar Siswa Observasi hasil belajar dilakukan untuk mengetahui hasil belajar siswa
setelah diberi tindakan. Hasil belajar siswa diperoleh dari nilai siswa ketika melakukan post-test membaca kata beraksara Jawa. Berikut adalah data nilai
post-test siswa siklus I. Tabel 15. Nilai Post-test Membaca Aksara Jawa Siklus I
No Nama Siswa
Inisial Nilai
Keterangan Tuntas
Belum Tuntas
1 AKA
66,6 √
2 MP
83,3 √
3 RDA
66,6 √
4 DFP
58,3 √
5 FA
33,3 √
6 IN
8,3 √
7 SH
83,3 √
8 SAA
83,3 √
9 AW
91,6 √
10 CF
50 √
11 ES
91,6 √
12 VK
100 √
13 IS
100 √
14 KNP
83,3 √
15 LAC
91,6 √
16 MJ
100 √
17 RW
66,6 √
18 SAY
66,6 √
76
No Nama Siswa
Inisial Nilai
Keterangan Tuntas
Belum Tuntas
19 MAS
58,3 √
20 ZJ
91,6 √
21 CW
83,3 √
Jumlah 1557,5
12 9
Rata-rata 74,16
Ketuntasan -
57,14 42,86
Nilai tertinggi 100
Nilai terendah 8,3
Berdasarkan data di atas, ada 12 siswa yang telah memenuhi KKM yaitu dengan perolehan nilai ≥70. Presentase ketuntasan pada siklus I adalah
57,14, sedangkan siswa yang belum memenuhi KKM ada 42,86 atau 9 siswa. Nilai terendah siswa pada post-test siklus I adalah 8,3 yang diperoleh
oleh IN, sedangkan nilai tertinggi adalah 100 yang diperoleh oleh VK, IS, dan MJ. Nilai rata-rata dari keseluruhan siswa yaitu 74,16. Data di atas dapat
digambarkan dalam diagram batang sebagai berikut.
Gambar 11. Nilai Post-test Membaca Aksara Jawa Siklus I
20 40
60 80
100 120
Nilai terendah
Nilai Tertinggi
Rata-rata Ketuntasan
Nilai Post-test Membaca Aksara Jawa Siklus I
Nilai Post-test Membaca Aksara Jawa Siklus I
77
Data nilai post-test kemudian dibandingkan dengan data nilai yang diperoleh siswa pada saat pre-test untuk mengetahui seberapa besar
peningkatan yang terjadi setelah diberi tindakan. Berikut ini adalah perbandingan nilai siswa sebelum diberi tindakan pre-test dengan nilai
setelah diberi tindakan post-test. Tabel 16. Perbandingan Nilai Siswa pada pre-test dan Post-test Siklus I
No Nama Siswa
Inisial Nilai Pre-test
Nilai Post-test Presentase
Peningkatan
1 AKA
66,6 66,6
2 MP
50 83,3
33,3 3
RDA 25
66,6 41,6
4 DFP
58,3 58,3
5 FA
5 33,3
28,3 6
IN 8,3
8,3 7
SH 55
83,3 28,3
8 SAA
65 83,3
18,3 9
AW 35
91,6 56,6
10 CF
45 50
5 11
ES 60
91,6 31,6
12 VK
80 100
20 13
IS 40
100 60
14 KNP
80 83,3
3,3 15
LAC 90
91,6 1,6
16 MJ
70 100
30 17
RW 55
66,6 11,6
18 SAY
15 66,6
51,6 19
MAS 55
58,3 3,3
20 ZJ
70 91,6
21,6 21
CW 60
83,3 23,3
Jumlah 955
1557,5 -
Rata-rata 45,47
74,16 28,69
Ketuntasan 23,8
57,14 33,34
Nilai tertinggi 90
100 10
Nilai terendah 8,3
8,3
78
Berdasarkan data di atas, dapat diketahui bahwa semua siswa mengalami peningkatan nilai setelah diberikan tindakan. Nilai rata-rata siswa
secara keseluruhan juga mengalami peningkatan yaitu sebesar 28,69. Nilai terendah saat pre-test 0 sedangkan nilai terendah saat post-test 8,3. Nilai
tertinggi tertinggi yang diperoleh siswa mengalami peningkatan sebesar 10 yaitu 90 saat pre-test dan 100 saat post-test. Siswa yang telah memenuhi
KKM pada saat pre-test dan post-test juga meningkat sebesar 33,34. Perbandingan data pre-test dengan data post-test di atas dapat dilihat dalam
diagram batang berikut ini.
Gambar 12. Perbandingan Nilai Membaca Aksara Jawa Siswa pada Pre- test dan Post-test Siklus I
d. Refleksi Tindakan Siklus I
Tahap refleksi merupakan tahap dimana peneliti dan guru melakukan refleksi terhadap kegiatan pembelajaran yang dilakukan. Peneliti dan guru
melakukan refleksi terhadap kegiatan pembelajaran selama siklus I dengan
20 40
60 80
100 120
Nilai Terendah Nilai Tertinggi Rata-rata
Ketuntasan
Perbandingan Nilai Membaca Aksara Jawa pada Pre- test dan Post-test Siklus I
Pre-test Post-test siklus I
79
berpedoman pada data hasil observasi pada saat pelaksanaan tindakan siklus I. Berdasarkan data hasil observasi siklus I yang terkumpul, peneliti
menemukan beberapa masalah yang menjadi bahan refleksi pada tindakan siklus I, yaitu sebagai berikut.
1 Ketuntasan nilai membaca aksara Jawa pada siklus I mencapai 57,14
sehingga belum mencapai kriteria keberhasilan tindakan yang
direncanakan. 2
Beberapa siswa tidak memperhatikan ketika guru menyampaikan materi. 3
Beberapa siswa ramai dan mengganggu teman yan lain. 4
Beberapa kelompok masih menggantungkan pengerjaan soal kelompok pada satu orang.
5 Beberapa kelompok terlalu lama menggunakan media kertu gladhen
aksara Jawa. 6
Penggunaan gambar dan warna pada media kertu gladhen aksara Jawa tidak konsisten.
Gambar 13. Media kertu gladhen aksara Jawa siklus I
80
Berdasarkan permasalahan di atas, maka perbaikan untuk siklus II adalah sebagai berikut.
1 Guru membuat suasana kelas kondusif agar siswa bisa fokus ketika guru
menyampaikan materi. Misalnya dengan tepuk belajar dan konsentrasi yaitu ketika
guru berkata “konsentrasi” kemudian siswa menjawab “konsentrasi dimulai”.
2 Guru akan memberikan nilai awal kepada setiap kelompok, kemudian jika
kelompok tersebut ramai maka guru akan mengurangi 10 poin. 3
Guru memberikan tugas individu kepada setiap kelompok yaitu setiap siswa harus mengerjakan LKS di buku agar tidak ada siswa yang
menggantungkan pekerjaan kepada satu orang. 4
Guru memberikan waktu kepada kelompok saat menggunakan media kertu gladhen aksara Jawa.
5 Gambar dan warna pada media kertu gladhen disesuaikan dan disamakan.
Gambar 14. Media kertu gladhen aksara Jawa siklus II
81
2. Deskripsi Hasil Penelitian Siklus II
a. Perencanaan Tindakan Siklus II
Perencanaan tindakan siklus II dibuat berdasarkan refleksi dari pelaksanaan siklus I. Beberapa hal yang dilakukan dalam tahap perencanaan
tindakan siklus II sebagai berikut. 1
Dalam proses pembelajaran bahasa Jawa materi aksara Jawa guru akan memberikan nilai awal kepada setiap kelompok, tepuk belajar, dan
konsentrasi supaya kelas menjadi kondusif dan tidak ramai. 2
Menyiapkan media kertu gladhen aksara Jawa yang sudah diperbaiki untuk digunakan dalam proses pembelajaran dengan pertimbangan dari
dosen pembimbing dan guru kelas. Dalam penggunaan media kertu gladhen waktu untuk bermain dibatasi supaya siswa lebih fokus.
3 Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP dengan materi yang
telah disepakati oleh peneliti dan guru. RPP disusun disesuaikan dengan langkah-langkah pembelajaran menggunakan media kertu gladhen aksara
Jawa. RPP yang telah disusun kemudian dikonsultasikan kepada dosen pembimbing. RPP yang telah disusun dijadikan pedoman dalam
melaksanakan pembelajaran bahasa Jawa khusunya materi membaca aksara Jawa.
4 Menyiapkan soal dan kunci jawaban untuk post-test siklus II. Soal yang
sudah dibuat kemudian dikonsultasikan kepada dosen pembimbing dan guru kelas.
82
5 Menyiapkan Lembar Kerja Siswa LKS untuk pertemuan I, II, dan
pertemuan III serta kunci jawaban LKS. 6
Menyiapkan lembar observasi guru dan lembar observasi siswa yang digunakan sebagai pedoman pengamatan selama proses pembelajaran
bahasa Jawa menggunakan media kertu gladhen aksara Jawa. b.
Pelaksanaan Tindakan Siklus II Pelaksanaan penelitian tindakan kelas pada siklus II terdiri dari tiga
pertemuan. Pertemuan pertama dilaksanakan pada tanggal 6 Maret 2017, pertemuan kedua dilaksanakan pada tanggal 13 Maret 2017, dan pertemuan
ketiga dilaksanakan pada tanggal 20 Maret 2017. Berikut ini adalah pemaparan hasil observasi selama siklus II.
1 Siklus II Pertemuan Pertama
a Kegiatan Awal
Pembelajaran dimulai setelah istirahat pertama berakhir. Guru membuka pelajaran dengan memberi salam kepada siswa dan semua siswa
menjawab dengan kompak. Guru selanjutnya mengecek kesiapan siswa untuk mengikuti belajar dengan tepuk belajar. Tepuk belajar membuat siswa senang
dan semangat untuk belajar. Guru melakukan apersepsi dengan melakukan tanya jawab dengan siswa. Guru menunjukkan gambar seorang anak membeli
pensil dan di belakang gambar ada tulisan aksara Jawa. Guru kemudian menyampaikan materi yang akan dipelajari yaitu kalimat yang aksara Jawa
legena dan kalimat yang mengandung sandhangan swara. b
Kegiatan Inti
83
Kegiatan inti dimulai dengan siswa kembali mengamati huruf aksara legena dan sandhangan swara. Guru kemudian menunjuk siswa secara acak
untuk menyebutkan huruf aksara legena dan sandhangan swara kemudian menulisnya di papan tulis. Kegiatan tersebut bertujuan untuk mengetahui
pemahaman siswa. Guru menuliskan contoh kalimat yang beraksara legena dan kalimat yang mengandung sandhangan swara. Siswa kemudian
membacanya dan bertanya kepada guru apabila ada yang belum dimengerti. Guru menjelaskan materi tentang kalimat beraksara legena dan kalimat yang
mengandung sandhangan swara. Guru selanjutnya membagi siswa ke dalam empat kelompok. Anggota
kelompok sama seperti pada pertemuan sebelumnya. Siswa kemudian duduk berkelompok dengan teman sekelompoknya Setiap kelompok mendapatkan
kertu gladhen aksara Jawa. Guru menyampaikan kembali aturan permainan kertu gladhen aksara Jawa. Kertu gladhen aksara Jawa yang digunakan sama
dengan pertemuan sebelumnya yaitu kata beraksara legena dan mengandung sandhangan swara. Tetapi dalam permainan ini diberi waktu yaitu 20 menit
supaya siswa bisa fokus pada permainan dan menebak dengan benar tidak asal-asalan.
Guru kemudian membagikan LKS kepada setiap kelompok yaitu soal untuk membaca kalimat aksara Jawa kemudian menulisnya dengan huruf
latin. Siswa berdiskusi dengan kelompoknya untuk mengerjakan LKS. Setelah selesai perwakilan setiap kelompok mempresentasikan di depan kelas
dan kelompok lain mengoreksi LKS kelompoknya. Guru dan siswa
84
membahas hasil diskusi bersama. Guru meminta siswa menuliskan jawaban benar dan jawaban salah. LKS kemudian dikumpulkan kepada guru.
c Kegiatan Akhir
Guru memberikan bintang kepada kelompok yang mendapatkan nilai paling tinggi. Guru kemudian menyimpulkan pembelajaran pada hari
tersebut. Pembelajaran ditutup dengan berdoan dan salam. 2
Siklus II Pertemuan Kedua a
Kegiatan Awal Guru membuka pelajaran dengan memberi salam kepada siswa dan
semua siswa menjawab dengan kompak. Guru selanjutnya mengecek kesiapan siswa untuk mengikuti belajar dengan tepuk belajar seperti pada
pertemuan pertama. Guru juga memberikan peraturan kepada siswa yaitu ketika guru mengucapkan kata konsentrasi, maka seluruh siswa harus
menjawab konsentrasi dimulai. Hal tersebut dilakukan agar semua siswa memperhatikan guru ketika materi disampaikan dan siswa tidak ramai. Guru
melakukan apersepsi dengan melakukan tanya jawab dengan siswa. Guru menunjukkan gambar Candi Prambanan. Guru bercerita tentang asal mula
Candi Prambanan. Guru kemudian menyampaikan materi yang akan dipelajari yaitu kalimat yang mengandung sandhangan panyigeg wanda dan
kalimat yang mengandung sandhangan wyanjana. b
Kegiatan Inti Kegiatan inti dimulai dengan siswa kembali mengamati sandhangan
panyigeg wanda dan sandhangan wyanjana. Guru kemudian menunjuk siswa
85
secara acak untuk menyebutkan sandhangan panyigeg wanda dan sandhangan wyanjana kemudian menulisnya di papan tulis. Kegiatan tersebut
bertujuan untuk mengetahui pemahaman siswa. Guru menuliskan contoh kalimat yang mengandung sandhangan panyigeg wanda dan kalimat yang
mengandung sandhangan wyanjana. Siswa kemudian membacanya dan bertanya kepada guru apabila ada yang belum dimengerti. Ada siswa yang
membaca aksara Jawa masih melihat daftar aksara Jawa. Guru menjelaskan materi tentang kalimat yang mengandung sandhangan panyigeg wanda dan
kalimat yang mengandung sandhangan wyanjana. Guru selanjutnya membagi siswa ke dalam empat kelompok. Anggota
kelompok sama seperti pada pertemuan sebelumnya. Siswa kemudian duduk berkelompok dengan teman sekelompoknya. Siswa diminta untuk tenang
terlebih dahulu sebelum guru membagikan kertu gladhen dan menyampaikan aturan permainan. Setiap kelompok mendapatkan kertu gladhen aksara Jawa.
Guru menyampaikan kembali aturan permainan kertu gladhen aksara Jawa. Kertu gladhen aksara Jawa yang digunakan sama dengan pertemuan
sebelumnya yaitu contoh kata yang mengandung sandhangan panyigeg wanda dan sandhangan wyanjana. Tetapi dalam permainan ini diberi waktu
yaitu 20 menit supaya siswa bisa fokus pada permainan dan menebak dengan benar tidak asal-asalan. Guru beberapa kali mengingatkan waktu yang tersisa.
Guru kemudian membagikan LKS kepada setiap kelompok yaitu soal untuk membaca kalimat aksara Jawa yang mengandung sandhangan
panyigeg wanda dan sandhangan wyanjana kemudian menulisnya dengan
86
huruf latin. Siswa berdiskusi dengan kelompoknya untuk mengerjakan LKS. Setelah selesai perwakilan setiap kelompok mempresentasikan di depan kelas
dan kelompok lain mengoreksi LKS kelompoknya. Guru dan siswa membahas hasil diskusi bersama. Guru meminta siswa menuliskan jawaban
benar dan jawaban salah. LKS kemudian dikumpulkan kepada guru. c
Kegiatan Akhir Guru memberikan bintang kepada kelompok yang mendapatkan nilai
paling tinggi. Guru kemudian menyimpulkan pembelajaran pada hari tersebut. Sebelum menutup pelajaran, guru berpesan kepada siswa agar terus
giat belajar membaca aksara Jawa. Pembelajaran ditutup dengan berdoan dan salam.
3 Siklus II Pertemuan Ketiga
a Kegiatan Awal
Guru membuka pelajaran dengan memberi salam kepada siswa. Guru kemudian mengecek kesiapan siswa untuk mengikuti belajar dengan tepuk
belajar seperti pada pertemuan sebelumnya. Guru juga memberikan peraturan kepada siswa yaitu ketika guru mengucapkan kata konsentrasi, maka seluruh
siswa harus menjawab konsentrasi dimulai. Hal tersebut dilakukan agar semua siswa memperhatikan guru ketika materi disampaikan dan siswa tidak
ramai. Guru melakukan apersepsi dengan melakukan tanya jawab dengan siswa.
Guru bertanya kepada siswa “sandhangan ing aksara Jawa ana apa wae,coba sebutna”. Siswa kemudian menjawab dengan serentak. Guru
87
kemudian menyampaikan materi yang akan dipelajari yaitu pengulangan aksara legena dan sandhangan untuk memantapkan pemahaman siswa.
b Kegiatan Inti
Guru meminta siswa mengamati kalimat beraksara Jawa yang mengandung sandhangan swara, sandhangan panyigeg wanda, dan
sandhangan wyanjana. Setelah itu siswa diminta untuk membaca kalimat aksara Jawa tersebut. Ada siswa yang lancar membaca tanpa membuka daftar
aksara Jawa. Ada juga siswa yang belum lancar membaca dan masih membuka daftar aksara Jawa. Guru kemudian menjelaskan kalimat yang
mengandung sandhangan swara, sandhangan panyigeg wanda, dan sandhangan wyanjana.
Guru selanjutnya membagi siswa ke dalam empat kelompok. Anggota kelompok sama seperti pada pertemuan sebelumnya. Siswa kemudian duduk
berkelompok dengan teman sekelompoknya. Setiap kelompok mendapatkan LKS dari guru yaitu membaca kalimat aksara Jawa yang mengandung
sandhangan swara, sandhangan panyigeg wanda, dan sandhangan wyanjana kemudian ditulis ke dalam aksara latin. Setiap kelompok berdiskusi dan
mengerjakan LKS. Setelah selesai perwakilan kelompok yang ditunjuk guru mempresentasikan hasil diskusinya. Siswa dan guru membahas hasil diskusi
bersama. Guru meminta siswa menuliskan jawaban salah dan jawaban benar pada LKS. Kegiatan inti diakhiri dengan melakukan post-test.
88
c Kegiatan Akhir
Guru memberikan bintang kepada kelompok yang mendapatkan nilai paling tinggi, dan semua kelompok mendapatkan nilai sempurna. Guru
kemudian menyimpulkan pembelajaran pada hari tersebut. Sebelum menutup pelajaran, guru berpesan kepada siswa agar terus giat belajar membaca aksara
Jawa. Pembelajaran ditutup dengan berdoa dan salam. c.
Hasil Observasi Siklus II 1
Hasil Observasi Aktivitas Guru Mengajar Aktivitas mengajar guru diamati untuk mengetahui apakah langkah
pembelajaran yang dilakukan sudah sesuai dengan langkah pembelajaran menggunakan media kertu gladhen aksara Jawa. Observer mengamati
aktivitas guru berpedoman dengan lembar observasi guru yang sudah disediakan. Pemberian skor untuk ya=2 dan tidak=1. Berikut ini rekapitulasi
hasil observasi sktivitas guru mengajar pada siklus II. Tabel 17. Rekapitulasi Hasil Observasi Aktivitas Guru Mengajar Siklus II
Pertemuan Jumlah Skor
Skor Akhir
1 22
4 2
22 4
3 22
4 Rata-rata
22 4
Hasil observasi tersebut kemudian disesuaikan dengan klasifikasi berikut ini.
Tabel 18. Klasifikasi Hasil Penilaian
Skor Akhir Klasifikasi
3,25-4,00 Sangat Baik SB
2,50-3,25 Baik B
1,75-2,50 Cukup C
1,00-1,75 Kurang K
89
Berdasarkan tabel di atas, jumlah skor pada pertemuan pertama, pertemuan kedua dan pertemuan ketiga adalah 4. Jika diklasifikasikan
berdasarkan tabel klasifikasi hasil penilaian maka dapat disimpulkan bahwa proses pembelajaran bahasa Jawa materi membaca aksara Jawa menggunakan
media kertu gladhen aksara Jawa telah terlaksana dengan sangat baik. Semua indikator telah muncul selama pembelajaran berlangsung. Hal tersebut berarti
bahwa pembelajaran dengan menggunakan media kertu gladhen aksara Jawa telah dilaksanakan guru dengan baik.
2 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus II
Observasi aktivitas siswa dilakukan untuk mengamati semua kegiatan yang dilakukan siswa saat proses pembelajaran menggunakan media kertu
gladhen aksara Jawa mulai dari kegiatan awal pembelajaran, kegiatan inti pembelajaran, sampai kegiatan akhir pembelajaran. Aktivitas yang diamati
disesuaikan dengan indikator yang disusun dalam pedoman observasi siswa. Berikut ini adalah rekapitulasi hasil observasi aktivitas belajar siswa pada
siklus II. Tabel 19. Rekapitulasi Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus II
Aktivitas siswa yang diamati Persentase siswa dengan
indikator muncul Rata-rata
Pert. I Pert. II
Pert. III
A. Respon siswa dalam
menerima pembelajaran
1. Memberikan tanggapan saat
apersepsi 80,95
85,71 90,47
85,71 2.
Aktif bertanya 80,95
85,71 90,47
85,71 3.
Aktif dalam berdiskusi 85,71
90,47 95,23
90.47 4.
Aktif dalam mengemukakan pendapat
76,19 80,95
85,71 80,95
90
Aktivitas Siswa yang diamati Persentase siswa dengan
indikator muncul Rata-rata
Pert. I Pert. II
Pert. III
5. Aktif dalam menjawab
pertanyaan 66,66
76,19 85,71
76,19 B.
Keterampilan membaca aksara Jawa
1. Membaca kata beraksara
Jawa 100
100 100
100
2. Membacakan LKS hasil
diskusi 100
100 100
100
C. Penggunaan media kertu
gladhen aksara Jawa
1. Menggunakan media sesuai
dengan aturan permainan 100
100 100
100 2.
Memperhatikan guru saat memberi penjelasan
90.47 95,23
100 95,23
3. Menjawab pertanyaan yang
ada pada media kertu gladhen aksara Jawa
100 100
100 100
4. Mengerjakan tugas individu
dalam setiap kelompok 90,47
95,23 100
95,23
Aktivitas siswa yang diamati yang pertama adalah respon siswa dalam menerima pembelajaran. Indikator yang pertama adalah siswa memberikan
tanggapan saat guru memberikan apersepsi. Pada pertemuan pertama 80,95 siswa memberikan tanggapan saat guru memberikan apersepsi, pada
pertemuan kedua ada 85,71 siswa, dan pada pertemuan ketiga 90,47. Siswa sangat antusias menanggapi apersepsi dari guru, ketika guru
menunjukkan gambar Candi Prambanan siswa memberikan tanggapan seperti Candi Prambanan terletak di Klaten dan ada juga yang mengatakan pernah ke
Candi Prambanan. Indikator yang kedua adalah siswa aktif bertanya. Ada 80,95 siswa pada pertemuan pertama yang aktif bertanya kepada guru. Pada
91
pertemuan kedua ada 85,71 siswa dan 90,47 siswa pada pertemuan ketiga yang aktif bertanya. Indikator yang ketiga adalah siswa aktif dalam
berdiskusi. Ada 85,71 siswa yang ikut aktif dalam diskusi baik diskusi kelompok maupun diskusi kelas. Pada pertemuan kedua ada 90,47 dan
pertemuan ketiga ada 95,23 siswa yang aktif dalam kegiatan diskusi. Indikator yang keempat adalah siswa aktif dalam mengemukakan pendapat.
Siswa terlihat aktif mengemukakan pendapat meskipun dengan bahasa yang sederhana. Pada pertemuan pertama ada 76,19 siswa, pertemuan kedua
80,95 siswa, dan pertemuan ketiga 85,71. Indikator kelima adalah siswa aktif dalam menjawab pertanyaan. Ketika guru bertanya siswa berlomba-
lomba menjawabnya, walaupun tidak semua jawaban siswa benar. Siswa aktif menjawab pertanyaan meskipun kadang harus dipancing terlebih dahulu.
Pada pertemuan pertama ada 66,66 siswa, pada pertemuan kedua ada 76,19, dan pada pertemuan ketiga ada 85,71 siswa yang aktif menjawab
pertanyaan dari guru. Aktivitas siswa yang diamati yang kedua adalah keterampilan membaca
aksara Jawa. Indikator yang pertama adalah siswa membaca aksara Jawa. pada siklus II siswa membaca kalimat beraksara Jawa. Ada 100 siswa yang
mau dan berani membaca aksara Jawa pada pertemuan pertama, pertemuan kedua, dan pertemuan ketiga. Indikator yang kedua adalah siswa
membacakan LKS hasil diskusi. Pada pertemuan pertama, pertemuan kedua, dan pertemuan ketiga semua siswa sangat antusias membacakan LKS hasil
92
diskusi di depan kelas. Siswa berebutan ingin membacakan hasil diskusi kelompok, oleh karena itu guru menunjuk perwakilan setiap kelompok.
Aktivitas siswa yang ketiga yang diamati adalah penggunaan media kertu gladhen aksara Jawa. Indikator yang pertama adalah menggunakan
media sesuai dengan peraturan permainan. Semua siswa telah menggunakan media sesuai dengan peraturan permainan baik pada pertemuan pertama,
pertemuan kedua, dan pertemuan ketiga. Ada 100 siswa yang menggunakan media sesuai dengan peraturan. Indikator yang kedua adalah memperhatikan
guru saat memberi penjelasan. Ada 90,47 siswa yang memperhatikan guru saat memberi penjelasan pada pertemuan pertama, 95,23 siswa pada
pertemuan kedua, dan 100 pada pertemuan ketiga. Semua siswa memperhatikan guru saat memberi penjelasan karena pada awal pembelajaran
guru memberikan peraturan dan ketika ramai guru berkata “konsentrasi” dan siswa menjawab “konsentrasi dimulai” maka semua siswa tenang dan
memperhatikan penjelasan guru. Indikator ketiga adalah menjawab pertanyaan yang ada pada media kertu gladhen aksara Jawa. Ada 100 siswa
yang menjawab pertanyaan pada media kertu gladhen aksara Jawa pada pertemuan pertama, kedua, dan ketiga. Semua siswa antusias dan senang
ketika menjawab pertanyaan. Siswa berlomba untuk menjadi pemenang. Semua siswa berusaha untuk menebak kata yang ada pada media tersebut.
Indikator yang keempat adalah mengerjakan tugas individu dalam setiap kelompok. Ada 90,47 siswa yang mengerjakan tugas dalam kelompok pada
pertemuan pertama, 95,23 siswa pada pertemuan kedua, dan 100 pada
93
pertemuan ketiga. Siswa tidak lagi menggantungkan tugas kelompok pada satu orang. Siswa telah berdiskusi dan menyelesaikan tugas kelompok
bersama-sama.
3 Observasi Hasil Belajar Siswa
Hasil belajar siswa didapat dari post-test yang dilakukan pada akhir siklus II. Nilai post-test ditelaah untuk mengetahui hasil belajar siswa setelah
diberi tindakan. Berikut ini adalah data nilai post-test pada siklus II. Tabel 20. Nilai Post-test Membaca Aksara Jawa Siklus II
No Nama Siswa
Inisial Nilai
Keterangan Tuntas
Belum Tuntas
1 AKA
66,6 √
2 MP
91,6 √
3 RDA
83,3 √
4 DFP
83,3 √
5 FA
58,3 √
6 IN
100 √
7 SH
91,6 √
8 SAA
100 √
9 AW
100 √
10 CF
83,3 √
11 ES
100 √
12 VK
100 √
13 IS
100 √
14 KNP
100 √
15 LAC
100 √
16 MJ
100 √
17 RW
91,6 √
18 SAY
91,6 √
19 MAS
66,6 √
20 ZJ
100 √
21 CW
91,6 √
Jumlah 1899,4
Rata-rata 90,44
Ketuntasan 85,71
14,29 Nilai tertinggi
100 Nilai terendah
58,3