6
penggabungaan sistem pembelajaran yang efektif bagi siswa. Dengan menggunakan pendekatan emotif, imajinatif, dirasa cocok untuk pembelajaran
menulis puisi karena pendekatan emotif – imajinatif menawarkan pembelajaran yang menekankan proses dan hasil. Tetapi jauh dari itu, siswa dianjurkan
bagaimana menciptakan hubungan emosional yang baik dalam dan ketika belajar De Porter dalam Zein, 2008 : 3.
Penelitian memilih pembelajaran menulis puisi karena sampai saat ini belum menemukan skripsi yang membahas menulis puisi melalui pendekatan
emiotif – imajinatif dengan media audiovisual. Atas dasar itulah penulis mencoba membahas masalah peningkatan ketrampilan menulis dengan pendekatan emotif –
imajinatif menggunakan media audiovisual diharapkan dapat memberikan pengalaman baru yang menyenangkan bagi siswa.
1.2 Identifikasi Masalah
Masalah yang muncul dalam keterampilan menulis puisi dapat dipengaruhi oleh faktor siswa, guru, dan lingkungan sekolah. Masalah yang
dialami siswa yaitu masih rendahnya kemampuan menulis puisi sebagai keterampilan yang sulit dilakukan. Puisi yang dibuat siswa cenderung mampu
mengungkapkan gagasan, diksi, seta rima yang dipilih kurang menarik, sehingga tidak mampu mendukung makna puisi yang ditulis.
Masalah yang dialami oleh guru yaitu pendekatan dalam pembelajaran yang digunakan guru kurang tepat. Selama ini pendekatan yang digunakan guru
masih tradisional dan kurang bervariasi. Ceramah menjadi pilihan utama dalam
7
pembelajaran sehingga terkesan siswa hanya mendapatkan teori saja. Hal ini menyebabkan siswa merasa jenuh dan bosan dengan pembelajaran tersebut. Guru
tidak cukup hanya menerapkan metode ceramah saja, tetapi diperlukan suatu pendekatan pembelajaran yang mampu merangsang kreatifitas siswa agar
menggunakan ide penulisan puisi, karena kemahiran guru dalam menerapkan pembelajaran sangat mempengaruhi perilaku siswa dan juga terhadap hasil belajar
siswa. Cara yang digunakan untuk mengatasi masalah-masalah ini adalah dengan mengubah pendekatan dalam pembelajaran.
Rendahnya hasil yang diperoleh siswa karena siswa tidak terbiasa dilatih menulis sastra. Mengatasi hal tersebut, guru sebaiknya membiasakan dan melatih
siswa untuk menulis. Dalam lingkungan sekolah, kurangnya pelaksanaan kegiatan yang
berkaitan dengan menulis sastra seperti pengadaan mading tentang sastra, kegiatan perlombaan menulis sastra antar kelas, kegiatan menulis sastra
menyebabkan siswa kurang termotivasi untuk menulis sastra. Mengatasi masalah ini, guru dan pihak sekolah hendaknya sering mengadakan kegiatan
ekstrakurikuler tentang kesastraan, dan menyediakan tempat untuk mengadakan mading sekolah di tempat yang strategis agar siswa tertarik dan berminat untuk
ikut berpartisipasi dalam pembuatan mading sekolah.
1.3 Pembatasan Masalah
Berdasarkan masalah-masalah yang muncul dalam pembelajaran sastra khususnya dalam ketrampilan menulis. Tetapi karena adanya keterbatasan dalam
8
pembelian ini, maka penelitian hanya membatasi permasalahan kurangnya ketrampilan menulis puisi siswa yang disebabkan oleh kurang tepatnya dan media pembelajaran
yang digunakan guru. Untuk mengatasi masalah tersebut, peneliti akan menerapkan emotif – imajinatif dengan media audiovisual agar dapat meningkatkan ketrampilan
siswa dalam menulis puisi dan agar siswa tidak merasa bosan, jenuh dan terlibat penuh dalam proses pembelajaran. Sehingga terjadi perubahan perilaku siswa setelah
mengikuti pembelajaran menulis puisi melalui penerapan pendekatan emotif – imajinatif dengan media audiovisual.
1.4 Rumusan Masalah