Bahasa figuratif PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI DENGAN PENDEKATAN EMOTIF- IMAJINATIF MELALUI MEDIA AUDIOVISUAL PADA SISWA KELAS VII C SMP N 2 SULANG.

23 Berdasarkan pengertian tersebut, disimpulkan bhwa diksi merupkan pilihan yang digunakan untuk mendapatkan kepuitisan dan nilai estetik puisi.

b. Pengimajian

Pengimajian adalah kata atau susunan kata yang adapat mengungkapkan pengalaman sensoris, pendengaran, dan perasaan. Pengemajian menurut Waluyo 2000:79 di bagi menjadi tiga hal yaitu imaji visual atau yang diwujudkan melalui pengalaman pendengaran, dan imaji taktik yang diwujudkan dalam cita rasa.

c. Kata Konkrit

Waluyo 2000:81 kata kongkret merupakan kata-kata yang digunakan penyair untuk menggambarkan suatu lukisan kedalaman atau suasana batin dengan maksud untuk membangkitkan imaji pembaca. Kata-kata yang digunakan penyair haruslah dapat mengarah kepada arti yang menyeluruh. Dengan kata lain di perkonkret, pembaca dapat membayangkan secara jelas peristiwa atau keadaan yang dilukiskan oleh penyair.

d. Bahasa figuratif

Pradopo 1993:62 mengemukakan bahwa bahasa figurative atau bahasa kiasan dibagi menjadi tujuh macam , yaitu; perbandingan simile, metafora, perumpamaan,epos epic simile, personifikasi, metonimi, sinekdok,alegori. Perbandingan atau simile adalah bahasa kiasan yang menyamakan suatu hal dengan hal lain yang lain dengan mempergunakan kata- kata perbandingan seperti bak, sebagai, seperti, semisal,dan lain- lain. Metafora adalah bahasa kiasan yang menyamakan suatu hal dengan yang lain 24 tanpa mempergunakan kata pembanding. Perumpmaan epos adalah perbandingan yang dilanjutkan atau diperpanjang, yaitu dengan cara melanjutkan sifat- sifat perbandinganya lebih lanjut. Dalam kalimat- kalimat atau frase- frase yang berturut- turut. Personifikasi adalah kiasan yang mempersamakan benda dengan manusia, benda di buat benda berbuat,berpikir dan lain sebagainya seperti manusia. Metonimi adalah bahasa kiasan yang berupa penggunaan sebuah atribut sebuah objek untuk menggantikan objek tersebut. Sinekdok adalah bahasa kiasan yang menyebutkan suatu bagian yang penting dari suatu benda untuk menanamkan benda atau hal itu seniri. Alegori adalah bahasa kiasan yang mempergunakan cerita kiasan atsupun lukisan kiasan. Menurut Suharianto 2005:32 yang dimaksud bahasa kias adalah sarana untuk mencapai efek puitis yang dapat berupa kata, frasa,ungkapan ataupun satuan sintaksis yang mempuyai makna lain dari makna harfiahnya. Fungsi bahasa kias adalah sebagai sarana mengedepankan sesuatu atau menonjolkan sesuatu dengan cara sesingkat- singkatnya, dan untuk membangkitkan tanggapan pembaca. Dalam diksi dan gaya bahasa Keraf 2002:113 gaya bahasa dapat dibatasi sebagai cara mengungkapkan pikiran melalui bahasa secara khas yang memperlihatkan jiwa dan kepribadian penulis pemakai bahasa . Gaya bahasa sendiri menurut KBBI 2002:340 adalah pemakaian ragam tertentu untuk memperoleh efek-efek tertentu. Gaya bahasa menurut Keraf 2002:112 meliputi : 25 a. Gaya Bahasa Berdasarkan Pilihan Kata : 1. Gaya Bahasa Resmi Gaya bahasa resmi adalah gaya bahasa dalam bentuk yang lengkap, yang dipergunakan dalam kesempatan-kesempatan yang sermi. Gaya bahasa ini dipergunakan oleh mereka yang diharapkan mempergunakannya dengan baik dan terpelihara. 2. Gaya Bahasa Tak Resmi Gaya bahasa tak resmi merupakan gaya bahasa yang dipakai dalam bahasa standar, khususnya dalam kesempatan-kesempatan yang tak formal. Gaya bahasa resmi juga sering disebut gaya bahasa yang umum dan formal bagi kaum terpelajar. 3. Gaya Bahasa Percakapan Gaya bahasa ini, pilihan katanya adalah kata-kata populer dan kata- kata percakapan. Gaya bahasa percakapan harus ditambahkan segi-segi morfologis dan sintakisis, yang bersama-sama membentuk gaya bahasa percakapan. b. Gaya bahasa Berdasarkan Nada 1. Gaya Bahasa Sederhana Gaya Bahasa ini sering dipakai untuk memberi perintah, instuksi, pelajaran, perkuliahan dan sejenisnya. Untuk mempergunakan gaya bahasa ini secara efektif, penulis harus mempunyai kepandaian dan pengetahuan yang cukup. Gaya bahasa ini juga dapat digunakan untuk menyampaikan fakta-fakta atau pembuktian. 26 2. Gaya bahasa Mulia dan Bertenaga Gaya bahasa ini sering digunakan dalam rangka pidato yang isinya ajakan , ceramah , dan lain sebagainya. Nada yang agung dan mulai ini akan sanggup menggerakkan emosi setiap pendengarnya. Dalam keagungan , terselubung sebuah tenaga yang halus tetapi secara aktif dan meyakinkan bekerja untuk mencapai suatu tujuan tertentu. 3. Gaya Bahasa Menengah Gaya bahasa menengah merupkan gaya bahasa yang diarahkan untuk usaha yang menimbulkan suasana senang dan damai, maka andanya juga bersifat lemah lembut, penuh kasih sayang dan mengandung humor yang sehat. Gaya bahasa menengah sifatnya lemah lembut, maka gaya bahsa ini menggunakan metafora bagi pilihan katanya. c. Gaya bahasa Berdasarkan Struktur Kalimat 1. Klimaks Klimaks merupakan gaya bahasa yang mengandung urutan-urutan pikiran yang setiap kali semakin meningkat kepentingannya dari gagasan- gagasan sebelumya. Gaya bahasa klimaks diturunkan dari kalimat yang bersifat periodic. Klimaks disebut juga gradasi, istilah ini dipakai sebagai istilah umum yang sebenarnya merujuk pada tingkat atau gagasan tertinggi. 2. Antiklimaks Antiklimaks sebagai gaya bahasa merupakan suatu acuan yang gagasannya diurutkan dari yang terpenting berurutan ke gagasan yang 27 kurang penting. Antiklimaks dihasilkan oleh kalimat yang berstruktur mengendur. Antiklimaks kurang efektif, karena gagasan yang penting ditempatkan pada awal kalimat, sehingga pembaca atau pendengar tidak lagi memberi perhatian pada bagian-bagian berikutnya. 3. Paralelisme Paralelisme merupakan semacam gaya bahsa yang berusaha mencapai kesejajaran dalam pemakaian kata-kata yang menduduki fungsi yang sama dalam bentuk gramatikal yang sama pula. Kesejahteraan tersebut dapat pula berbentuk yang baik untuk menonjolkan kata atau kelompok fungsinya sama. 4. Antitesis Antitesis merupakan sebuah gaya bahasa yang mengandung gagasan-gagasan yang bertentangan, dengan mempergunakan kata-kata atau kelompok kata yang berlawanan. Gaya bahasa antitesis ini menggunakan unsure-unsur paralelisme dan kesinambungan kalimat. 5. Repetisi Repetisi adalah perulangan bunyi, suku kata atau bagian kalimat yang dianggap penting untuk memberi tekanan dalam sebuah konteks yangs esuai. d. Gaya Bahasa Berdasarkan Langsung Tidaknya Makna 1. Gaya Bahasa Retoris a. Pleonasme 28 Pleonasme adalah acuan yang mengguankan kata-kata yang lebih banyak dari pada yang diperlakukan untuk menyatakan satu pikiran atau gagasab. b. Eufemisme Eufemisme adalah acuan berupa ungkapan-ungkapan yang tidak menyinggung perasaan orang lain, atau ungkapan yang halus untuk menggantikan acuan-acuan yang mungkin dirasakan menghina, menyinggung perasaan orang lain. c. Litotes Litotes adalah semacam gaya bahasa yang dipakai untuk menyatakan sesuatu tujuan merendahkan diri. d. Hiperbola Hiperbola adalah gaya bahasa yang melebih-lebihkan sesuatu hal atau mengandung suatu pernyataan yang berlebihan. e. Paradoks Paradoks adalah semacam gaya bahasa yang mengandung pertentangan yang nyata dengan fakta-fakta yang ada. 2. Gaya Bahasa Kiasan a. Simile Simile merupakan perbandingan yang bersifat eksplisit. Perbandingan yang bersifat eksplisit adalah menyatakan sesuatu secara langsung dengan hal yang lain. Menggunakan kata-kata: seperti, sebagai, bagaikan, baik, laksana. 29 b. Metafora Metafora adalah semacam analogi yang membandingkan dua hal secara langsung, tetapi dalam bentuk singkat tidak seperti simile menggunakan kata : seperti, sebagai, bagaikan, bak, laksana. c. Personifikasi Personifikasi merupakan semacam gaya bahasa kias yang menggambarkan benda-benda mati atau barang-barang yang tidak bernyawa, seolah-olah memiliki sifat kemanusiaan. Personifiaksi merupakan suatu corak yang khusus dari metafora, yang mengkiaskan benda-benda yang mati bertindak, berbuat, berbicara sama seperti manusia. d. Sinekdoke Sinekdoke adalah semacam gaya bahasa figurative yang mempergunakan sebagian dari sesuatu hal untuk menyatakan keseluruhan pars pro toto atau mempergunakanlah keseluruhan untuk menyatakan sebagian totum pro parte. e. Metonomia Metonomia adalah suatu gaya bahasa yang mempergunakan sebuah kata untuk menyatakan sesuatu hal yang lain, karena mempunyai pertalian yang dekat. 30 f. Ironi Ironi adalah suatu gaya bahasa yang ingin menyatakan sesuatu dengan maksud berlainan dari apa yang terkandung dalam rangkaian kata- katanya. Gaya bahasa ironi biasanya digunakan untuk menyindir. Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa bahasa adalah bahasa yang di gunakan oleh pengarang yang bertujuan untuk memperoleh efek tertentu.

e. Versifikasi

Dokumen yang terkait

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI BERTEMA PENGALAMAN PRIBADI DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL DAN MEDIA KARTU LIPAT BERGAMBAR PADA SISWA KELAS VII C SMP N 10 MAGELANG

2 34 199

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI DENGAN METODE PEMBELAJARAN OUTDOOR PADA SISWA KELAS VII F SMP N 1 TERAS Peningkatan Keterampilan Menulis Puisi dengan Metode Pembelajaran Outdoor pada Siswa Kelas VII F SMP N 1 Teras.

0 2 18

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI DENGAN METODE PEMBELAJARAN OUTDOOR PADA SISWA KELAS VII F SMP N 1 TERAS Peningkatan Keterampilan Menulis Puisi dengan Metode Pembelajaran Outdoor pada Siswa Kelas VII F SMP N 1 Teras.

0 3 13

PENINGKATAN KOMPETENSI MENULIS PUISI SISWA PENINGKATAN KOMPETENSI MENULIS PUISI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 2 KARTASURA MELALUI PENDEKATAN SAVI.

0 2 11

PENDAHULUAN PENINGKATAN KOMPETENSI MENULIS PUISI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 2 KARTASURA MELALUI PENDEKATAN SAVI.

0 1 12

UPAYA PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PANTUN MELALUI MEDIA GAMBAR PADA SISWA KELAS VII D Upaya Peningkatan Keterampilan Menulis Pantun Melalui Media Gambar Pada Siswa Kelas VII D SMP N 2 Banyudono Tahun Ajaran 2011/2012.

0 3 17

Peningkatan Keterampilan Menulis Puisi Bebas dengan Pendekatan Menulis Bebas Menggunakan Media Lagu pada Siswa Kelas VIIIA SMP Negeri 2 Welahan Jepara.

0 0 2

(ABSTRAK) PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI DENGAN PENDEKATAN EMOTIF- IMAJINATIF MELALUI MEDIA AUDIOVISUAL PADA SISWA KELAS VII C SMP N 2 SULANG.

0 0 3

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI MELALUI METODE FIELD TRIP PADA SISWA KELAS VII C MTs. NEGERI PACITAN.

0 0 18

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI MELALUI METODE BELANJA KATA DAN GAMBAR PADA SISWA KELAS VII C SMP NEGERI 1 SEYEGAN.

0 2 230