Pendekatan Emotif- Imajinatif Pendekatan Emotif- Imajinatif Media Audiovisual

35 adalah perenugan atau pengendapan, dan tahap yang ketiga adalah tahap memainkan kata. Para penyair sebelum menciptakan sebuah puisi terlebih dahulu melakukan pengindraan terhadap alam sekitar. Hal ini dilakukan untuk menemukan keanehan yang terjadi di alam sekitar penyair. Keanehan- keanehan itulah yang kemudian akan dijadikan sebagai sumber inspirasinya dalam puisi. Pengindraan merupakan tahap dimana siswa dituntut untuk menentukan ide dalam menulis puisi. Setelah ide ditentukan, maka proses belajar akan berjalan dengan lancar. Setelah penyair melakukan pengindraan, tahap selanjutnya adalah tahap perenungan atau pengendapan. Perenungan ini akan semakin mendalam jika disertai dengan daya intuisi yang tajam. Intuisi akan mampu memunculkan sesuatu yang tidak mungkin menjadi mungkin. Tahap yang terakhir adalah tahap memainkan kata. Yang pertama dilakukan adalah terlebih dahulu mengumpulkan kata- kata yang berhubungan dengan tema yang dipilih, kemudian perlu dilakukan penyelesaian makna kata yang memiliki nilai rasa yang lebih tinggi itulah yang digunakan dalam menulis puisi.

2.2.3 Pendekatan Emotif- Imajinatif Media Audiovisual

2.2.3.1 Pendekatan Emotif- Imajinatif

Pendekatan Emotif Imajinatif pada dasarnya berawal dari metode emphaty bystander, yang dikembangkan oleh Willson pada tahun 1981. Secara kasar, kondisi suasana hati yang baik akan meningkatkan daya pemikiran lebih 36 berkembang. Suasana hati atau emosi diri dapat ditimbulkan oleh apa yang kita cium, apa yang kita lihat, dan sebagainya. Baron, 1990b. Psikolog sosial telah mengindentifikasi tiga tipe yang berbeda dari pengambilan perspektif Batson, Early, Salvarani, 1997;Stotland,1969: 1 Anda dapat membayangkan bagaimana orang lain mempersepsikan suatu kejadian dan bagaimana dia akan merasakan sebagai akibatnya mangambil perspektifā€¯membayangkan orang lainā€¯. 2 Anda dapat membayangkan bagaimana anda akan merasa jika Anda berada dalam situasi tersebut mengambil perspektif ini berakibat pada respons emosional pada orang yang membutuhkan, tetapi emosi- emosi spesifik pada setiap tipe. 3 tipe ketiga dari mengambil perspektif melibatkan fantasi merasa empati pada karakter fiktif. Sebagai akibatnya reaksi emosional terhadap kegembiraan,kesedihan, ketakutan yang dialami oleh seseorang atau binatang dalam sebuah, film, atau program televisi. Dalam meningkatkan kulitas siswa dan mengembangkan kurikulum yang tepat dan bermutu, berbagai usaha telah dilakukan oleh Depdiknas. Peranan guru dalam pembentukan pola KBM di kelas bukan ditentukan oleh didaktik metodik apa yang di pelajari saja, melainkan pada bagaimana menyediakan dan memperkaya pemgalaman belajar anak. Pengalaman anak belajar diperoleh melalui serangkaian kegiatan untuk mengeksplorasi secara aktif berbagai keadaan serta berkonsultasi dengan nara sumber yang lain Depdiknas 2002:1 Pendekatan emotif- imajinatif secara teoritis adalah sintesis dari berbagai peristiwa bahasa yang telah tersaring semurni- murninya dan berbagai proses jiwa yang mencari hakikat pengalamannya, tersusun dengan sistem korespondensi 37 dalam salah satu bentuk Slamet muljana. Ungkapan isi hati dan perasaan seseorang dapat dilukiskan dalam rangkaian bait- bait kalimat yang indah. Imajinasi sangat diperlukan dalam menulis puisi. Dengan imajinasi, artinya kita dapat mengkonkritkan apa yang di khayalkan, yang nantinya akan terlihat dalam bentuk kata- kata yang digunakan sebagai simbol atau lambang. Pengkonkritan terlihat pada bahasa yang dipakainya. Berkaitan dengan instituisi dan imajinasi, prosa tidak bersifat inuitif. Emosi dan asosiasi juga merupakan faktor penting puisi. Emosi yang mincul ke permukaan akan mempengaruhi hasil jadi sebuah puisi. Tugas guru di dalam kelas adalah membantu siswa mencapai tujuanya. Guru lebih banyak berurusan dengan strategi daripada memberi informasi. Tugas guru mengelola kelas sebagai sebuah tim yang bekerja bersama untuk menemukan sesuatu yang baru bagi anggota kelas siswa Konsep masyarakat belajar adalah hasil pembelajaran di peroleh dari kerja sama dengan orang lain. Kegiatan yang dilakukan guru dalam pembelajaran adalah 1 guru melakukan apersepsi mengenai pembelajaran yang akan di lakukan yaitu; menulis puisi. 2 guru menunjukkan contoh model yang akan membangkitkan daya imajinasi siswa. 3 siswa mendengarkan dan mengamati contoh hasil visualisi dari proses pembelajaran; 4 siswa bersama guru mendiskusikan struktur pembangunan puisi baik fisik maupun batin yang dijadikan model, 6 siswa menyunting puisi yang telah dibuat baik dengan teman sebangku maupun dengan kelompoknya. 7 guru meminta beberapa siswa untuk membacakan puisi yang telah dibuat di depan kelas, kemudian siswa yang lain 38 menanggapi. 8 guru memberikan penguatan, 9 guru bersama siswa melakukan refleksi pembelajaran. Guru mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia SMP harus memiliki berbagai evaluasi yang bersifat kreatif- estetif Depdiknas 2004:68-69. Evaluasi yang bersifat estetis kreatif untuk menilai kemampuan penulisan puisi. Menulis puisi siswa dititikberatkan pada kemampuan siswa menggunakan diksi yang tepat,di samping itu peneliti juga memasukkan unsur- unsur yang lain yang di gunakan dalam penilaian menulis puisi. Unsur- unsur tersebut antara lain kemampuan siswa dalam menentukan tema dan judul, menggunakan irama dalam puisi, menentukan diksi yang tepat, menyusun pembaitan yang tepat, menciptakan tipografi yang unik, serta menyesuaikan tema dengan isi yang ingin di sampaikan dalam puisi. Pendekatan emotif- imajinatif adalah pendekatan pembelajaran menulis dengan cara memberikan rangsangan untuk membangkitkan emosi atau perasaan yang dimiliki oleh siswa sehingga dapat menimbulkan daya imajinasi. Media audiovisual berfungsi sebagai pencipta suasana emotif, stimulus, dan sekaligus jembatan bagi siswa untuk membayangkan atau menciptakan gambaran dan kejadian atau peristiwa berdasarkan tayangan yang di tampilkan di depan kelas. Respon yang di harapkan muncul dari para siswa berupa kemampuan melihat gambaran- gambaran kejadian tersebut dengan imajinasi dan logika yang dimiliki lalu mengungkapkan kembali dengan menggunakan simbol- simbol verbal. Trimantara 2005:3 39 Ridho 2006:4 menyebutkan bahwa untuk membangkitkan daya imajinasi dapat disamakan dengan percepatan belajar atau accelerated learning yang didefinisikan sebagai memungkinkan siswa untuk belajar dengan kecepatan yang mengesankan, dengan upaya yang normal disertai dengan kegembiraan. Cara ini menyatakan unsur- unsur yang tidak mempunyai persamaan dengan hiburan, permainan, warna, cara berpikir positip, kebugaran fisik, dan kecerdasan emosional. Para pendidik mengetahui bagaimana menggunakan bahasa yang positif untuk meningkatkan tindakan- tindakan yang positif dari peserta didik sebagai faktor penting untuk merangsang fungsi otak yang paling efektif. Berdasarkan uraian di atas, maka dapat ditarik benang merah bahwa metode emotif- imajinatif adalah suatu pembelajaran yang menggunakan media audiovisual sebagai alat sentral untuk menciptakan daya emosi atau perasaan, stimulus sehingga menjembatani siswa untuk berimajinasi, membayangkan gambaran dan kejadian berdasarkan tayangan yang di tampilkan di depan kelas sehingga memungkinkan siswa untuk belajar dengan kecepatan yang mengesankan disertai kegembiraan. Melalui penggunaan metode emotif- imajinatif dapat mengoptimalkan belahan otak kanan sehingga siswa dapat mengembangkan imajinasinya secara leluasa. Otak adalah raksasa tidur. Kalau kita mau memaksimalkanya maka otak kita adalah raksasa yang bisa berbuat apa saja sesuai keinginan pemiliknya. Pemanfaatan otak kanan dan kiri secara seimbangan orang bisa menulis dengan baik. Hal ini efek positif dari kerja belahan otak kanan adalah rangsangan atau dorongan bagi kerja belahan otak kiri sehingga pada saat bersamaan para siswa juga dapat mengembangkan logikanya, 40 yang pada akhirnya siswa dapat menghasilkan bentuk tulisan atau karangan yang baik. Media audiovisual yang dipilih tidak hanya sesuai dengan materi dan tema pembelajaran tetapi harus disesuaikan dengan kebutuhan siswa, artinya tayangan yang akan di tampilkan di depan kelas harus sesuai dengan umur, selera dan minat siswa. Hal ini berdampak pada proses pembelajaran bahwa media audiovisual yang sesuai dengan umur, selera dan minat siswa akan menciptakan suasana yang nyaman dan menyenangkan untuk menimbulkan daya imajinasi siswa dalam mengembangkanya untuk membentuk sebuah tulisan. Singkatnya, pendekatan emotif- imajinatif merupakan pendekatan yang menciptakan suasana pembelajaran keterampilan menulis yang nyaman dengan cara memberikan rangsangan melalui media audiovisual untuk membangkitkan daya imajinasi siswa. Apabila siswa sudah mendapatkan daya rangsangan untuk berimajinasi maka mereka dapat dengan mudah untuk menuangkanya kedalam bentuk tulisan misal yang berbentuk puisi.

2.2.3.1 Hakikat Media

Dokumen yang terkait

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI BERTEMA PENGALAMAN PRIBADI DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL DAN MEDIA KARTU LIPAT BERGAMBAR PADA SISWA KELAS VII C SMP N 10 MAGELANG

2 34 199

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI DENGAN METODE PEMBELAJARAN OUTDOOR PADA SISWA KELAS VII F SMP N 1 TERAS Peningkatan Keterampilan Menulis Puisi dengan Metode Pembelajaran Outdoor pada Siswa Kelas VII F SMP N 1 Teras.

0 2 18

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI DENGAN METODE PEMBELAJARAN OUTDOOR PADA SISWA KELAS VII F SMP N 1 TERAS Peningkatan Keterampilan Menulis Puisi dengan Metode Pembelajaran Outdoor pada Siswa Kelas VII F SMP N 1 Teras.

0 3 13

PENINGKATAN KOMPETENSI MENULIS PUISI SISWA PENINGKATAN KOMPETENSI MENULIS PUISI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 2 KARTASURA MELALUI PENDEKATAN SAVI.

0 2 11

PENDAHULUAN PENINGKATAN KOMPETENSI MENULIS PUISI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 2 KARTASURA MELALUI PENDEKATAN SAVI.

0 1 12

UPAYA PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PANTUN MELALUI MEDIA GAMBAR PADA SISWA KELAS VII D Upaya Peningkatan Keterampilan Menulis Pantun Melalui Media Gambar Pada Siswa Kelas VII D SMP N 2 Banyudono Tahun Ajaran 2011/2012.

0 3 17

Peningkatan Keterampilan Menulis Puisi Bebas dengan Pendekatan Menulis Bebas Menggunakan Media Lagu pada Siswa Kelas VIIIA SMP Negeri 2 Welahan Jepara.

0 0 2

(ABSTRAK) PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI DENGAN PENDEKATAN EMOTIF- IMAJINATIF MELALUI MEDIA AUDIOVISUAL PADA SISWA KELAS VII C SMP N 2 SULANG.

0 0 3

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI MELALUI METODE FIELD TRIP PADA SISWA KELAS VII C MTs. NEGERI PACITAN.

0 0 18

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI MELALUI METODE BELANJA KATA DAN GAMBAR PADA SISWA KELAS VII C SMP NEGERI 1 SEYEGAN.

0 2 230