Jurnal Guru PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI DENGAN PENDEKATAN EMOTIF- IMAJINATIF MELALUI MEDIA AUDIOVISUAL PADA SISWA KELAS VII C SMP N 2 SULANG.

126 audiovisual sangat mengasyikkan, selain mendapatkan ilmu juga merasakan pembelajaran yang santai. Dengan menggunakan media audiovisual lebih memudahkan dalam menulis puisi daripada harus menentukan tema sendiri. Pendapat siswa mengenai cara guru dalam menyampaikan materi secara keseluruhan pendapat siswa, yaitu mudah dipahami oleh siswa. Pada pertanyaan keempat mengenai apakah siswa sebelumnya mengenal pendekatan emotif- imajinatif. Secara keseluruhan siswa menjawab belum mengenal pendekatan emotif- imajinatif. Hal ini dikarenakan pendekatan emotif- imajinatif memang baru dikenal oleh siswa. Pesan siswa selama mengikuti proses pembelajaran menulis puisi melalui pendekatan emotif- imajinatif media audiovisual secara keseluruhan siswa memberikan pesan dan harapan yang positif untuk memperbaiki pembelajaran selanjutnya. Adapun saran yang diberikan siswa diantaranya adalah pendekatan emotif- imajinatif media tetap diterapkan dalam pembelajaran khususnya pembelajaran menulis. Kesan siswa secara keseluruhan bahwa siswa merasa senang mengikuti pembelajaran menulis puisi melalui pendekatan emotif- imajinatif media audiovisual karena dapat membantu meningkatkan rasa percaya diri dalam menulis puisi dan mendapatkan pengalaman baru yang mengasyikkan.

b. Jurnal Guru

Jurnal guru diisi oleh guru pada saat proses pembelajaran menulis puisi dengan pendekatan emotif- imajinatif media audiovisual selesai. Jurnal guru memuat hal- hal yang berkenaan dengan kejadian- kejadian atau peristiwa yang terjadi atau dialami siswa selama proses pembelajaran berlangsung. Adapun hal- 127 hal yang diungkapkan tersebut adalah 1 bagaimana kesiapan siswa dalam mengikuti pembelajaran menulis puisi, 2 bagaimana keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran menulis puisi, 3 bagaimana tanggapan siswa terhadap proses pendekatan emotif- imajinatif media audiovisual saat pembelajaran menulis puisi berlangsung, 4 bagaimana tanggapan siswa terhadap tugas menulis puisi yang diberikan oleh guru, dan 5 bagaimana tingkah laku siswa selama pembelajaran menulis puisi Sejak guru mulai masuk kelas, sudah terlihat sebagian besar siswa sudah siap mengikuti pembelajaran. Semua sudah duduk di kursi masing- masing dengan rapi meskipun terlihat ada dua siswa yang masih berbincang- bincang dengan teman sebangku. Namun, ketika guru sudah membuka pembelajaran dan mengucapkan salam, semua siswa terlihat menyambut dengan antusias. Respon yang positif masih terus berlanjut saat kegiatan mencermati teknik transformasi puisi pada sebuah contoh syair puisi untuk menemukan kesan- kesan sebagai inspirasi dalam menulis puisi. Setelah siswa mencermati contoh syair puisi, guru mengajak siswa untuk berdiskusi tentang syair puisi yang telah dibuat. Tanggapan siswa terhadap tugas menulis puisi yang diberikan oleh guru juga sudah baik. Hal ini tampak pada keantusiasan siswa ketika menulis puisi. Suasana kelas ketika siswa menulis puisi terlihat tenang dan dapat terkendali dengan baik. Siswa terlihat lebih santai dengan di tayangkannya film untuk membantu membangkitkan daya imajinasi. Berdasarkan jurnal guru dapat disimpulkan bahwa keseriusan dan keefektifan siswa dalam mengikuti proses 128 pembelajaran menulis puisi siklus II ini sudah baik. Siswa dapat dikondisikan dan merespon baik setiap penjelasan dari guru.

4.1.2.2.3 Hasil Check List

Check list pada siklus II digunakan untuk mengetahui pendapat siswa mengenai pembelajaran menulis puisi . Lembar check list diisi oleh semua siswa kelas VII C berjumlah 10 pernyataan dengan pernyataan mereka, yaitu sangat setuju, setuju, kurang setuju, atau tidak setuju. Kesepuluh pertanyaan check list pada siklus II sama dengan siklus I. Berdasarkan hasil check list diketahui adanya perubahan tingkah laku siswa. Berikut ini penjelasan hasil check list siklus I. Pada pernyataan pertama mengenai menulis puis itu mudah. Pada siklus II tidak ada lagi siswa yang menyatakan KS terhadap pernyataan tersebut. Sebanyak 5 siswa atau 15,62 menyatakan SS, dan 27 siswa atau 84,38 menyatakan S. Pada pernyataan kedua mengenai pendapat siswa yang merasa dengan metode dan media yang digunakan guru dalam pembelajaran menulis. Sebanyak 13 siswa atau 40,62 menjawab SS, dan 19 siswa atau 59,38 menjawab S. Pada pernyataan ketiga mengenai pedekatan emotif- imajinatif melalui media audiovisual memberikan kemudahan dalam menulis puisi. Pada siklus II tidak ada lagi siswa yang menyatakan KS terhadap pernyataan tersebut. Sebanyak 13 siswa atau 40,63 menjawab SS, dan siswa atau 59,37 menjawab S. Pada pernyataan keempat mengenai kebiasaan menulis puisi dapat mewakili isi hati dan perasaan siswa. Hasil observasi siklus II tidak ada lagi siswa yang menyatakan KS dengan pernyataan tersebut. Sebanyak 12 siswa atau 37,5 menjawab SS, dan 20 siswa atau 62,5 menjawab S. 129 Pada pernyataan kelima mengenai keterampilan menulis puisi dapat meningkatkan kreativitas siswa. 23siswa atau 71,88 menjawab SS, dan 9 siswa atau 28,12 menjawab S.

4.1.2.2.4 Hasil Wawancara

Wawancara pada siklus dilakukan terhadap 3 siswa, yaitu 1 siswa yang meperoleh nilai tinggi, 1 siswa yang mendapat nilai sedang, 1 siswa yang mendapat nilai rendah. Dalam melakukan wawancara digunakan teknik bebas, yaitu pertanyaan telah dipersiapkan oleh pewawancara dan responden bebas menjawab tanpa terikat. Kegiatan wawancara yang dilakukan memiliki tujuan untuk menggalil informasi yang berkaitan dengan kekuatan dan kelemahan penerapan dan penggunaan pendekatan dan media yang digunakan pada pembelajaran menulis puisi. Wawancara ini mengungkapkan tujuh pertanyaan sebagai berikut. 1 Minat siswa dalam pembelajaran menulis puisi; 2 perasaan siswa selama mengikuti pembelajaran menulis puisi ; 3 pendapat siswa mengenai pendekatan dan media yang digunakan pada pembelajaran menulis puisi; 4 Kesulitan yang dihadapi siswa dalam pembelajaran menulis puisi melalui pendekatan emotif- imajinatif media audiovisual; 5 manfaat yang diperoleh siswa setelah mengikuti pembelajaran menulis puisi dengan pendekatan emotif- imajinatif media audiovisual; 6 Saran siswa mengenai pembelajaran menulis puisi melalui pendekatan emotif- imajinatif media audiovisual; 7 Pendapat siswa mengenai cara mengajar guru. Beberapa pertanyaan dalam wawancara ini bukan merupakan pedoman terstruktur, jadi dapat dikembangkan oleh peneliti saat wawancara berlangsung. 130 Hasil wawancara yang diperoleh dari ketiga siswa yaitu siswa yang mendapat nilai tinggi R1, siswa dengan nilai sedang R2, dan siswa yang mendapat nilai rendah R3. Diketahui bahwa semua responden mengaku merasa senang dengan pelajaran menulis puisi. Satu diantara mereka yaitu siswa yang mendapat nilai tinggi R1 mengatakan pendekatan dan media yang digunakan dapat menarik perhatian dan mempermudah mereka untuk membuat puisi, sedangkan 2 siswa yang lain mengaku belum mengetahui pembelajaran menulis puisi dengan pendekatan dan media yang saat ini diajarkan. Berkaitan dengan pertanyaan tentang persaan siswa ketika mengikuti pembelajaran menulis puisi dengan pendekatan emotif- imajinatif media audiovisual, semua siswa atau 100 dari 3 siswa menyatakan senang. Adapun tanggapan siswa terkait dengan penggunaan pendekatan emotif- imajinatif media audiovisual, ketiga siswa diwawancara mengatakan dengan pendekatan emotif- imajinatif media audiovisual telah mampu merangsang mereka dalam menulis syair puisi Berdasarkan jawaban dari ketiga siswa yang diwawancara, 2 diantaranya yaitu R1 dan R2 menyatakan sudah tidak kesulitan lagi dalam menulis puisi. R3 mengaku masih kesulitan dalam hal mencari rangkaian kata yang tepat. Adapun usaha yang dilakukan kedua responden tersebut ialah bertanya kepada teman dan berpikir dahulu dengan menyimak film yang ditayangkan lebih konsentrasi agar bisa mebuat untaian kata yang tepat. Berkaitan dengan kesan dan saran, ketiga siswa memberikan kesan yang positif dengan pendekatan emotif- imajinatif media audiovisual terhadap 131 pembelajaran puisi. Menurut mereka pembelajaran tersebut cukup menarik dan mampu membuat siswa yang semula tidak suka dengan menulis puisi menjadi suka. Itu merupakan pendapat dari siswa yang mendapat nilai tinggi R1 dan siswa yang memperoleh nilai sedang R2, sedangkan responden yang lain menyatakan hal yang serupa, kata mereka pembelajaran ini cukup menyenangkan. Adapaun saran mereka ialah supaya pembelajaran ini terus ditingkatkan dan menyarankan kepada peneliti supaya dalam mejelaskan materi jangan terlalu cepat- cepat

4.1.2.2.4 Hasil Dokumentasi Foto

Pada siklus II ini, dokumentasi masih sama dengan kegiatan yang dilakukan pada siklus I. Pengambilan foto dilakukan oleh teman peneliti. Dokumentasi foto ini dijadikan sebagai bukti visual kegiatan pembelajaran selama penelitian berlangsung. Deskripsi gambar pada siklus II akan dipaparkan sebagai berikut. Gambar 6 Salah satu siswa membacakan hasil puisinya di depan kelas 132 Gambar 7 Sikap Siswa Saat Guru Memberikan Penjelasan Pada siklus II perilaku siswa mengalami perubahan ke arah yang lebih positif. Semua siswa memperhatikan penjelasan guru, tidak ada lagi siswa yang mengantuk, melamun, dan mengobrol dengan teman sebelahnya. Selama proses pembelajaran keaktifan siswa pun meningkat. Terlihat pada gambar di atas tampak beberapa siswa yang tidak malu-malu lagi untuk bertanya. Gambar 8 133 Gambar 9 Sikap Siswa Saat Proses Penulisan Gagasan Setelah melakukan kegiatan menyimak dan imajinasi guru meminta siswa untuk melakukan proses penulisan ide. Pada gambar di atas tampak 3 siswa tidak melakukan proses penulisan ide dengan baik. Gambar 10 134 Gambar 11 Sikap Siswa Saat Kegiatan Menulis puisi Setelah melakukan rangkaian kegiatan, siswa mendapat tugas dari guru atau peneliti untuk menulis puisi berdasarkan media audiovisual yang ditayangkan. Tampak pada gambar semua siswa serius dan penuh konsentrasi mengerjakan tugas menulis puisi.

4.1.2.3 Refleksi Siklus II

Hasil keterampilan menulis puisi yang telah dicapai siswa setelah dilakukan pembelajaran pada siklus II sudah mencapai ketuntasan, yaitu skor rata- rata siswa mencapai 85,28. Hal ini dikarenakan siswa sudah lebih memperhatikan setiap aspek dalam menulis. Hasil tersebut sudah mencapai target yang diharapkan. Pada siklus II ini siswa dapat membentuk relevansi diksi sesuai media audiovisual; membentuk relevansi pengimajian sesuai dengan media audiovisual; membentuk relevansi kata konkrit sesuai dengan media audiovisual; 135 membentuk relevansi bahasa figuratif sesuai dengan media audiovisual; membentuk relavansi versifikasi sesuai dengan media audiovisual; membentuk relevansi tipografi sesuai dengan media audiovisual; membentuk relevansi tema sesuai dengan media audiovisual; membentuk relevansi perasaan,nada sesuai dengan media audiovisual; membentuk relevansi suasana dengan media audiovisual; membentuk relevansi amanat sesuai dengan media audiovisual. Hal ini merupakan hal yang sangat menggembirakan karena berdasarkan hasil nontes pada siklus II, terlihat juga adanya perubahan perilaku siswa ke arah positif. Pada tahap observasi, perilaku negatif siswa mulai berkurang. Siswa mengikuti pembelajaran dari awal hingga akhir dengan sikap yang baik. Hal ini dibuktikan melalui hasil observasi yang menunjukkan adanya peningkatan persentase perilaku positif siswa pada hasil observasi siklus II. Pada kegiatan pengisian jurnal. Pada jurnal siswa mengalami perubahan perilaku bila dilihat dari jawaban yang diberikan siswa. Pada jurnal guru terlihat beberapa hasil yang menyatakan bahwa pada pembelajaran siklus II guru sudah merasa puas selama pembelajaran menulis puisi melalui pendekatan emotif- imajinatif media audiovisual. Hal ini sebagai bukti adanya perubahan perilaku siswa yang positif. Pada pengisian check list pada siklus II mengalami perubahan sikap dari siklus I. Semula banyak siswa yang menyatakan kurang setuju terhadap beberapa pernyataan, pada siklus II mulai berkurang. Hal ini sebagai bukti adanya perubahan perilaku siswa yang positif. Adapun mengenai hasil nontes yang berupa dokumentasi foto dapat diketahui pembelajaran terlihat semakin kondusif dengan berkurangnya perilaku 136 negatif yang diperlihatkan siswa. Siswa sudah tidak malu lagi untuk bertanya. Selain itu, pada kegiatan diskusi kelas siswa terlihat semakin berpartisipasi aktif. Kegiatan ini semua tergambar dalam foto sebagai bukti untuk menguatkan data- data nontes lainnya.

4.2 Pembahasan

Dokumen yang terkait

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI BERTEMA PENGALAMAN PRIBADI DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL DAN MEDIA KARTU LIPAT BERGAMBAR PADA SISWA KELAS VII C SMP N 10 MAGELANG

2 34 199

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI DENGAN METODE PEMBELAJARAN OUTDOOR PADA SISWA KELAS VII F SMP N 1 TERAS Peningkatan Keterampilan Menulis Puisi dengan Metode Pembelajaran Outdoor pada Siswa Kelas VII F SMP N 1 Teras.

0 2 18

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI DENGAN METODE PEMBELAJARAN OUTDOOR PADA SISWA KELAS VII F SMP N 1 TERAS Peningkatan Keterampilan Menulis Puisi dengan Metode Pembelajaran Outdoor pada Siswa Kelas VII F SMP N 1 Teras.

0 3 13

PENINGKATAN KOMPETENSI MENULIS PUISI SISWA PENINGKATAN KOMPETENSI MENULIS PUISI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 2 KARTASURA MELALUI PENDEKATAN SAVI.

0 2 11

PENDAHULUAN PENINGKATAN KOMPETENSI MENULIS PUISI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 2 KARTASURA MELALUI PENDEKATAN SAVI.

0 1 12

UPAYA PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PANTUN MELALUI MEDIA GAMBAR PADA SISWA KELAS VII D Upaya Peningkatan Keterampilan Menulis Pantun Melalui Media Gambar Pada Siswa Kelas VII D SMP N 2 Banyudono Tahun Ajaran 2011/2012.

0 3 17

Peningkatan Keterampilan Menulis Puisi Bebas dengan Pendekatan Menulis Bebas Menggunakan Media Lagu pada Siswa Kelas VIIIA SMP Negeri 2 Welahan Jepara.

0 0 2

(ABSTRAK) PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI DENGAN PENDEKATAN EMOTIF- IMAJINATIF MELALUI MEDIA AUDIOVISUAL PADA SISWA KELAS VII C SMP N 2 SULANG.

0 0 3

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI MELALUI METODE FIELD TRIP PADA SISWA KELAS VII C MTs. NEGERI PACITAN.

0 0 18

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI MELALUI METODE BELANJA KATA DAN GAMBAR PADA SISWA KELAS VII C SMP NEGERI 1 SEYEGAN.

0 2 230