22
meliputi tema, perasaan, nada, dan suasana, serta amanat atau pesan yang terkandung dalam puisi.
2.2.2.2.1 Unsur fisik
a. Diksi
Berfield dalam Pradopo 1987:54 mengemukakan bahwa bila kata-kata di pilih di susun dengan cara yang sedemikian rupa hingga artinya
menimbulkan atau di maksudkan untuk menimbulkan imajinasi estetik, maka hasilnya itu disebut diksi puitis
Waluyo 2000:66-130 mengungkapkan bahwa diksi merupakan pilihan kata. Kata-kata dalam puisi bersifat konotatif, dan bersifat puitis.
Pembendaharaan kata pemyair sangat berperan dalam pemilihan kata. Kedudukan kata dalam puisi sangat menetukan makna.
Aminuddin 2002:143 mengemukakan bahwa diksi merupakan pemilihan kata untuk mengungkapkan suatu gagasan. Pemilihan kata yang
ditulis dalam puisi harus dipertimbangkan maknanya, komposisi bunyi dalam rima dan irama, kedudukan kata itu di tengah konteks kata lainnya dan
kedudukan kata dalam keseluruhan puisi. Pemilihan kata ini berbeda disebabkan oleh latar belakang social budaya, pendidikan, agama, zaman,
bahkan selera penyair. Diksi yang baik harus komunikatif dengan situasi dan mencakup jenis maslaah yang akan dikemukakan serta apa tujuan
pengemukakannya. Untuk mencapai tujuan yang diharapkan harus memperhatikan tempat serta suasana lingkungan.
23
Berdasarkan pengertian tersebut, disimpulkan bhwa diksi merupkan pilihan yang digunakan untuk mendapatkan kepuitisan dan nilai estetik puisi.
b. Pengimajian
Pengimajian adalah kata atau susunan kata yang adapat mengungkapkan pengalaman sensoris, pendengaran, dan perasaan.
Pengemajian menurut Waluyo 2000:79 di bagi menjadi tiga hal yaitu imaji visual atau yang diwujudkan melalui pengalaman pendengaran, dan imaji taktik
yang diwujudkan dalam cita rasa.
c. Kata Konkrit
Waluyo 2000:81 kata kongkret merupakan kata-kata yang digunakan penyair untuk menggambarkan suatu lukisan kedalaman atau suasana batin
dengan maksud untuk membangkitkan imaji pembaca. Kata-kata yang digunakan penyair haruslah dapat mengarah kepada arti yang menyeluruh.
Dengan kata lain di perkonkret, pembaca dapat membayangkan secara jelas peristiwa atau keadaan yang dilukiskan oleh penyair.
d. Bahasa figuratif