Faktor Yuridis TINJAUAN PUSTAKA

UU No.2 tahun 1989 tentang UUSPN juga dijelaskan perlindungan secara eksplisit dikemukakan dalam pasal 28 sebagai berikut : Supriyadi, 1999 :37 “Kegiatan mengajar hanya dapat dilakukan oleh tenaga pendidik yang mempunyai wewenang mengajar ayat 1 dan memiliki kualifikasi sebagai tenaga pengajar ayat2”. Pengakuan dan perlindungan pemerintah terhadap status guru sungguh merupakan nilai lebih yang lain dari UUSPN. Secara yuridis hukum perkembangan ini jauh melampaui apa yang masih dihadapi oleh profesi keguruan pada forum internasional. Menurut UNESCO dan ILO, status profesional guru masih dalam tingkat rekomendasi, melainkan telah ditegaskan oleh hukum melalui undang-undang. Pasal 3 UU No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Pasal ini memberikan gambaran bahwa fungsi guru dalam sistem pendidikan nasional adalah sebagai pengajar sekaligus sebagai pendidik. UU guru dan dosen no 14 Tahun 2005 menyebutkan bahwa profesi guru oleh pemerintah diberikan perlindungan, perlindungan tersebut meliputi: 1. Perlindungan hukum terhadap tindak kekerasan, ancaman, perlakuan diskriminatif, intimidasi, atau perlakuan tidak adil dari pihak peserta didik, orang tua peserta didik, masyarakat, birokrasi, atau pihak lain. 2. Perlindungan profesi mencakup perlindungan terhadap pemutusan hubungan kerja yang tidak sesuai dengan peraturan perundang- undangan, pemberian imbalan yang tidak wajar, pembatasan dalam menyampaikan pandangan, pelecehan terhadap profesi, dan pembatasanpelarangan lain yang dapat menghambat guru dalam melaksanakan tugas. 3. Perlindungan keselamatan dan kesehatan mencakup perlindungan terhadap risiko gangguan keamanan kerja, kecelakaan kerja, kebakaran pada waktu kerja, bencana alam, kesehatan lingkungan kerja, danatau risiko lain . Sementara itu, Peraturan Pemerintah Tentang Guru dalam Pasal 36 ditetapkan bahwa : 1. Guru berhak mendapat perlindungan dalam melaksanakan tugas dalam bentuk rasa aman dan jaminan keselamatan dari Pemerintah, pemerintah daerah, badan hukum penyelenggara pendidikan, satuan pendidikan, organisasi profesi, danatau masyarakat sesuai kewenangan masing- masing. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 2. Rasa aman dan jaminan keselamatan dalam melaksanakan tugas diperoleh guru melalui perlindungan hukum, profesi, keselamatan, dan kesehatan kerja. 3. Masyarakat, organisasi profesi guru, Pemerintah atau Pemerintah Daerah dapat saling membantu dalam memberikan perlindungan. UU No. 14 Tahun 2005 telah menetapkan juga perlindungan terhadap guru dalam melaksanakan tugas profesinya sebagaimana ditentukan dalam Pasal 39 yaitu: 1. Pemerintah, pemerintah daerah, masyarakat, organisasi profesi, danatau satuan pendidikan wajib memberikan perlindungan terhadap guru dalam pelaksanaan tugas. 2. Perlindungan meliputi perlindungan hukum, perlindungan profesi, serta perlindungan keselamatan dan kesehatan kerja. 3. Perlindungan hukum mencakup perlindungan hukum terhadap tindak kekerasan, ancaman, perlakuan diskriminatif, intimidasi, atau perlakuan tidak adil dari pihak peserta didik, orang tua peserta didik, masyarakat, birokrasi, atau pihak lain. 4. Perlindungan profesi mencakup perlindungan terhadap pemutusan hubungan kerja yang tidak sesuai dengan peraturan perundang- undangan, pemberian imbalan yang tidak wajar, pembatasan dalam menyampaikan pandangan, pelecehan terhadap profesi, dan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI pembatasanpelarangan lain yang dapat menghambat guru dalam melaksanakan tugas. 5. Perlindungan keselamatan dan kesehatan kerja mencakup perlindungan terhadap risiko gangguan keamanan kerja, kecelakaan kerja, kebakaran pada waktu kerja, bencana alam, kesehatan lingkungan kerja, danatau resiko lain. Menurut pasal 15 UUGD 2005 mengatur tentang perlindungan jaminan penghasilan guru sebagai berikut : 1. Penghasilan di atas kebutuhan hidup minimum meliputi gaji pokok, tunjangan yang melekat pada gaji, serta penghasilan lain berupa tunjangan profesi, tunjangan fungsional, tunjangan khusus, dan maslahat tambahan yang terkait dengan tugasnya sebagai guru yang ditetapkan dengan prinsip penghargaan atas dasar prestasi. 2. Guru yang diangkat oleh satuan pendidikan yang diselenggarakan oleh Pemerintah atau pemerintah daerah diberi gaji sesuai dengan peraturan perundang-undangan. 3. Guru yang diangkat oleh satuan pendidikan yang diselenggarakan oleh masyarakat diberi gaji berdasarkan perjanjian kerja atau kesepakatan kerja bersama. Pasal 16 Undang-undang Nomor 14 menjamin tunjangan profesi bagi guru yang berisi sebagai berikut : PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 1. Pemerintah memberikan tunjangan profesi kepada guru yang telah memiliki sertifikat pendidik yang diangkat oleh penyelenggara pendidikan danatau satuan pendidikan yang diselenggarakan oleh masyarakat . 2. Tunjangan profesi diberikan setara dengan 1 satu kali gaji pokok guru yang diangkat oleh satuan pendidikan yang diselenggarakan oleh Pemerintah atau pemerintah daerah pada tingkat, masa kerja, dan kualifikasi yang sama. 3. Tunjangan profesi dialokasikan dalam anggaran pendapatan dan belanja negara APBN danatau anggaran pendapatan dan belanja daerah APBD. Pasal 39 Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen mengamanatkan bahwa guru berhak memperoleh perlindungan dalam menjalankan tugas profesinya. Artinya secara yuridis guru sesungguhnya telah memiliki payung hukum untuk memperoleh perlindungan dalam menjalankan tugasnya, baik perlindungan hukum, perlindungan profesi, perlindungan keselamatan dan kesehatan kerja. Jika melihat kenyataan yang sekarang ini, walaupun telah ada UUSPN yang memberikan jaminan hukum bagi guru, perlakuan atasan dan pihak lain masih juga terjadi tetapi tetap diam saja. Seharusnya guru harus bangkit membela haknya karena hal tersebut berhubungan dengan profesinya. Seorang guru memilih profesi guru Karena adanya jaminan perlindugan hukum atas profesinya. Memang, undang-undang tersebut dirumuskan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI pemerintah dengan bagusnya, tetapi sampai saat ini belum secara konkret terwujud untuk memberikan perlindungan hukumnya.

E. Kerangka berfikir dan Hipotesis

1. Hubungan Faktor Finansial dengan Minat Mahasiswa FKIP Memilih Guru Faktor finansial merupakan faktor penting mengapa seseorang memilih profesi ini yaitu berhubungan dengan imbalan jasa yang berupa gaji, jaminan pensiun dan tunjangan lainnya. Imbalan jasa yang diperoleh para guru akan mempengaruhi dinamika perilaku dan kehidupan gru dalam melaksanakan tugas-tugasnya. Setiap orang dalam bekerja dan menjalankan profesi selalu terdorong untuk memperoleh gaji, kenaikan tingkat gaji, kenaikan pangkat atau golongan, tunjangan fungsional dan tersedianya dana pensiun wijayanti, 2001:360. Gurupun demikian, guru selain mengabdikan pada profesinya juga mmbutuhkan kesejahteraan dan itu semua diperoleh profesi yang dijalaninya. Akan tetapi jika melihat fakta yang ada sekarang ini, kesejahteraan guru sangatlah minim, apalagi untuk guru non PNS yaitu guru-guru swasta kecil bahwa gaji guru non PNS ditetapkan oleh penyelenggara satuan pendidikan dengan mengacu kepada besaran gaji guru PNS sehingga perlu subsidi bagi non PNS. Walaupun demikian guru tetap menjalankan profesi sebagai guru apalagi sekarang dengan ditetapkannya UU no 14 samakin menarik minat pilihan profesi guru ditinjau dari faktor finansial. Berdasar kerangka berfikir di atas diturunkan hipotesis sebagai berikut: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Ha : Ada hubungan yang positif dan signifikan antara faktor finansial dengan minat Mahasiswa FKIP menjadi guru. 2. Hubungan Faktor Sosial dengan Minat Mahasiswa FKIP Menjadi Guru. Guru dalam menjalankan profesinya selalu berinteraksi dengan masyarakat tempat ia tinggal selain di sekolah tempat ia bekerja. Prestis guru sangat penting karena hal ini berpengaruh terhadap profesinya. Seorang guru yang memiliki prestis yang tinggi di lingkungan tempat ia tinggal maka akan dihormati dan disegani. Seorang guru akan lebih disegani dan dihormati oleh lingkungannya jika bersama-sama dengan masyarakat bekerjasama dan bergotong royong dalam suatu kegiatan. Status sosial juga berpengaruh terhadap prestis dan wibawa guru, sejauh mana masyarakat menghargai dan menghormati guru Supriadi, 1999:34. Status sosial ekonomi dari zaman ke zaman semakin menurun. Namun faktor sosial ini juga menarik minat pilihan profesi guru. Berdasar kerangka berfikir di atas diturunkan hipotesis sebagai berikut: Ha : Ada hubungan yang positif dan signifikan antara faktor sosial dengan minat Mahasiswa FKIP menjadi guru. 3. Hubungan Faktor Yuridis Dengan Minat Mahasiswa FKIP Menjadi Guru. Kepastian hukum memberikan jaminan hukum terhadap perlindungan dan pengakuan terhadap profesi guru. Pemerintah telah membuat Undang- Undang Sistem Pendidikan Nasional, yang berisi tentang perlindunagn hak PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Dokumen yang terkait

Hubungan antara Peran Guru Pamong dan Minat Mahasiswa Menjadi Guru dengan Prestasi Program Pengalaman Lapangan (PPL) :Studi Kasus Pada Mahasiswa Pendidikan Akuntansi FKIP-UMS

0 4 7

Hubungan minat menjadi guru dan IPK dengan bakat keguruan mahasiswa FKIP (studi kasus pada mahasiswa S1 angkatan 2013 FKIP Universitas Sanata Dharma Yogyakarta).

0 3 208

Hubungan minat menjadi guru dan IPK dengan bakat keguruan mahasiswa FKIP (studi kasus pada mahasiswa S1 angkatan 2013 FKIP Universitas Sanata Dharma Yogyakarta)

0 5 206

Pengaruh prestasi PPL dan aspek sosial terhadap minat mahasiswa FKIP menjadi guru : studi kasus mahasiswa FKIP Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

0 2 166

Hubungan antara persepsi mahasiswa terhadap status sosial guru dan prestasi belajar dengan minat mahasiswa menjadi guru : studi kasus pada mahasiswa Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Sanata Dharma Yogyakarta angkatan 2006.

0 0 159

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI MINAT MAHASISWA MENJADI GURU PADA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI FKIP UNS.

0 0 18

HUBUNGAN ANTARA KEAKTIFAN MAHASISWA DI UNIT KEGIATAN MAHASISWA FKIP UNS DAN INDEKS PRESTASI KUMULATIF MAHASISWA FKIP UNS DENGAN KESIAPAN MENJADI GURU.

0 0 15

HUBUNGAN FAKTOR FINANSIAL, SOSIAL DAN YURIDIS DENGAN MINAT MAHASISWA FKIP MENJADI GURU

0 0 195

PENGARUH PRESTASI PPL DAN ASPEK SOSIAL TERHADAP MINAT MAHASISWA FKIP MENJADI GURU

0 0 164

HUBUNGAN PRESTASI PPL DAN PERSEPSI MAHASISWA TENTANG STATUS SOSIAL GURU DENGAN MINAT MENJADI GURU

0 0 155