Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

2 meningkatkan kompetensinya sehingga mutu lulusan maupun mutu penerimaan yang dihasilkan berkualitas. Guru dianggap sebagai profesi yang luhur. Banyak julukan yang dimaksudkan untuk menjunjung tinggi martabat dan kehormatan guru. Sebutan-sebutan itu lebih dimaksudkan sebagai simbol pengabdian guru yang tanpa pamrih dan ikhlas. Pada masa pendudukan kolonial mereka begitu bangga menjadi keluarga guru, keberadaan guru sederajat dengan para bangsawan priyayi. Menyandang profesi guru saat itu bagaikan seorang pejabat publik dan memberikan beban berat bagi guru itu sendiri dan keluarganya karena masyarakat selalu memperhatikan setiap tindak tanduk mereka dalam berinteraksi dengan lingkungan. Tetapi itu merupakan kebanggaan tersendiri bagi mereka yang selalu tampak berwibawa di masyarakat Indah Lina, 2005;3. Sekalipun guru bekerja seharian untuk mendidik muridnya dalam waktu belasan bahkan puluhan tahun, para guru tetap setia. Mereka tidak mengharapkan ada kalungan medali atau kelak dimakamkan di taman makam pahlawan walaupun anak didiknya di kemudian hari menjadi presiden, menteri, guru besar, jendral, dan konglomerat Supriyadi,1999:5-6. Di balik semua itu, profesi guru menyimpan beberapa misteri kehidupan yang amat memprihatinkan. Misteri kehidupan yang mungkin sering dijumpai adalah ketika pendapatan yang diperoleh tidaklah mencukupi semua kebutuhan. Ketika seorang guru berpenghasilan rendah dan tingkat kesejahteraannya relatif rendah akan mempengaruhi tugas mereka, karena secara psikologis seseorang bekerja untuk mencukupi semua kebutuhannya dan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 3 mengharapkan tingkat kesejahteraan yang baik dalam kehidupannya tetapi hal tersebut sangat sulit didapatkan ketika seseorang tersebut menjadi guru. Adakalanya seorang guru melakukan pekerjaan sampingan seperti mengojek, berdagang, dan bertani hanya untuk menutupi kekurangan akan kebutuhan. Hal ini menjadi tanda tanya besar mengapa pemeritah tidak memperhatikan nasib mereka yang telah memberikan jasa untuk mendidik generasi penerus bangsa. FKIP adalah suatu lembaga yang mempunyai peranan penting dalam mencetak calon-calon tenaga pendidik yang akan menghasilkan output yang berkualitas dalam bidang pendidikan, karena lewat lembaga inilah yang akan mempersiapkan generasi baru generasi penerus bangsa. Kebanyakan orang memilih FKIP karena harapan bisa kuliah dan kemudian bisa diangkat menjadi PNS, sebab FKIP bukan hanya mempersiapkan mahasiswa untuk menjadi guru saja, tetapi juga pekerjaan di bidang non keguruan. Namun demikian FKIP bukanlah idola calon mahasiswa atau orang tua. Banyak lulusan FKIP yang enggan menjadi guru. Sebab dalam masyarakat yang cenderung melihat kemampuan ekonomi sebagai ukuran status sosial, status guru dipandang “kurang baik” karena pendapatan rendah, sementara itu banyak jabatan di luar guru yang lebih menarik ditinjau dari penghasilan yang diperoleh. Sudah menjadi rahasia umum bahwa sebagian besar mungkin hampir semua mahasiswa yang telah dan sedang berkuliah di IKIP atau LPTK Lembaga Pendidikan Tinggi Kegururan dan sejenisnya adalah mahasiswa yang kalah bersaing dalam kompetisi ujian masuk di perguruan-perguruan 4 tinggi negerifavorit. Artinya berkuliah di IKIPLPTK merupakan pilihan terakhir ketika semua pilihan telah tertutup. Anggapan tersebut menyebabkan calon guru kurang memiliki motivasi yang kuat. Parahnya ketika penghargaan guru mulai berkurang, mereka yang berkuliah di program studi kependidikan yang favorit juga enggan menjadi guru. Dengan banyaknya persepsi yang ada di masyarakat, masih adakah minat mahasiswa untuk menjadi guru ? Hal ini berlainan dengan keadaan yang sekarang, dengan ditetapkannya UU guru dan dosen oleh pemerintah dimana penghargaan guru mulai diperhatikan tingkat kesejahteraannya, minat dan gengsi menjadi guru pun mulai berubah. Dalam UU Guru dan Dosen tersebut dijelaskan bahwa pengakuan dan kedudukan guru dan dosen mempunyai misi yaitu: a mengangkat martabat seorang guru dan dosen, b menjamin hak dan kewajiban guru dan dosen, c meningkatkan kompetensi guru dan dosen, d meningkatkan mutu pendidikan, e mengurangi kesenjangan ketersedian guru dan dosen antar daerah dari segi mutu, jumlah, kualitas akademik dan kompetensi, f meningkatkan pelayanan yang bermutu httpwww.lpmp.jatim.orgtplimagesertifikasiuu20no2014. Undang-Undang UU Guru dan Dosen juga memberikan sinyal bahwa kesejahteraan guru akan ditingkatkan. Guru yang memenuhi kualifikasi akademik dan mengantongi sertifikat sebagai pendidik dijanjikan mendapatkan tunjangan sebesar satu kali gaji pokok. Belum lagi tambahan tunjangan fungsional Rp 500.000 perbulan. Di beberapa daerah, seperti DKI Jakarta, pemerintah daerah memberikan insentif tambahan yang cukup signifikan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI kepada para guru pegawai negeri sipil PNS. Dengan tunjangan dari pemerintah daerah sekitar Rp 2.000.000 per bulan, penghasilan seorang guru PNS yang diperoleh minimal berkisar antara Rp.3.000.000 httpwww.atmajaya.ac.idcontent.asp?f=0id=2357. Peningkatan drastis kesejahteraan guru yang sempat menjadi topik yang sangat hangat dibicarakan dikalangan masyarakat mengubah minat mahasiswa baik dari kependidikan dan non kependidikan terpanggil untuk menjadi seorang guru. Meningkatnya daya tarik guru ditanggapi berbeda oleh mereka yang kini tengah mengambil kuliah di program kependidikan. Dulu mereka mengambil program kependidikan karena mereka terpaksa. Kini setelah ada tanda-tanda peningkatan status ekonomi guru mereka harus bersaing dengan mereka yang mengambil program non kependidikan. Persyaratan pendidikan guru S1 plus pendidikan profesi membuat rekrutmen guru menjadi terbuka. Dari fenomena-fenomena itu, dapat disimpulkan bahwa profesi guru semakin lama semakin kurang diminati oleh masyarakat terutama dikalangan mahasiswa. Bahkan mahasiswa yang mengambil Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan FKIP pun banyak yang merasa kurang minat untuk menjadi guru. Kebanyakan dari mereka hanya terpaksa atau tidak tahu tentang FKIP karena bukan merupakan fakultas pilihan pertama mereka. Beberapa kondisi yang telah diuraikan di atas memberikan suatu indikasi bahwa ada beberapa hal yang berhubungan dengan minat menjadi guru. Pada penelitian ini, penulis hanya membatasi 3 faktor yang diduga kuat berhubungan dengan profesi guru yaitu, faktor yang pertama adalah faktor finansial, dengan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI diberlakukannya UU Guru dan Dosen yang berisikan peningkatan kesejahteraan guru dengan memberikan tunjangan sebesar 1 kali gaji pokok membuat kaum muda merasa profesi guru adalah profesi yang menjanjikan dan memberikan rasa aman secara ekonomi. Kedua faktor sosial, persepsi masyarakat terhadap profesi guru di anggap berhubungan dengan pemilihan profesi guru. Bagaimana seseorang melihat tanggapan masyarakat terhadap suatu profesi yang berhubungan dengan pemilihan profesi guru. Ketiga faktor yuridis, pemerintah mengesahkan UU Guru dan Dosen yang memberikan kepastian hukum dalam kedudukannya sebagai guru dan dosen dan menjamin kesejahteraan. Namun demikian, disaat pemerintah memperhatikan nasib guru secara sungguh-sungguh, peminat profesi guru mulai menurun. Apalagi yang diterima dan berkuliah di FKIP belum tentu berminat untuk mendalami profesi guru. Keadaan yang seperti inilah yang menarik untuk diteliti. Apakah ada hubungan antara faktor finansial, sosial, dan yuridis terhadap minat menjadi guru. Berdasarkan latar belakang diatas, peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul “HUBUNGAN FAKTOR FINANSIAL, SOSIAL, DAN YURIDIS TERHADAP MINAT MAHASISWA FKIP MENJADI GURU” dengan studi kasus pada mahasiswa FKIP Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

B. Batasan Masalah

Pada hakekatnya ada banyak faktor-faktor yang berhubungan dengan minat untuk menjadi guru diantaranya, faktor kultural, dukungan teman, dukungan orang tua, pengabdian, yuridis, finansial, sosial, jaminan pensiun, inovasi dan kreatifitas, kesempatan untuk melanjutkan studi dan panggilan hidup untuk berkarir sebagai guru. Pada penelitian ini penulis membatasi pada tiga faktor yang diduga berhubungan kuat terhadap minat menjadi guru yaitu, faktor finansial, faktor sosial dan faktor yuridis. Peneliti membatasi permasalahan pada ketiga faktor tersebut diatas dengan alasan tiga faktor tersebut diduga memiliki hubungan yang dominan terhadap pilihan profesi guru dan ketiga faktor tersebut merupakan realita kehidupan profesi guru.

C. Rumusan Masalah

Dari uraian latar belakang di atas, dirumuskan pokok permasalahan sehubungan dengan hubungan antara faktor finansial, sosial dan yuridis terhadap minat menjadi guru sebagai berikut : 1. Apakah ada hubungan yang positif dan signifikan antara Faktor Finansial dengan minat mahasiswa FKIP menjadi guru ? 2. Apakah ada hubungan yang positif dan signifikan antara Faktor Sosial dengan minat mahasiswa FKIP menjadi guru ? 3. Apakah ada hubungan yang positif dan signifikan antara Faktor Yuridis dengan minat mahasiswa FKIP menjadi guru ? PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas, tujuan penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui apakah ada hubungan yang positif dan signifikan antara Faktor Finansial dengan minat mahasiswa FKIP menjadi guru ? 2. Untuk mengetahui apakah ada hubungan yang positif dan signifikan antara Faktor Sosial dengan minat mahasiswa FKIP menjadi guru ? 3. Untuk mengetahui apakah ada hubungan yang positif dan signifikan antara Faktor Yuridis dengan minat mahasiswa FKIP menjadi guru ?

E. Manfaat Penelitian

1. Bagi Universitas a. Dapat memberikan kontribusi pihak universitas dalam evaluasi program pengajaran pada Mahasiswa FKIP sebagai calon guru. b. Sebagai bahan kajian dalam penelitian berikut tentang profesi guru dan sebagai referensi bacaan ilmiah di perpustakaan 2. Bagi penulis Untuk menerapkan metodologi penelitian kedalam penelitian ini. 3. Bagi pihak lain Memberikan informasi tentang seluk beluk profesi guru dan aspek yang berhubungan dengan pilihan menjadi guru.

Dokumen yang terkait

Hubungan antara Peran Guru Pamong dan Minat Mahasiswa Menjadi Guru dengan Prestasi Program Pengalaman Lapangan (PPL) :Studi Kasus Pada Mahasiswa Pendidikan Akuntansi FKIP-UMS

0 4 7

Hubungan minat menjadi guru dan IPK dengan bakat keguruan mahasiswa FKIP (studi kasus pada mahasiswa S1 angkatan 2013 FKIP Universitas Sanata Dharma Yogyakarta).

0 3 208

Hubungan minat menjadi guru dan IPK dengan bakat keguruan mahasiswa FKIP (studi kasus pada mahasiswa S1 angkatan 2013 FKIP Universitas Sanata Dharma Yogyakarta)

0 5 206

Pengaruh prestasi PPL dan aspek sosial terhadap minat mahasiswa FKIP menjadi guru : studi kasus mahasiswa FKIP Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

0 2 166

Hubungan antara persepsi mahasiswa terhadap status sosial guru dan prestasi belajar dengan minat mahasiswa menjadi guru : studi kasus pada mahasiswa Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Sanata Dharma Yogyakarta angkatan 2006.

0 0 159

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI MINAT MAHASISWA MENJADI GURU PADA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI FKIP UNS.

0 0 18

HUBUNGAN ANTARA KEAKTIFAN MAHASISWA DI UNIT KEGIATAN MAHASISWA FKIP UNS DAN INDEKS PRESTASI KUMULATIF MAHASISWA FKIP UNS DENGAN KESIAPAN MENJADI GURU.

0 0 15

HUBUNGAN FAKTOR FINANSIAL, SOSIAL DAN YURIDIS DENGAN MINAT MAHASISWA FKIP MENJADI GURU

0 0 195

PENGARUH PRESTASI PPL DAN ASPEK SOSIAL TERHADAP MINAT MAHASISWA FKIP MENJADI GURU

0 0 164

HUBUNGAN PRESTASI PPL DAN PERSEPSI MAHASISWA TENTANG STATUS SOSIAL GURU DENGAN MINAT MENJADI GURU

0 0 155