3. Kuisioner
Kuisioner dalam penelitian ini digunakan untuk memperoleh data tentang keaktifan siswa belajar Biologi dengan menggunakan model
pembelajaran tipe Two Stay Two Stray TSTS guna memperkuat data yang diperoleh dari observasi. Kuisioner terdiri dari 20 butir pernyataan.
Butir pernyataan angket dinyatakan dalam dua bentuk yaitu pernyataan positif dan pernyataan negatif. Siswa mengisi angket dengan memberikan
tanda √ sesuai kondisi yang dialaminya pada setiap pernyataan. Pedoman penskoran untuk setiap kriteria adalah Sangat Tidak Setuju STS, Tidak
Setuju TS, Ragu-ragu RR, Setuju S dan Sangat Setuju SS. Data hasil angket aktivitas belajar siswa dianalisis dengan langkah-langkah
sebagai berikut: a. Berdasarkan pedoman penskoran yang telah dibuat, dihitung jumlah
skor tiap-tiap butir pernyataan untuk masing-masing siswa. b. Skor masing-masing siswa dikomulatifkan.
c. Hasil komulatif dipersentase dan dikualifikasikan untuk membuat kesimpulan mengenai keaktifan siswa terhadap pembelajaran.
Skala nilai = x 100
Tabel.3.3. Penskoran Kuisioner Keaktifan Belajar Siswa
Alternatif Jawaban
Sangat Setuju
Setuju Ragu-
ragu Tidak
Setuju Sangat
Tidak Setuju
Pernyataan Positif 5
4 3
2 1
Pernyataan Negatif 1
2 3
4 5
Tabel.3.4. Kualifikasi Persentase Skor Kuisioner Keaktifan Siswa
Rentang Skor Kualifikasi
80.01 - 100 Sangat Tinggi
60.01 - 80 Tinggi
40.01 - 60 Sedang
20.01 - 40 Rendah
0 - 20 Sangat Rendah
I. Indikator Keberhasilan Tindakan
Tabel.3.5. Indikator Keberhasilan Tindakan
Variabel Data
Instrumen
Keaktifan siswa
50 siswa
memiliki tingkat baik B dalam
pembelajaran. Lembar
observasi keaktifan siswa.
Hasil belajar
ranah kognitif siswa
70 siswa
tuntas KKM ≥ 70
Tes
1. Lima Unsur Pembelajaran Kooperatif Kriteria keberhasilan lima unsur pembelajaran kooperatif yaitu
frekuensi aktivitas belajar siswa pada ke-5 unsur pembelajaran kooperatif diharapkan semakin baik, dalam arti persentase tingkat
baik B semakin besar dan pesentase tingkat kurang K semakin menurun.
2. Hasil Belajar Secara perseorangan jumlah persentase siswa yang skor tinggi
semakin meningkat antara data awal dengan siklus I dan antara siklus I dengan siklus II. Sebaliknya jumlah persentase skor
siswa yang rendah semakin menurun antara observasi awal dengan siklus I dan antara siklus I dengan siklus II. Secara klasikal dengan
membandingkan persentase ketuntasan klasikal antara observasi awal, siklus I dan siklus II dengan kriteria persentase semakin besar
atau meningkat dari observasi awal ke siklus I dan dari siklus I ke siklus II.
54
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Observasi Awal Tindakan Kelas
Observasi awal penelitian tindakan kelas dilakukan dengan mengamati proses pembelajaran biologi di kelas. Pada pertemuan
pertama, peneliti diberi kesempatan oleh guru untuk mengamati proses pembelajaran biologi di kelas XC. Selanjutnya peneliti mengadakan
Observasi di kelas XA dan untuk pertemuan ketiga peneliti diberi kesempatan kembali untuk melakukan pengamatan di kelas XA, yang
merupakan fokus dalam penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan peneliti, guru menggunakan
metode ceramah dan tanya jawab dalam proses pembelajaran. Peneliti juga melihat bahwa pembelajaran Biologi cenderung didominasi oleh
guru. Pada saat guru memberikan pertanyaan, siswa hanya diam. Siswa akan menjawab pertanyaan dari guru jika ditunjuk oleh guru.
Kebanyakan dari siswa bila diberi kesempatan untuk mengajukan pertanyaan terlebih dahulu saling berbisik-bisik kepada teman sebangku
ataupun yang berada didekatnya. Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan, peneliti melihat
bahwa siswa kelas XA belum cukup aktif karena sebagian besar siswa tidak mengikuti pelajaran dengan baik. Oleh karena itu, keaktifan belajar
Biologi siswa kelas XA masih perlu ditingkatkan dengan harapan hasil belajar juga meningkat.