86
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan, maka dapat disimpulkan bahwa keaktifan dan hasil belajar Biologi Siswa
kelas XA SMA Pangudi Luhur Sedayu pada pokok Pengelolaan Lingkungan dengan menggunakan pembelajaran kooperatif tipe Two
Stay Two Stray TSTS mengalami peningkatan. Dari hasil pengolahan data yang diperoleh dari penelitian
pelaksanaan model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray TSTS sebagai upaya meningkatkan keaktifan dan hasil belajar
Biologi siswa pada pokok Pengelolaan Lingkungan di kelas XA SMA Pangudi Luhur Sedayu, terdapat beberapa aspek keaktifan
belajar siswa yang mengalami peningkatan dari siklus I ke siklus II yaitu 5 aspek untuk mengukur keaktifan siswa antara lain: aspek
Interaksi tatap muka dari 71.6 menjadi 91.6, Keterampilan komunikasi antar individu dan kelompok dari 28.3 menjadi 58.3,
saling ketergantungan positif dari 23.3 menjadi 51.6, Tanggung jawab individu dari 33.3 menjadi 50 dan aspek Evaluasi proses
kelompok dari 31.6 menjadi 41.6. Sementara itu untuk hasil belajar siswa didapatkan data awal,
tingkat ketuntasan belajar siswa secara klasikal adalah 20.68, pada
siklus I, tingkat ketuntasan belajar siswa secara klasikal adalah 30 sedangkan pada siklus II sebesar 83.3, hal ini menunjukkan bahwa
proses pembelajaran mengalami peningkatan dari data awal ke siklus I dan dari siklus I ke siklus II.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian, dapat dikemukakan saran-saran yang dapat meningkatkan penerapan pembelajaran kooperatif tipe Two
Stay Two Stray sebagai berikut. 1. Siswa kelas XA SMA Pangudi Luhur Sedayu menunjukkan
tanggapan yang baik setelah dilaksanakan model pembelajaran kooperatif tipe TSTS melihat hal tersebut peneliti menyarankan
kepada guru untuk menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TSTS sebagai salah satu alternatif pembelajaran Biologi
selanjutnya. 2. Guru harus terampil dalam mengelola kelas agar setiap siswa
dalam proses diskusi kelompok dapat lebih aktif dalam melaksanakan proses pembelajaran. Guru mampu memberikan
motivasi untuk mengarahkan siswa kepada materi yang akan dipelajari sehingga siswa dapat lebih aktif.
3. Model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray dalam prosesnya membutuhkan perencanaan yang baik dan pengelolaan
waktu yang tepat.
88
DAFTAR PUSTAKA
Dahar, Ratna Wilis. 2006. Teori-teori Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Erlangga.
Hamalik, Oemar. 2005. Psikologi Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algesindo.
Huda, Miftahul. 2011. Cooperative Learning. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Lie, Anita. 2002. Cooperative Learning: Memperaktikkan Cooperative
Learning di Ruang-ruang Kelas. Jakarta: Grasindo. Mulyasa, E. 2002. Kurikulum Berbasis Kompetensi: Konsep, Karakteristik
dan Implementasi.
Bandung: Remaja
Rosdakarya. Setyaningsih, Eko. 2010. Biology Bringing Science to Your Life. Jakarta:
Bailmu. Sudjana, Nana. 1989. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung:
Remaja Rosdakarya. Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Bandung:
Rineka Cipta. Suharsini, A. 2007. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : Bumi
Aksara. Suherman, E. Turmudi, Suryadi, D. Herman, T. Suhendra, Prabawanto, S.
Nurjanah, Rohayati, A. 2003. Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer. Bandung: Jurusan Pendidikan Matematika FMIPA
Universitas Pendidikan Indonesia.
Suyatno. 2009. Menjelajah Pembelajaran Inovatif. Sidoarjo: Masmedia Buana Pustaka.
Usman, M. U. 2000. Menjadi Guru Profesional. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Winkel, W. S. 2009. Psikologi Pengajaran. Yogyakarta: Media Abadi
LAMPIRAN
Lampiran 1
SURAT IJIN PENELITIAN
Lampiran 2
SURAT SELESAI PENELITIAN
Lampiran 3 MATERI PENGELOLAAN LINGKUNGAN
1. Keseimbangan lingkungan
Keseimbangan lingkungan secara alami dapat berlangsung karena beberapa hal, yaitu komponen-komponen yang ada terlibat dalam aksi-
reaksi dan berperan sesuai kondisi keseimbangan, pemindahan energi aliran energi, dan siklus biogeokimia dapat berlangsung.
Keseimbangan lingkungan dapat terganggu bila terjadi perubahan berupa pengurangan fungsi dari komponen atau hilangnya sebagian komponen,
yang dapat menyebabkan putusnya mata rantai dalam ekosistem. Apakah yang menjadi penyebab rusaknya keseimbangan ekosistem?
Ekosistem dapat rusak selain karena bencana alam, juga karena perbuatan manusia. Apakah contoh kerusakan ekosistem akibat bencana
alam? Kerusakan ekosistem akibat bencana alam contohnya, yaitu letusan gunung berapi, dimana laharnya dapat menyebabkan kematian bagi
organisme yang dilaluinya. Apakah contoh kerusakan ekosistem akibat perbuatan manusia?
Dalam rangka pemenuhan kebutuhannya, manusia sering berbuat yang kurang bijaksana, seperti penggundulan hutan serta pembuangan limbah
tanpa pengolahan terlebih dahulu sehingga dapat menimbulkan pencemaran air, tanah, dan udara yang dapat merusak ekosistem.
2. Aktivitas manusia dan dampaknya terhadap lingkungan
a Pembabatan Hutan
Hutan alam merupakan salah satu ekosistem klimaks yang mantap. Sejalan dengan meningkatnya populasi manusia, kawasan
hutan diubah menjadi berbagai kepentingan seperti untuk lahan pertanian, perumahan, industry, perdagangan, dan lain-lain. Pembukaan
hutan untuk berbagai kepentingan lain, dilakukan dengan pembakaran hutan.
Dampak pembakaran hutan terhadap lingkungan bergantung pada beberapa hal, seperti luasnya hutan yang terbakar serta populasi
tumbuhan yang tersisa. Bila hutan yang terbakar itu berskala besar dan menghanguskan semua yang ada di hutan tersebut, dampaknya terhadap
lingkungan akan besar pula. Dengan melakukan pembakaran hutan, berarti akan membunuh semua komponen biotik yang ada. Pembakaran
hutan akan berdampak besar terhadap tata air tanah dan kelangsungan daur hidrologi tersebut. Rusaknya hutan akan menyebabkan humus
akan cepat hilang. 1 Penggunaan Pestisida
Pestisida adalah bahan kimia yang biasa dipergunakan untuk memberantas hama. Salah satu sifat pestisida adalah sulit terurai,
tetapi mudah larut dalam lemak dan jaringan lemak. Contoh pestisida yang memiliki sifat-sifat diatas adalah DDT. Untuk
meningkatkan kesejahteraannya, manusia melakukan berbagai usaha
guna meningkatkan produksi pertanian, diantaranya dengan intensifikasi pertanian.
2 Penyederhanaan Ekosistem Untuk meningkatkan produksi pertanian, manusia melakukan
intensifikasi pertanian. Dampak lain dari intensifikasi adalah penurunan keanekaragaman hayati. Hal ini terjadi karena
intensifikasi cenderung membentuk ekosistem monokultur. Akibat pertanian monokultur ini terjadilah perubahan daur materi.
Akibatnya, tanah cepat tandus. Untuk mengatasi ini, manusia sangat bergantung pada penggunaan pupuk dan pestisida secara terus-
menerus. Pemuliaan tanaman, yang diikuti budidaya tanaman sistem monokultur akan mengakibatkan terjadinya penyerderhanaan
keanekaragaman hayati. Dampak selanjutnya akan diikuti terjadinya penyerderhanaan ekosistem. selanjutnya terjadilah perubahan pola
daur materi dan energi. b Beberapa bahan pencemaran dan dampaknya
1 Pencemaran berdasarkan tempat terjadinya -
Pencemaran air -
Pencemaran udara -
Pencemaran tanah -
Pencemaran suara
2 Pencemaran berdasarkan macam bahan pencemar Menurut bahan pencemarnya, pencemaran dapat dibedakan menjadi
tiga, yaitu pencemaran fisik, kimiawi dan biologi. •
Pencemaran fisik, bahan pencemar berasal dari botol-botol, plastik, besi, atau karet.
• Pencemaran kimiawi, bahan pencemar berasal dari
insektisida, pupuk anorganik, detergen, minyak, dan logam Pb, Ni, Cr, Hg, dan As
• Pencemaran
biologi, bahan
pencemar berasal
dari mikroorganisme; misalnya Escherichia coli dan Entamoeba
coli 3 Pencemaran berdasarkan tingkat pencemaran
- Pencemaran ringan, apabila bahan pencemar menimbulkan gejala- gejala ringan, seperti, iritasi ringan pada panca indera, atau tubuh.
Misalnya pencemaran berasal dari gas buangan kendaraan bermotor yang menyebabkan mata pedih.
- Pencemaran kronis,
apabila akibat
yang ditimbulkan
menyebabkan penyakit atau kelainan menahun. Misalnya, akibat pencemaran merkuri Hg di Teluk Minamata, Jepang yang
menyebabkan kanker dan bayi lahir cacat. - Pencemaran akut, apabila akibat yang ditimbulkan sampai
menyebabkan kematian. Misalnya, akibat peledakan nuklir.
3. Limbah dan Pengolahannya
a Pengertian Limbah LimbahSampahPolutan adalah semua bahan yang terbuang atau
dibuang dari sumber-sumber aktivitas manusia maupun proses alam yang belumtidak memiliki nilai ekonomis.
b Identifikasi Limbah 1
Sampah berdasarkan materinya dibedakan atas : •
Unsur kimia : polutan yang berupa unsur-unsur kimia. Contohnya : air raksa Hg, timbah Pb, arsen As.
• Senyawa kimia : polutan yang berupa senyawa kimia.
Contohnya : karbon dioksida CO
2
, karbon monoksida CO, asam sulfide H
2
S. •
Materigabungan bahan : polutan kompleks yang berupa gabungan dari berbagai senyawa dan materi. Contohnya :
sampah rumah tangga, limbah pabrik. 2 Berdasarkan wujudnya sampah dibagi atas :
• Sampah padat : sampah yang berwujud padat. Contoh : plastik,
kaca, sisa logam. •
Sampah cair : sampah yang berwujud cair. Contoh : pestisida, tumpahan minyak, air raksa.
• Sampah gas : sampah yang berwujud gas. Contoh : gas metana
CH
4
, gas dinitrogen monoksida N
2
O.
3 Polutan kompleks seperti sampah rumah tangga atau industri biasa dibedakan atas materi penyusunnya :
• Sampah organik : sampah yang tersusun dan berasal dari
bahan organik seperti tumbuhan dan hewan. Contoh : dedaunan, sisa makanan.
• Sampah anorganik : sampah yang tersusun dan berasal daril
bahan anorganik biasanya diambil dari sumber daya alam tidak terbarui atau proses industri. Contoh : sampah logam, kaca.
• Sampah khusus : sampah yang disusun oleh bahan beracun dan
berbahaya B3 atau radioaktif sehingga memerlukan penanganan khusus untuk menghindari bahaya
yang ditimbulkan. Contoh : sisa obat-obatan, sampah nuklir, sisa
batu baterai. 4 Sumber-sumber sampah :
• Pemukiman rumah tangga adalah sampah yang kompleks
baik dari wujudnya, penyusunnya maupun penanganannya. Contoh : sisa-sisa makanan sampah organik, plastik dan
kaleng sampah anorganik, deterjen, sisa obat. •
Pertanianperkebunan adalah sampah yang berasal dari pertanian atau perkebunan. Contoh : jerami, sisa daun-daunan,
pupuk, pestisida. •
Bangunankonstruksi, contoh : kayu, sisa kaca, sisa bahan bangunan, sisa cat.
• Perkantoransarana pendidikan, contoh : kertas, kardus, tinta.
• Industri, contoh : sisa pelarut, potongan bahan, emisi mesin.
4. Penanganan limbah dengan cara daur ulang
a Pengelolaan limbah didasarkan pada : - jenis limbah organik, anorganik, khusus
- keadaan limbah campuran dengan limbah lain atau tidak dan -
wujud limbah cair, gas, padat. 1
Sampah Organik Sampah organik relaltif lebih mudah didaur ulang, karena terurai
oleh mikroorganisme, tetapi karena waktu yang diperlukan mikroorganisme dengan jumlah sampah tidak seimbang maka
sampah ini perlu dikelola. Sampah organik dikelola dengan cara :
• Sampah yang masih segar seperti sisa sayuran atau daun-
daunan dapat digunakan untuk pakan ternak. •
Pembuatan kompos Pengomposan pada dasarnya mengurangi atau mendegradasi
bahan organik menjadi bahan anorganik secara terkontrl dengan bantuan mikroorganisme. Mikroorganisme yang berperan dalam
pengolahan ini antara lain bakteri, jamur, insekta dan cacing. Mikroorganisme pengurai harus dikondisikan dengan mengatur
suhu, kelembaban udara, kandungan oksigen dan perbandingan campuran.
Keuntungan pengomposan :
- Jenis pupuk yang didapat adalah pupuk yang ramah lingkungan
- Bahan yang dibutuhkan ada di sekitar kita - Masyarakat dapat membuat sendiri
- Unsur hara yang terkandung dalam kompos lebih bertahan lama dlibanding pupuk buatan.
• Pembuatan biogas
Biogas adalah gas-gas yang dapat dipergunakan untuk bahan bakar. Gas ini berasal dari pembusukan bahan organik dengan
cara anaerob tanpa oksigen, dibantu oleh mikroorganisme. Sampah organik kotoran hewan, sisa tumbuhan dicampur dan
dimasukkkan ke dalam tempat kedap udara, dibiarkan kira-kira 2 minggu.
• Pirolisis
Pengolahan limbah dengan proses dekomposisi kimia. Reaksinya :
3 C
6
H
10
O
5
→ 8H
2
O + 2CO + 2CO
2
+ CH
4
+ H
2
+ C
6
H
8
O + 7C
Dengan cara tertentu pada tekanan yang tinggi dibantu katalisator terbentuk CO + H
2
O →
CO
2
+ H
2
CO
2
dan H
2
merupakan bahan pembentuk gas metana dibantu oleh katalisator : CO
2
+ H
2
→ CH
4
+ H
2
• Limbah organik dapat diubah menjadi bahan bangunan seperti
di Jepang dan di Jerman.
• Digunakan sebagi penyubur kolam ikan.
2 Sampah Anorganik
Pengelolaan sampah anorganik dibedakan atas : sampah yang masih bisa dipakai lagi tanpa pengolahan, sampah yang bisa didaur
ulang atau sampah yang tidak bisa digunakan lagi. Sampah-sampah yang bisa didaur ulang biasanya adalah sampah yang berasal dari
plastik, logam, kerts dan kaca. Hasil dari daur ulang bisa berupa produk yang sama atau produk yang berbeda. Karena produk daur
ulang mengandung radikal bebas maka disarankan agar tidak menggunakan hasil daur ulang untuk kepentingan yang langsung
dengan kita. Contoh daur ulang plastik untuk pot bunga atau gayung saja, bukan untuk piring, gelas dan tempatbungkus
makanan. Apabila pemilihan dan pemilahan sampah dilakukan sedini
mungkin maka kualitas daur uang akan semakin bagus, minimal produk daur ulang masih bisa diberi warna, sebab warna seperti
semula sudah tidak mungkin. Jika terlalu kotor sampah yang akan didaur ulang maka hasil akhirnya adalah hitam.
Untuk sampah yang tidak bisa didaur ulang atau digunakan lagi biasanya ditempuh dengan cara antara lain :
• Penimbunan
Penimbunan dengan maksud untuk menutupi rawa, jurang atau lekukan tanah di permukaan tanah atau di laut. Kekurangan dari
sistem penimbunan :
- sejumlah lahan tertimbun oleh sampah dan tidak produktif lagi
- cairan hasil pembusukan bisa mencemari sumber air - sungai dan pipa-pipa air mungkin tercemar oleh polutan
sampah - penyumbatan badan air
- tempat yang menarik bagi hewan tikus, anjing, kucing dll - sumber dan tempat perkembangbiakan penyakit
- gas yang dihasilkan bisa meledak, misal gas CH
4
dari proses penguraian anaerob
- menimbulkan dampak terhadap kesehatan dan sosial di masyarakat.
• Pembakaran
Sampah padat dibakar dalam insinerator. Hasil pembakaran berupa gas dan residu pembakaran. Penurunan volume sampah
padat mencapai 70. Kelebihan pembakaran : - lahan yang digunakan relatif sedikit
- dapat dibangun di lokasi industri - hasil pembakaran bersifat stabil dan anorganik
- gas hasil pembakaran sebagai alternatif energi. Kekurangannya :
- membutuhkan tenaga terampil 3
Limbah Cair Pengelolaan limbah cair antara lain :
a Penyaringan Penyaringan bertujuan agar jangan ada sampah padat yang
terbuang ke dalam air. b Pengelolaan limbah cair secara terorganisir
• proses persiapan meliputi pemisahan limbah cair dengan limbah
padat •
proses pengolahan meliputi dekomposisi bahan dengan melibatkan udara dan sinar matahari untuk menurunkan bakteri
patogen dan meningkatkan DO. Menghilangkan komponen seperti fosfor, zat tersuspensi, warna dan bau melalui adsorbsi,
elektrodialisis dan osmosis. c Normalisasi keadaan umum limbah cair
Sebelum dibuang ke badan air, limbah cair sebaiknya dinormalkan dulu suhu dan komposisinya. Sebagai penguji adalah kolam ikan.
Jika kondisi ikan di kolam ikan bagus berarti air siap dibuang di badan air.
d Memanfaatkan bakteri pengurai untuk pengikatan dan penguraian secara enzimatik.
e Reboisasi untuk menyelamatkan sumber mata air dan air tanah, menghambat erosi, mencegah terjadinya banjir.
f Memberikan lahan peresapan. Peresapan bisa dilakukan oleh bidang tanah dan tanaman, bisa pula melalui bantuan hewan.
g Program kali bersih.
h Pembuatan drainase untuk mengatur jumlah debit air yang mengalir melalui sungai.
5. Upaya pencegahan pencemaran lingkungan
• Pemanfaatan kembali dan daur ulang
• Pengelolaan limbah
• Meningkatkan efisiensi produksi
• Penegakan hukum dan perundangan
• Rehabilitasi dan konserva
Lampiran 4 SILABUS
Nama Sekolah : SMA Pangudi Luhur Sedayu
Mata pelajaran : Biologi
KelasProgram : X
Semester : II
Standar Kompetensi : 4. Menganalisis hubungan antara komponen ekosistem, perubahan materi dan energi serta peranan manusia dalam keseimbangan ekosistem.
Kompetensi Dasar : 4.3 Mengkaitkan hubungan kegiatan manusia dengan masalah perusakan dan pemeliharaan lingkungan.
Alokasi Waktu : 3 JP
Kompetensi dasar
Materi Pelajaran
Kegiatan Pembelajaran
Indikator Penilaian
Alokasi waktu
menit SumberBahan
Alat Keterangan
4.3 Mengkaitkan
hubungan kegiatan
manusia dengan
masalah perusakan
dan pemeliharaan
• Pengelolaan
lingkungan .
• Melakukan
kegiatan pengamatan
dengan media gambar serta
pengamatan yang berkaitan
dengan pengelolaan
lingkungan dan
• Menjelaskan
berbagai tujuan
aktifitas yang
dilakukan manusia
•
Mengidentifikasi berbagai
dampak akibat
aktifitas manusia
•
Menjelaskan pengaruh
bahan pencemar terhadap
Jenis Penilaian •
Tugas kelompok •
Tes tertulis •
Keterlibatan dalam diskusi
Bentuk Penilaian •
Produk :soal tes lisan, Lembar kerja,
pengamatan aktifitas siswa dan soal-soal
3x45 menit
• Sumber : D.A
Pratiwi,dkk. 2004. Buku
Penuntun BIOLOGI SMA
kelas X Jakarta :
Erlangga
• Setyaningsih,
Tatap Muka
• Melakukan
pengamatan gambar
langsung tentang
perubahan lingkungan dan
pencemaran lingkungan
lingkungan. perubahannya.
• Diskusi tentang
penyebab perubahan
lingkungan dan pencemaran
lingkungan
• Menggali
informasi dari berbagai sumber
informasi tentang
dampak- dampak
perubahan lingkungan dan
pencemaran lingkungan.
kehidupan organisme
Menjelaskan definisi
•
Menjelaskan dampak
berbagai bahan
pencemar terhadap lingkungan
•
Menjelaskan definisi limbah
•
Mengidentifikasi berbagai
jenis limbah
•
Mengetahui penanganan limbah
dengan cara daur ulang
•
Mendeskripsikan upaya pencegahan
pencemaran lingkungan
pilihan ganda. Eko. 2010.
Biology Bringing
Science to
Your Life. Jakarta:
Bailmu. •
Berdiskusi mengenai
perubahan lingkungan dan
pencemaran lingkungan.
• Secara
berkelompok menyimpulkan
penyebab perubahan
lingkungan dan pencemaran
lingkungan.
Yogyakarta, 12 Mei 2012 Mengetahui,
Guru Pembimbing Mahasiswa
Yuliana Eni Purwaningsih, S.Si Firmando
NIP. 6. 11834. NIM. 081434003
Lampiran 5
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN RPP SIKLUS I
Satuan Pendidikan : SMA
Nama sekolah : SMA Pangudi Luhur Sedayu
Mata Pelajaran : Biologi
KelasSemester : X II
Tahun Ajaran : 2011-2012
Alokasi Waktu : 3x45 menit 2x pertemuan
A. Standar kompetensi
4. Menganalisis hubungan antara komponen ekosistem, perubahan materi dan energi serta peranan manusia dalam keseimbangan ekosistem.
B. Kompetensi dasar
4.3 Mengkaitkan hubungan kegiatan manusia dengan masalah perusakan dan pemeliharaan lingkungan.
C. Indikator pencapaian kompetensi
1. Menjelaskan berbagai tujuan aktifitas yang dilakukan manusia 2. Mengidentifikasi berbagai dampak akibat aktifitas manusia
3. Menjelaskan pengaruh bahan pencemar terhadap kehidupan organisme 4. Menjelaskan dampak berbagai bahan pencemar terhadap lingkungan
D. Tujuan pembelajaran