1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dalam kegiatan pembelajaran, terdapat dua kegiatan yang saling mempengaruhi, yaitu guru mengajar dan siswa belajar.
Guru mengajarkan bagaimana siswa harus belajar, sementara siswa belajar
bagaimana seharusnya belajar baik itu melalui berbagai pengalaman belajar hingga terjadi perubahan dalam dirinya dari aspek kognitif,
psikomotor, dan afektif. Siswa dituntut untuk selalu aktif dalam setiap proses pembelajaran yang dilakukan. Keaktifan inilah yang dapat
membantu siswa dalam memahami materi yang dipelajari. Apabila siswa hanya diam dan selalu mengikuti apa yang diberikan guru, maka
pemahaman siswa hanya sebatas materi yang disampaikan. Menurut Mulyasa 2002: 32, pembelajaran dikatakan berhasil dan
berkualitas apabila seluruhnya atau setidak-tidaknya sebagian besar peserta didik terlibat secara aktif, baik fisik, mental maupun sosial dalam
proses pembelajaran, di samping menunjukkan kegairahan belajar yang tinggi, semangat belajar yang besar, dan rasa percaya pada diri sendiri.
Berdasarkan hal ini, peranan guru sangat diperlukan untuk meningkatkan keaktifan belajar siswa, karena keaktifan siswa merupakan penentu
dalam keberhasilan proses pembelajaran. Penerapan metode mengajar yang bervariasi berupaya untuk meningkatkan keberhasilan siswa dalam
belajar sekaligus sebagai salah satu indikator peningkatan kualitas
pendidikan. Metode pengajaran yang baik hendaknya disesuaikan dengan karakteristik materi yang akan disampaikan. Penerapan metode-metode
yang bervariasi akan dapat mengurangi kejenuhan siswa dalam proses pembelajaran.
Strategi pembelajaran merupakan cara yang dipilih untuk menyampaikan metode pembelajaran dalam lingkungan pembelajaran
tertentu. Pemilihan dilakukan dengan mempertimbangkan situasi dan kondisi, sumber belajar, kebutuhan dan karakteristik peserta didik yang
dihadapi dalam mencapai tujuan pembelajaran Suharsini, 2007. Menurut Slameto 2010, metode mengajar mempengaruhi belajar.
Metode mengajar guru yang kurang baik akan mempengaruhi belajar siswa sehingga menjadi tidak baik pula. Metode mengajar yang kurang
baik dapat terjadi misalnya karena guru kurang persiapan dan kurang menguasai bahan pelajaran sehingga guru tersebut menyajikannya tidak
jelas atau sikap guru terhadap siswa dan atau terhadap mata pelajaran itu sendiri tidak baik, sehingga siswa kurang senang terhadap pelajaran atau
gurunya. Akibatnya siswa malas untuk belajar. Guru yang progresif berani mencoba metode-metode yang baru yang dapat membantu
meningkatkan kegiatan belajar mengajar dan meningkatkan motivasi siswa untuk belajar. Agar siswa dapat belajar dengan baik maka metode
mengajar harus diusahakan yang tepat, efisien dan efektif. Pembelajaran kooperatif dalam lingkungan pendidikan sangat
penting. Pembelajaran kooperatif mempunyai syarat-syarat untuk
mencapai hasil yang maksimal yaitu, adanya aktifitas pembelajaran kelompok yang diorganisir oleh satu prinsip bahwa pembelajaran harus
didasarkan pada perubahan informasi secara sosial dalam kelompok- kelompok belajar yang setiap pembelajaran bertanggung jawab atas
pembelajarannya sendiri dan didorong untuk meningkatkan pembelajaran anggota-anggota yang lain Huda, 2011 : 29 .
Pembelajaran kooperatif adalah kegiatan pembelajaran dengan cara berkelompok untuk bekerja sama dan saling berinteraksi dalam
mengerjakan tugas akademik untuk mencapai tujuan bersama. Adapun beberapa model pembelajaran kooperatif, antara lain : Student Teams
Achievement Division STAD, Teams Games Tournament TGT, Jigsaw, Cooperative Integrated Reading and Composition CIRC,
Teams Assisted Individualization TAI, Two Stay Two Stray TSTS, dan Think Pair Share TPS. Menurut Lie 2002: 62, salah satu model
pembelajaran yang dapat mengaktifkan siswa adalah pembelajaran kooperatif. Salah satunya adalah tipe Two Stay Two Stray TSTS. Pada
tipe ini terdapat beberapa tahap yang harus dilalui selama proses pembelajaran. Tahap awal, siswa belajar dalam suatu kelompok dan
diberikan suatu materi yang dirancang sebelumnya oleh guru. Setelah itu siswa diberi kesempatan untuk membagikan hasil dan informasi dengan
kelompok lain. Banyak kegiatan belajar yang diwarnai dengan kegiatan- kegiatan individu. Siswa bekerja sendiri dan tidak diperbolehkan melihat
pekerjaan siswa yang lain. Penerapan metode yang bervariasi ini
bertujuan untuk meningkatkan keberhasilan siswa dalam proses pembelajaran.
Berdasarkan observasi di kelas XA SMA Pangudi Luhur sedayu, Pembelajaran yang umumnya dilakukan di kelas adalah dengan
menggunakan metode ceramah dan tanya jawab. Selama proses pembelajaran masih ditemukan kelemahan-kelemahan, yaitu: masih
banyak siswa yang kurang memahami materi yang diajarkan oleh guru, sebagian besar siswa cenderung diam dan siswa tidak memperhatikan
pelajaran yang diterangkan oleh guru, khususnya siswa yang duduk di belakang.
Pada saat guru menerangkan pelajaran dengan menggunakan metode ceramah, banyak siswa yang tidak memperhatikan pelajaran
dengan baik sehingga kelas terkesan di dominasi oleh siswa-siswa yang mempunyai kemampuan diatas rata-rata. Melalui metode ceramah ini
siswa terlihat bosan, ngantuk, dan malas mengikuti pelajaran yang disampaikan guru. Siswa tidak aktif bertanya ataupun mengemukakan
pendapatnya sehingga informasi hanya berjalan satu arah yaitu dari guru kepada siswa.
Pada saat guru memberikan pertanyaan, siswa menjawab pertanyaan guru secara bersamaan. Siswa akan menjawab pertanyaan
guru jika ditunjuk oleh guru untuk menjawab. Jika diberi kesempatan untuk bertanya, siswa hanya berbisik-bisik dengan teman bahkan
sebagian besar hanya diam.. Selama pembelajaran berlangsung sebagian
besar siswa tidak memanfaatkan buku pelajaran yang ada untuk membantu menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru. Mereka hanya
menggunakan catatan yang diberikan guru. Setelah selesai mengerjakan tugas, siswa tidak mempresentasikan hasilnya, tetapi hanya dibahas
bersama oleh guru. Hal ini dikarenakan siswa tidak ada yang berani mempresentasikan hasil tugas mereka.
Dari informasi yang didapat dari guru bidang studi, guru pernah menerapkan pembelajaran kooperatif, yaitu: Siswa dibentuk dalam
kelompok kecil dan diberikan tugas untuk mengerjakan soal. Hasilnya siswa lebih aktif dalam kelas, tetapi terdapat beberapa kendala, yaitu
guru mengalami kesulitan mengkondisikan siswa karena siswa ingin selalu diperhatikan sementara guru harus berkeliling. Sedangkan metode
ceramah cenderung mengakibatkan siswa kurang aktif karena hanya mendengarkan materi yang disampaikan oleh guru.
Bertitik tolak dari latar belakang masalah di atas maka dilakukan
penelitian dengan judul: “Peningkatan Keaktifan Dan Hasil Belajar Materi Pengelolaan Lingkungan Dengan Model Pembelajaran
Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray TSTS Untuk Siswa Kelas XA SMA
Pangudi Luhur
Sedayu Tahun
Ajaran 2011-2012”
B. Rumusan Masalah