Penanganan limbah dengan cara daur ulang

• Industri, contoh : sisa pelarut, potongan bahan, emisi mesin.

4. Penanganan limbah dengan cara daur ulang

a Pengelolaan limbah didasarkan pada : - jenis limbah organik, anorganik, khusus - keadaan limbah campuran dengan limbah lain atau tidak dan - wujud limbah cair, gas, padat. 1 Sampah Organik Sampah organik relaltif lebih mudah didaur ulang, karena terurai oleh mikroorganisme, tetapi karena waktu yang diperlukan mikroorganisme dengan jumlah sampah tidak seimbang maka sampah ini perlu dikelola. Sampah organik dikelola dengan cara : • Sampah yang masih segar seperti sisa sayuran atau daun- daunan dapat digunakan untuk pakan ternak. • Pembuatan kompos Pengomposan pada dasarnya mengurangi atau mendegradasi bahan organik menjadi bahan anorganik secara terkontrl dengan bantuan mikroorganisme. Mikroorganisme yang berperan dalam pengolahan ini antara lain bakteri, jamur, insekta dan cacing. Mikroorganisme pengurai harus dikondisikan dengan mengatur suhu, kelembaban udara, kandungan oksigen dan perbandingan campuran. Keuntungan pengomposan : - Jenis pupuk yang didapat adalah pupuk yang ramah lingkungan - Bahan yang dibutuhkan ada di sekitar kita - Masyarakat dapat membuat sendiri - Unsur hara yang terkandung dalam kompos lebih bertahan lama dlibanding pupuk buatan. • Pembuatan biogas Biogas adalah gas-gas yang dapat dipergunakan untuk bahan bakar. Gas ini berasal dari pembusukan bahan organik dengan cara anaerob tanpa oksigen, dibantu oleh mikroorganisme. Sampah organik kotoran hewan, sisa tumbuhan dicampur dan dimasukkkan ke dalam tempat kedap udara, dibiarkan kira-kira 2 minggu. • Pirolisis Pengolahan limbah dengan proses dekomposisi kimia. Reaksinya : 3 C 6 H 10 O 5 → 8H 2 O + 2CO + 2CO 2 + CH 4 + H 2 + C 6 H 8 O + 7C Dengan cara tertentu pada tekanan yang tinggi dibantu katalisator terbentuk CO + H 2 O → CO 2 + H 2 CO 2 dan H 2 merupakan bahan pembentuk gas metana dibantu oleh katalisator : CO 2 + H 2 → CH 4 + H 2 • Limbah organik dapat diubah menjadi bahan bangunan seperti di Jepang dan di Jerman. • Digunakan sebagi penyubur kolam ikan.

2 Sampah Anorganik

Pengelolaan sampah anorganik dibedakan atas : sampah yang masih bisa dipakai lagi tanpa pengolahan, sampah yang bisa didaur ulang atau sampah yang tidak bisa digunakan lagi. Sampah-sampah yang bisa didaur ulang biasanya adalah sampah yang berasal dari plastik, logam, kerts dan kaca. Hasil dari daur ulang bisa berupa produk yang sama atau produk yang berbeda. Karena produk daur ulang mengandung radikal bebas maka disarankan agar tidak menggunakan hasil daur ulang untuk kepentingan yang langsung dengan kita. Contoh daur ulang plastik untuk pot bunga atau gayung saja, bukan untuk piring, gelas dan tempatbungkus makanan. Apabila pemilihan dan pemilahan sampah dilakukan sedini mungkin maka kualitas daur uang akan semakin bagus, minimal produk daur ulang masih bisa diberi warna, sebab warna seperti semula sudah tidak mungkin. Jika terlalu kotor sampah yang akan didaur ulang maka hasil akhirnya adalah hitam. Untuk sampah yang tidak bisa didaur ulang atau digunakan lagi biasanya ditempuh dengan cara antara lain : • Penimbunan Penimbunan dengan maksud untuk menutupi rawa, jurang atau lekukan tanah di permukaan tanah atau di laut. Kekurangan dari sistem penimbunan : - sejumlah lahan tertimbun oleh sampah dan tidak produktif lagi - cairan hasil pembusukan bisa mencemari sumber air - sungai dan pipa-pipa air mungkin tercemar oleh polutan sampah - penyumbatan badan air - tempat yang menarik bagi hewan tikus, anjing, kucing dll - sumber dan tempat perkembangbiakan penyakit - gas yang dihasilkan bisa meledak, misal gas CH 4 dari proses penguraian anaerob - menimbulkan dampak terhadap kesehatan dan sosial di masyarakat. • Pembakaran Sampah padat dibakar dalam insinerator. Hasil pembakaran berupa gas dan residu pembakaran. Penurunan volume sampah padat mencapai 70. Kelebihan pembakaran : - lahan yang digunakan relatif sedikit - dapat dibangun di lokasi industri - hasil pembakaran bersifat stabil dan anorganik - gas hasil pembakaran sebagai alternatif energi. Kekurangannya : - membutuhkan tenaga terampil 3 Limbah Cair Pengelolaan limbah cair antara lain : a Penyaringan Penyaringan bertujuan agar jangan ada sampah padat yang terbuang ke dalam air. b Pengelolaan limbah cair secara terorganisir • proses persiapan meliputi pemisahan limbah cair dengan limbah padat • proses pengolahan meliputi dekomposisi bahan dengan melibatkan udara dan sinar matahari untuk menurunkan bakteri patogen dan meningkatkan DO. Menghilangkan komponen seperti fosfor, zat tersuspensi, warna dan bau melalui adsorbsi, elektrodialisis dan osmosis. c Normalisasi keadaan umum limbah cair Sebelum dibuang ke badan air, limbah cair sebaiknya dinormalkan dulu suhu dan komposisinya. Sebagai penguji adalah kolam ikan. Jika kondisi ikan di kolam ikan bagus berarti air siap dibuang di badan air. d Memanfaatkan bakteri pengurai untuk pengikatan dan penguraian secara enzimatik. e Reboisasi untuk menyelamatkan sumber mata air dan air tanah, menghambat erosi, mencegah terjadinya banjir. f Memberikan lahan peresapan. Peresapan bisa dilakukan oleh bidang tanah dan tanaman, bisa pula melalui bantuan hewan. g Program kali bersih. h Pembuatan drainase untuk mengatur jumlah debit air yang mengalir melalui sungai.

5. Upaya pencegahan pencemaran lingkungan

Dokumen yang terkait

perbedaan hasil belajar biologi siswa yang diajarkan melalui pembelajaran kooperatif teknik jigsay dengan teknik two stay two stray (kuasi eksperimen di MTs PUI Bogor)

0 5 185

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Two Stay Two Stray(Dua Tinggal Dua Tamu) Dengan Pendekatan Nilai Untuk meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Konsep Cahaya

0 6 192

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Two Stay Two Stray Terhadap Keterampilan Menyimak Siswa Kelas V MIN 15 Bintaro Jakarta Selatan

1 10 130

Perbedaan hasil belajar ips siswa dengan menggunakan pembelajaran kooperatif teknik inside outside circle dan two stay two stray

0 12 0

Perbedaan Hasil Belajar Antara Siswa yang Menggunakan Metode Pembelajaran Two Stay Two Stray dan Jigsaw Pada Konsep Pencernaan

2 14 198

Pengaruh teknik kooperatif Two Stay Two Stray (TSTS) dengan Guided Note Taking (GNT) terhadap hasil belajar siswa pada konsep archaebacteria dan eubacteria: kuasi eksperimen di SMA Negeri 1 Kota Tangerang Selatan.

0 9 243

perbedaan hasil belajar peserta didik menggunakan pendekatan sts, sets, dan stem pada pembelajaran konsep virus

3 22 77

Penerapan pembelajaran konstruktivisme dengan model kooperatif tipe Two Stay Two Stray (TSTS) pada materi bilangan bulat di kelas VII SMP Pangudi Luhur I Klaten.

0 2 596

PenGARUH MOdel PeMBelAJARAn kOOPeRATIF TIPe TWO STAY TWO STRAY (TSTS) TeRHAdAP HASIl BelAJAR IPA

0 0 5

PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR MATERI PENGELOLAAN LINGKUNGAN DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY (TSTS) UNTUK SISWA KELAS XA SMA PANGUDI LUHUR SEDAYU TAHUN AJARAN 2011- 2012 SKRIPSI

0 0 220