Hasil Belajar Ranah Kognitif

2. Hasil Belajar Ranah Kognitif

a. Hasil Belajar Ranah Kognitif Siklus I Penelitian tindakan kelas dilaksanakan dalam 2 siklus, sebelum melakukan pembelajaran pada siklus I siswa diberikan soal test yang berfungsi untuk mengukur kemampuan awal siswa sebelum dilakukan pembelajaran siklus I. setelah data awal didapatkan, guru melaksanakan proses pembelajaran siklus I. Pada akhir pembelajaran siklus I, siswa diberikan tes akhir siklus I, tes ini berfungsi sebagai alat pengukur tingkat pemahaman dan kemampuan siswa setelah pembelajaran berlangsung. Tabel 4.4. Hasil Tes Awal No Kriteria Skor 1 Nilai siswa yang tertinggi 80 2 Nilai siswa yang terendah 30 3 Rata-rata 57.06 4 Jumlah siswa yang mencapai nilai ≥ 70 6 5 Jumlah siswa yang nilai 70 23 6 Jumlah siswa yang Hadir 29 7 Ketuntasan klasikal 20.68 Tabel 4.5. Hasil Tes Siklus I No Kriteria Skor 1 Nilai siswa yang tertinggi 70 2 Nilai siswa yang terendah 10 3 Rata-rata 53.33 4 Jumlah siswa yang mencapai nilai ≥ 70 9 5 Jumlah siswa yang nilai 70 21 6 Jumlah siswa yang Hadir 30 7 Ketuntasan klasikal 30 Skor rata-rata data awal sebesar 57,06 dan skor rata-rata siklus I adalah 53.33. Jadi, terdapat penurunan skor rata-rata data awal ke rata-rata siklus I sebesar 3.73 poin. Adanya penurunan skor rata-rata sebesar 3.73 poin tersebut menunjukkan bahwa pembelajaran siklus I dirasa belum berhasil. Jika dilihat dari ketuntasan belajar minimal tiap individu, pada siklus I terdapat 9 siswa yang sudah tuntas dalam belajar karena memperoleh skor ≥ 70 siswa mencapai daya serap minimal 70 dan hasil tes awal menunjukkan ketuntasan belajar minimal tiap individu, terdapat 6 siswa yang sudah tuntas dalam belajar karena memperoleh skor ≥ 70 siswa mencapai daya serap minimal 70. Sehingga jika dipersentase adalah sebesar 30 dan 20.68. Hal ini dapat dikatakan bahwa secara klasikal, siswa kelas XA SMA Pangudi Luhur Sedayu pada siklus I belum tuntas belajar. Pada siklus I, Siswa yang memperoleh skor 70 sebanyak 21 siswa atau 70 dan pada hasil tes awal siswa yang memperoleh skor 70 sebanyak 23 siswa atau 79.31 . Dari data yang diperoleh dari proses pembelajaran pada siklus I, secara klasikal siswa kelas XA SMA Pangudi Luhur belum tuntas. Namun pada proses pembelajaran pada siklus II diharapkan nantinya Siswa yang masih belum mencapai ketuntasan belajar minimal pada siklus I diharapkan jumlahnya berkurang pada siklus II. Guru akan memperbaiki kekurangan yang ada pada siklus I sehingga pada pembelajaran siklus II dapat lebih baik dan jumlah siswa yang belum tuntas belajar dapat berkurang. b. Hasil Belajar Ranah Kognitif Siklus II Pada akhir pembelajaran, siswa diberikan tes akhir siklus II, tes ini berfungsi untuk mengukur tingkat pemahaman dan kemampuan siswa setelah pembelajaran berlangsung. Tabel 4.6. Hasil Tes Siklus II No Kriteria Skor 1 Nilai siswa yang tertinggi 100 2 Nilai siswa yang terendah 40 3 Rata-rata 73.66 4 Jumlah siswa yang mencapai nilai ≥ 70 25 5 Jumlah siswa yang nilai 70 5 6 Jumlah siswa yang Hadir 30 7 Ketuntasan klasikal 83.3 Skor rata-rata dari data awal ke siklus I kemudian siklus II diketahui mengalami penurunan dan peningkatan yaitu dari data awal ke siklus I mengalami penurunan dan pada siklus I ke siklus II mengalami peningkatan. Diketahui skor rata-rata data awal sebesar 57.06 , skor rata-rata siklus I sebesar 53.33 dan skor rata- rata siklus II sebesar 73.66. Berdasarkan data tersebut dapat diketahui skor rata-rata dari data awal ke siklus I dan dari siklus I ke siklus II. Penurunan dari data awal ke siklus I sebesar 3.73 poin dan peningkatan dari siklus I ke siklus II sebesar 20.33 poin. Berdasarkan hasil analisis tersebut menunjukkan adanya peningkatan dari siklus I ke siklus II. Peningkatan skor rata-rata tersebut menunjukkan bahwa pembelajaran siklus II lebih baik dari pada siklus I. Data pada siklus II menunjukkan bahwa siswa yang sudah tuntas dalam belajar yang ditentukan oleh sekolah sebesar ≥ 70 siswa mencapai daya serap minimal 70 sebanyak 25 siswa. Terjadi peningkatan jumlah siswa yang telah tuntas dalam belajar secara individu jika dibandingkan dengan siklus I sebanyak 9 siswa dan data awal dari hasil tes awal sebanyak 6 siswa yang tuntas dalam belajar. Persentase ketuntasan belajar klasikal yang ditetapkan oleh sekolah adalah 70 dari jumlah siswa yang mencapai daya serap ≥ 70. Jumlah siswa yang mencapai daya serap ≥ 70 pada siklus II sebanyak 25 siswa sehingga jika dipersentase adalah sebesar 83.3 sedangkan siswa yang memperoleh skor 70 sebanyak 5 siswa atau 16.66. Hal ini dapat dikatakan bahwa secara klasikal, siswa kelas XA SMA Pangudi Luhur Sedayu pada siklus II telah tuntas belajar. Pada data awal, tingkat ketuntasan belajar siswa secara klasikal adalah 20.68. Pada siklus I, tingkat ketuntasan belajar siswa secara klasikal adalah 30 sedangkan pada siklus II sebesar 83.3. Hal ini menunjukkan bahwa proses pembelajaran mengalami peningkatan dari data awal ke siklus I dan dari siklus I ke siklus II. Hal ini sesuai dengan hipotesis yang dibuat oleh peneliti pada penelitan tindakan kelas yaitu “Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray TSTS dapat meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa kelas XA SMA Pangudi Luhur Sedayu pada materi Pengelolaan Lingkungan tahun ajaran 2011 – 2012”.

D. Pembahasan

Dokumen yang terkait

perbedaan hasil belajar biologi siswa yang diajarkan melalui pembelajaran kooperatif teknik jigsay dengan teknik two stay two stray (kuasi eksperimen di MTs PUI Bogor)

0 5 185

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Two Stay Two Stray(Dua Tinggal Dua Tamu) Dengan Pendekatan Nilai Untuk meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Konsep Cahaya

0 6 192

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Two Stay Two Stray Terhadap Keterampilan Menyimak Siswa Kelas V MIN 15 Bintaro Jakarta Selatan

1 10 130

Perbedaan hasil belajar ips siswa dengan menggunakan pembelajaran kooperatif teknik inside outside circle dan two stay two stray

0 12 0

Perbedaan Hasil Belajar Antara Siswa yang Menggunakan Metode Pembelajaran Two Stay Two Stray dan Jigsaw Pada Konsep Pencernaan

2 14 198

Pengaruh teknik kooperatif Two Stay Two Stray (TSTS) dengan Guided Note Taking (GNT) terhadap hasil belajar siswa pada konsep archaebacteria dan eubacteria: kuasi eksperimen di SMA Negeri 1 Kota Tangerang Selatan.

0 9 243

perbedaan hasil belajar peserta didik menggunakan pendekatan sts, sets, dan stem pada pembelajaran konsep virus

3 22 77

Penerapan pembelajaran konstruktivisme dengan model kooperatif tipe Two Stay Two Stray (TSTS) pada materi bilangan bulat di kelas VII SMP Pangudi Luhur I Klaten.

0 2 596

PenGARUH MOdel PeMBelAJARAn kOOPeRATIF TIPe TWO STAY TWO STRAY (TSTS) TeRHAdAP HASIl BelAJAR IPA

0 0 5

PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR MATERI PENGELOLAAN LINGKUNGAN DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY (TSTS) UNTUK SISWA KELAS XA SMA PANGUDI LUHUR SEDAYU TAHUN AJARAN 2011- 2012 SKRIPSI

0 0 220