Kebutuhan penghargaan secara internal Maslow
Hal ini juga muncul pada hasil wawancara informan 3 yang menyatakan
“cukup nyenengin juga gitu apalagi kalo ketemu temen terus dia cuma comment anjir udah punya gitu padahal dia belom gitu”
Informan 3, wawancara no.569. Kebutuhan akan penghargaan secara eksternal lainnya yang
berkaitan dengan penerimaan ditunjukkan oleh informan 2 melalui hasil wawancara yang menyatakan
“misalnya kita mau ngapa-ngapain kita harus ada reqruitment apa minimal kita punya apa gitu lho, masuk-masuk, misalnya kita
masuk party ini kita punya apa, punya equip apa, status game kita gimana” Informan 2, wawancara no.521.
Hal ini dibuktikan melalui hasil pengamatan peneliti dalam dunia game online yang dimainkan oleh informan, dimana ketika
informan melakukan request join party meminta bergabung dalam kelompok maka kelompok tersebut akan memberikan beberapa
kriteria dan syarat yang harus dipenuhi oleh informan. Beberapa kebutuhan yang muncul dalam hasil wawancara 3
informan tidak semua dapat diintepretasi menggunakan teori kebutuhan milik Maslow, namun ada beberapa kebutuhan yang tidak dapat masuk
dalam kategori teori kebutuhan milik Maslow. Dalam hal ini peneliti menggunakan beberapa teori kebutuhan lain untuk menjadi acuan dalam
mengintepretasi hasil data wawancara yang telah dilakukan. Teori kebutuhan lain yang digunakan antara lain adalah teori kebutuhan Murray
dan McClelland. Teori kebutuhan McClelland membagi kebutuhan seorang
individu menjadi 3, yakni kebutuhan untuk berprestasi, kebutuhan untuk berkuasa, dan kebutuhan untuk beraffiliasi. Dalam hasil wawancara 3
informan penelitian, kebutuhan untuk berprestasi adalah kebutuhan yang paling menonjol dan satu-satunya kebutuhan yang muncul pada 3
informan. Kebutuhan berprestasi menurut McClelland adalah merupakan dorongan yang kuat untuk berhasil. Dorongan ini mengarahkan individu
untuk berjuang lebih keras untuk memperoleh pencapaian pribadi ketimbang memperoleh penghargaan. Kebutuhan berprestasi ditunjukkan
informan 1 melalui hasil wawancara yang menyatakan “Jadi ada mendingnya kalo ngeluarin dana yang berlebih itu ya
usahanya jadi agak lebih enakan” Informan 1, wawancara no.122.
Hal tersebut dibuktikan dari hasil pengamatan yang dilakukan peneliti melalui dunia game online yang dimainkan oleh informan,
dimana dengan membeli dan menggunakan item yang didapat melalui voucher game, charakter game yang dimiliki informan menjadi lebih kuat
dalam menghadapi musuh. Hal serupa juga ditunjukkan oleh informan 2 melalui hasil wawancara yang menyatakan
“voucher menunjang banget kan bikin char GG, pertama ya dari box nya itu, kedua ya dari equip-equip
nya itu” Informan 2, wawancara no.497.
Demikian pula halnya hasil wawancara yang ditunjukkan oleh informan 3 yang menyatakan
“voucher itu digunakan untuk membuat kita mencapai tujuan kita nah makanya mempermudah mencapai tujuan” Informan 3, wawancara
no.655. Teori kebutuhan lainnya yang digunakan sebagai acuan dalam
mengintepretasi hasil data dari para informan yang digunakan oleh peneliti adalah teori kebutuhan Murray. Teori Kebutuhan Murray
menguraikan kebutuhan
manusia secara
lebih rinci,
Murray mengemukakan bahwa ada 27 kebutuhan yang dapat mempengaruhi
motivasi seseorang. Dalam hal ini tidak semua kebutuhan yang dikemukakan oleh Murray digunakan dalam penelitian ini, melaikan
hanya kebutuhan-kebutuhan yang menonjol dan muncul pada 3 informan penelitian saja yang akan digunakan sebagai acuan. Kebutuhan-kebutuhan
yang dijadikan acuan peneliti dalam mengintepretasi hasil wawancara 3 informan penelitian yakni, kebutuhan untuk menghindari bahaya,