Kebutuhan Sosial Teori Motivasi

perkecualian, akibat sejarah perkembangan perasaan, minat, dan pola berfikir sejak anak-anak, orang yang kreatif lebih mementingkan ekspresi bakat khususnya alih- alih memuaskan dorongan sosialnya, orang memprioritaskan kebutuhan kepuasan self esteem di atas kebutuhan kasih sayang dan cinta, atau orang memprioritaskan nilai-nilaiide tertentu dan mengabaikan kebutuhan fisiologis dan rasa aman Alwisol, 2004. Perkecualian yang lain, kebutuhan itu tidak muncul berturutan dari rendah ke tinggi, tetapi kebutuhan yang lebih tinggi muncul lebih awal mendahului kebutuhan yang lebih rendah. Misalnya pada orang tertentu kebutuhan esteem muncul lebih dahulu daripada kebutuhan cinta dan afeksi; dan mungkin pada orang tertentu kebutuhan kreatifnya mendahului kebutuhan lainnya Alwisol, 2004. Tidak semua orang memenuhi kebutuhan sesuai hirarki Maslow. Misalnya seorang pekerja seni lebih memenuhi kebutuhan untuk aktualisasi diri dan dihargai terlebih dahulu dibandingkan kebutuhan fisiologis. Seseorang yang mengalami broken home atau patah hati juga tidak dapat untuk selalu mengikuti dinamika hirarki Maslow. Mereka lebih mengutamakan untuk memenuhi kebutuhan akan rasa aman yaitu bebas dari rasa cemas, takut dan depresi serta ingin memenuhi keinginan untuk dimiliki dan dicintai dibandingkan dengan kebutuhan dasarfisiologis. Orang yang kecanduan dengan game online juga tidak sesuai dengan teori Maslow. Mereka cenderung mengutamakan kesenangan untuk bermain game hingga lupa waktu bahkan lupa memenuhi kebutuhan fisiologis misalnya makan dan tidur hanya untuk memenuhi kesenangan dan kepuasan.

E. Pengukuran Motivasi

Menurut Notoatmojo dalam Cahyono, 2010, ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk mengukur motivasi seseorang, yaitu:

1. Tes proyektif

Apa yang kita katakan merupakan sebuah cerminan dari apa yang ada di dalam diri kita. Dengan demikian untuk memahami apa yang dipikirkan oleh orang lain, maka kita dapat memberikan sebuah stimulus yang nantinya harus diinterpretasikan. Salah satu tes proyektif yang banyak digunakan dan paling dikenal adalah Thematic Apperception Test TAT. Dalam tes tersebut informan diberikan gambar dan diminta untuk membuat cerita dari gambar tersebut. Dalam teori Mc Leland dikatakan, bahwa manusia memiliki tiga kebutuhan yaitu kebutuhan untuk berprestasi n-ach, kebutuhan untuk power n-power, kebutuhan untuk berafiliasi n-aff. Dari isi cerita tersebut dapat ditelaah motivasi yang mendasari diri seseorang berdasarkan konsep kebutuhan.

2. Kuisioner

Salah satu cara untuk mengukur motivasi melalui kuisioner adalah dengan meminta klien untuk mengisi kuisioner yang berisi pertanyaan- pertanyaan yang dapat memancing motivasi klien. Sebagai contoh adalah dengan menggunakan EPPS Edward’s Persona Preference Schedule. Kuesioner tersebut terdiri dari 210 nomer dimana pada masing-masing nomor terdiri dari dua pertanyaan. Informan diminta memilih salah satu dari dua pertanyaan tersebut yang lebih mencerminkan dirinya. Dari pengisian kuesioner