Dapat dilihat bahwa informan 1 memiliki keinginan terhadap suatu barang di dalam dunia game dan apabila dijual kembali setelah
event game berakhir memiliki nilai jual yang lebih tinggi. Hal serupa juga muncul pada hasil wawancara yang dilakukan pada informan 2
dimana informan 2 mengatakan “Kan kita misal nunggu event ini kan dari minggu kemarin
pasti kita ngebet pengen, nunggu- nunggu”. Informan 2, wawancara
no.443 Terlihat jelas pada informan 2 bahwa informan sangat ingin
memiliki barang yang ada pada event game tersebut. Selain itu juga kebutuhan ini muncul pada informan 3 yang dalam hasil
wawancaranya mengatakan “Ada event misalnya ada diskon telor ini jadi cuma 10 ribu
rupiah itu nah biasanya aku beli gitu-gitu. Buat ngelengkapin aja ”Informan 3, wawancara no.264.
Dalam hal ini kebutuhan untuk memiliki sesuatu sangat mendukung hobi informan 3, dimana informan 3 memiliki hobi
mengoleksi barang-barang. Oleh karena itu kebutuhan ini merupakan kebutuhan yang paling menonjol pada informan 3 dibanding dengan
informan lainnya.
d. Kebutuhan untuk berprestasi Murray
Kebutuhan untuk berprestasi muncul pada individu yang memiliki tujuan atau target tertentu dan berusaha keras demi
tercapainya tujuan atau targetnya. Kebutuhan ini memiliki arti yang serupa pula dengan kebutuhan untuk berprestasi yang ada pada teori
kebutuhan McClelland, dimana kebutuhan ini menuntut seseorang bekerja keras demi pencapaian pribadi ketimbang penghargaan.
Kebutuhan ini muncul pada 3 informan penelitian, namun kebutuhan ini tidak terlalu menonjol. Kebutuhan ini hanya terlihat menonjol
pada informan 3, karena kebutuhan ini juga menjadi penunjang hobi informan 3 dimana informan hobi untuk mengoleksi barang benda
dan informan 3 berusaha untuk mencapai targetnya untuk mengoleksi barangbenda dalam game online. Hal tersebut terlihat dari perkataan
informan 3 dalam hasil wawancaranya yang menyatakan “jelas tujuannya lebih cepat tercapai sih jelasnya itu jadi
kayaknya kalo main gak pake voucher bisa ya itu tadi bisa mungkin untuk ngelengkapin item-item bisa mungkin wah
lama banget” Informan 3, wawancara no.763
Hal ini dibuktikan melalui pernyataan teman informan dalam bermain game yang mengatakan bahwa informan sangat hobi untuk
mengoleksi barang-barang item dalam dunia game.
2. Pola Motivasi
Setiap individu memiliki hirarki kebutuhan yang menentukan perilaku dan tindakannya. Kebutuhan ini memiliki tingkat yang berbeda-
beda. Ketika satu tingkat kebutuhan terpenuhi atau mendominasi, orang tidak lagi mendapat motivasi dari kebutuhan tersebut, tapi akan berusaha
untuk memenuhi kebutuhan pada tingkat berikutnya Maslow dalam Lianto, 2007. Kebutuhan-kebutuhan yang ada pada individu tersebut
kemudian memunculkan dorongan secara fisik drive dan dorongan secara psikologis yang dikenal dengan motif. Kemudian dorongan
tersebut membentuk suatu perilaku, peneliti menyebut proses tersebut sebagai pola motivasi. Berdasarkan kebutuhan-kebutuhan di atas muncul
beberapa macam bentuk pola motivasi yang menimbulkan perilaku pembelian voucher game online yang dilakukan oleh informan. Pola
motivasi tersebut dijabarkan sebagai berikut pada masing-masing informan :
Informan 1
Informan 1 berusia 24 tahun, berdasarkan cerita informan dari hasil wawancara yang telah dilakukan, informan mengenal voucher untuk
pertama kalinya melalui orang lain yang menyarankan informan untuk menggunakan voucher dalam bermain game online, hal tersebut
memunculkan kebutuhan untuk mendapatkan pengetahuan, seperti yang terlihat dari hasil wawancara informan yang menyatakan