Pembelajaran Matematika Kajian Pustaka

commit to user

BAB II LANDASAN TEORI

A. Kajian Pustaka

1. Pembelajaran Matematika

Belajar adalah karakteristik khusus yang hanya dimiliki oleh manusia. Makhluk lain tidak mampu melakukan proses belajar. Menurut Gagne belajar adalah sebagai suatu proses dimana suatu organisma berubah perilakunya sebagai akibat dari pengalaman. Sedangkan Henry E. Garret berpendapat bahwa belajar merupakan proses yang berlangsung dalam jangka waktu lama melalui latihan maupun pengalaman yang membawa pada perubahan diri dan perubahan cara mereaksi terhadap suatu perangsang tertentu. Kemudian Lester D. Crow mengemukakan belajar ialah upaya untuk memperoleh kebiasaan- kebiasaan, pengetahuan, dan sikap-sikap Syaiful Sagala, 2009: 13. Senada dengan hal di atas, Witherington menyatakan bahwa belajar merupakan perubahan dalam kepribadian, yang dimanifestasikan sebagai pola- pola respons yang baru yang berbentuk keterampilan, sikap, kebiasaan, pengetahuan dan kecakapan. Sedangakan Hilgard menyatakan bahwa belajar adalah proses di mana suatu perilaku muncul atau berubah karena adanya respons terhadap suatu situasi. Di Vesta dan Thompson menyatakan bahwa belajar adalah perubahan tingkah laku yang relatif menetap sebagai hasil dari pengalaman Nana Syaodih Sukmana, 2009: 155-156. Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa belajar diartikan sebagai proses 12 commit to user perubahan tingkah laku sebagai akibat dari respon atau situasi tertentu. Teori belajar ini sesuai dengan pandangan teori belajar behaviorisme. Sedangkan dalam teori belajar konstruktivisme, belajar diartikan sebagai proses mengkonstruksi pengetahuan. Hal ini sesuai dengan yang disampaikan oleh Paul Suparno 2001: 61 bahwa belajar diartikan sebagai proses mengasimilasikan dan menghubungkan pengalaman atau bahan yang dipelajari dengan pengertian yang sudah dimiliki seseorang sehingga pengertiannya dikembangkan. Von Glasefeld dalam Aunurrahman, 2009: 16 menyatakan bahwa pengetahuan bukanlah suatu tiruan dari kenyataan. Pengetahuan selalu merupakan akibat dari konstruksi kognitif melalui kegiatan seseorang. Melalui proses belajar yang dilakukan, seseorang membentuk skema, kategori, konsep dan struktur pengetahuan yang diperlukan untuk suatu pengetahuan tertentu. Terkait dengan teori belajar di atas, Marzano dalam Abdur Rahman As’ari, 2007: 6 menyatakan bahwa ada lima dimensi yang perlu kita perhatikan kalau menginginkan siswa berhasil dalam belajarnya. Lima dimensi itu adalah sebagai berikut: 1 Sikap dan persepsi siswa terhadap belajar yang sedang dan akan dijalaninya, 2 Penguasaan pengetahuan dan menjadisatukannya dengan pengetahuan yang sudah dimiliki sebelumnya, 3 Pengembangan dan peningkatan pengetahuan yang sudah dimiliki, 4 Penggunaan pengetahuan yang dimiliki tersebut secara bermakna, 5 Pembentukan pola pikir kritis, kreatif, dan self-regulated. commit to user Pembelajaran diartikan sebagai proses yang diselenggarakan oleh guru untuk membelajarkan siswa dalam belajar bagaimana memperoleh dan memproses pengetahuan, keterampilan, dan sikap Dimyati dan Mudjiono, 2006: 157. Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional nomor 20 tahun 2003 menyatakan pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran sebagai proses belajar yang dibangun oleh guru untuk mengembangkan kreatifitas berpikir yang dapat meningkatkan kemampuan berpikir siswa, serta dapat meningkatkan kemampuan mengkonstruksi pengetahuan baru sebagai upaya meningkatkan penguasaan yang baik terhadap materi pelajaran Syaiful Sagala, 2009: 62. Biggs dalam Goldman 2002 menyatakan bahwa: “Learning is a way of interacting with the world. As we learn, conception of phenomena change, and we see the world differently. The acquisition of information in it self does not bring about such a change, but the way we structure that information and think with it does. Thus education is about conceptual change, not just the acquisition of information”. Pembelajaran adalah suatu cara saling berinteraksi dengan dunia. Ketika kita belajar, konsepsi kita tentang suatu fenomena berubah, dan kita akan melihat dunia yang berbeda. Perolehan informasi tidak dengan sendirinya membawa perubahan, tetapi dengan jalan kita menyusun informasi tersebut dan memikirkan apa yang bisa kita lakukan dengannya. Jadi pendidikan adalah tentang perubahan konsep, bukan hanya perolehan informasi. Matematika merupakan ilmu yang sering digunakan untuk menunjang ilmu yang lain, baik ilmu eksakta maupun ilmu sosial. Dalam penggunaanya matematika juga sering diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, sehingga matematika menjadi ilmu yang sangat penting untuk dikuasai. Disebutkan dalam NCTM National Council of Theachers of Mathematics dalam Walle, 2008: 1, mereka yang memahami dan dapat mengerjakan matematika akan commit to user memiliki kesempatan yang lebih banyak dalam menentukan masa depannya. Kemampuan dalam matematika akan membuka pintu untuk masa depan yang lebih produktif. Lemah dalam matematika berarti membiarkan pintu tersebut tertutup. Begle dalam Herman Hudojo, 2005: 36 menyatakan bahwa sasaran atau obyek penelaahan matematika adalah fakta, konsep, operasi, dan prinsip. Obyek penelaahan tersebut menggunakan simbol-simbol yang kosong dari arti. Ciri ini yang memungkinkan matematika dapat memasuki wilayah bidang studi atau cabang ilmu lain. Sedangkan menurut Soedjadi 2000: 13, matematika mempunyai karakteristik: 1 Memiliki objek kajian abstrak, 2 Bertumpu pada kesepakatan, 3 Berpola pikir deduktif, 4 Memiliki simbol yang kosong dari arti, 5 Memperhatikan semesta pembicaraan, 5 Konsisten dalam sistemnya. Prinsip pembelajaran matematika yang tertuang pada NCTM National Council of Theachers of Mathematics dalam Walle, 2008: 3 menyebutkan, para siswa harus belajar matematika dengan pemahaman, secara aktif membangun pengetahuan baru dari pengalaman dan pengetahuan sebelumnya. Menurut Herman Hudojo 2005: 103, agar proses belajar matematika terjadi, bahasan matematika seyogyanya tidak disajikan dalam bentuk yang sudah tersusun secara final, melainkan siswa dapat terlibat aktif didalam menemukan konsep-konsep, srtuktur-struktur sampai kepada teorema dan rumus-rumus. commit to user

2. Pembelajaran Kooperatif

Dokumen yang terkait

Penerapan model pembelajaran kooperatif dengan teknik Student Teams Achievement Division (STAD) untuk meningkatkan hasil belajar fiqih di MTs Nurul Hikmah Jakarta

0 9 145

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe (Student Team Achievement Divisions) STAD Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa SD

1 6 165

Pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe numbered head together (NHT) terhadap hasil belajar fisika siswa pada konsep fluida dinamis

0 8 192

Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD) dalam meningkatkan hasil belajar akidah akhlak: penelitian tindakan kelas di MA Nihayatul Amal Karawang

0 10 156

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif tipe Numbered Heads Together terhadap Hasil Belajar Fiqih dalam pokok bahasan Riba, Bank, dan Asuransi. (Kuasi Eksperimen di MA Annida Al Islamy, Jakarata Barat)

0 13 150

EKSPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) DAN NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA SMA KELAS X SEMESTER I DI KABUPATEN

3 14 101

EKSPERIMENTASI STRATEGI PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING DAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) TERHADAP Eksperimentasi Strategi Pembelajaran Inkuiri Terbimbing dan Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD) terhad

0 2 19

Efektivitas Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together ( NHT) Dan Student Team Achievement Division (STAD) pada Prestasi Belajar Matematika Ditinjau dari Motivasi Berprestasi

0 4 100

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PENGARUH METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) DAN STUDENT TEAM ACHIEVENMENT DIVISIONS (STAD) TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA DITINJAU DARI KEAKTIFAN SISWA PADA POKOK BAHASAN P

0 1 14

EKSPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) DAN THINK-PAIR-SHARE (TPS) DITINJAU DARI GAYA BELAJAR SISWA PADA POKOK BAHASAN RELASI DAN FUNGSI KELAS VIII SMP NEGERI SE-KABUPATEN PACITAN TAHUN PELAJARAN 2015/2016.

0 0 18