Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Divisions

commit to user

3. Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Divisions

STAD Metode kooperatif tipe Student Teams Achievement Divisions STAD pertama kali dikembangkan oleh Robert Slavin dan rekan-rekan sejawatnya di John Hopkins University dan merupakan metode kooperatif yang paling sederhana dan paling mudah dipahami Arends, 2008: 13. Dalam pembelajaran kooperatif tipe STAD, materi pembelajaran dirancang untuk pembelajaran kelompok. Dengan menggunakan LKS atau perangkat pembelajaran yang lain, siswa bekerja secara bersama-sama untuk menyelesaikan materi. Siswa saling membantu satu sama lain untuk memahami materi pelajaran, sehingga setiap anggota kelompok dapat memahami materi pelajaran secara tuntas. Menurut Slavin 2009: 143 STAD terdiri dari lima komponen utama yaitu: a. Presentasi kelas Materi dalam STAD pertama-tama diperkenalkan dalam presentasi di dalam kelas. Ini merupakan pengajaran langsung seperti yang sering kali dilakukan atau diskusi pelajaran yang dipimpin oleh guru, tetapi bisa juga memasukkan presentasi audiovisual. Bedanya presentasi kelas dengan pengajaran biasa hanyalah bahwa presentasi tersebut haruslah benar-benar berfokus pada unit STAD. Dengan cara ini, para siswa akan menyadari bahwa mereka harus benar-benar memberi perhatian penuh selama presentasi kelas, karena dengan demikian akan sangat membantu mereka mengerjakan kuis-kuis, dan skor kuis mereka menentukan skor tim mereka commit to user b. TimKelompok. Tim terdiri dari empat atau lima siswa yang mewakili seluruh bagian dari kelas dalam hal kemampuan akademik, jenis kelamin, ras dan etnis. Fungsi utama dari tim ini adalah memastikan bahwa semua anggota tim benar-benar belajar, dan lebih khususnya lagi adalah untuk mempersiapkan anggotanya untuk bisa mengerjakan kuis dengan baik. Setelah guru menyampaikan materinya, tim berkumpul untuk mempelajari lembar kegiatan atau materi lainnya. Yang paling sering terjadi, pembelajaran itu melibatkan pembahasan permasalahan bersama, membandingkan jawaban dan mengoreksi tiap kesalahan pemahaman apabila ada anggota tim yang membuat kesalahan. c. Kuis tes. Setelah sekitar satu atau dua kali guru memberikan presentasi atau satu atau dua kali kegiatan kelompok para siswa akan mengerjakan kuis individual. Siswa tidak diperbolehkan untuk saling membantu dalam mengerjakan kuis. Sehingga tiap siswa bertanggung jawab secara individual untuk memahami materi. d. Skor peningkatan individual Ide utama yang mendasari adanya skor kemajuan individual adalah untuk memberikan kepada tiap siswa tujuan yang akan dicapai apabila mereka bekerja lebih giat dan memperlihatkan prestasi yang lebih baik dari sebelumnya. Setiap siswa dapat memberikan kontribusi poin yang maksimal kepada timnya. Setiap siswa diberikan skor awal yang diperoleh dari rata-rata nilai siswa sebelumnya. Selanjutnya siswa akan commit to user mengumpulkan skor untuk tim mereka berdasarkan tingkat kenaikan skor kuis mereka dibandingkan dengan skor awal mereka. Kriteria pemberian skor peningkatan dapat dilihat pada Tabel 2.1 tentang kriteria peningkatan skor sebagaimana berikut: Tabel 2.1. Kriteria peningkatan skor pembelajaran STAD Skor Kuis terakhir Poin peningkatan Lebih dari 10 poin dibawah skor awal 5 1 – 10 poin dibawah skor awal 10 Skor awal sampai dengan 10 poin di atas skor awal 20 Lebih dari 10 poin di atas skor awal 30 Nilai sempurna terlepas dari berapapun skor awal 30 e. Penghargaan kelompok. Setelah dilakukan penghitungan peningkatan skor individual, dilakukan pemberian penghargaan kelompok. Penghargaan kelompok diberikan berdasarkan pada skor peningkatan kelompok. Untuk menentukan skor kelompok digunakan rumus: kelompok anggota Banyak kelompok anggota setiap skor n peningkata Jumlah NK = NK = skor peningkatan kelompok. Penelitian tentang STAD yang pernah dilakukan antara lain oleh Slavin dan Karweit yang menggunakan STAD selama satu tahun penuh di sekolah dalam mata pelajaran matematika menunjukan kemampuan siswa terhadap tes matematika meningkat secara signifikan Sharan, 2009: 7. Selanjutnya Sharan 2009: 7 juga mengemukakan bahwa penelitian STAD telah mencatat tentang tambahan signifikan dalam penghargaan diri, menyukai kelas, kehadiran dan perilaku siswa. commit to user

4. Pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together NHT

Dokumen yang terkait

Penerapan model pembelajaran kooperatif dengan teknik Student Teams Achievement Division (STAD) untuk meningkatkan hasil belajar fiqih di MTs Nurul Hikmah Jakarta

0 9 145

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe (Student Team Achievement Divisions) STAD Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa SD

1 6 165

Pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe numbered head together (NHT) terhadap hasil belajar fisika siswa pada konsep fluida dinamis

0 8 192

Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD) dalam meningkatkan hasil belajar akidah akhlak: penelitian tindakan kelas di MA Nihayatul Amal Karawang

0 10 156

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif tipe Numbered Heads Together terhadap Hasil Belajar Fiqih dalam pokok bahasan Riba, Bank, dan Asuransi. (Kuasi Eksperimen di MA Annida Al Islamy, Jakarata Barat)

0 13 150

EKSPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) DAN NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA SMA KELAS X SEMESTER I DI KABUPATEN

3 14 101

EKSPERIMENTASI STRATEGI PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING DAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) TERHADAP Eksperimentasi Strategi Pembelajaran Inkuiri Terbimbing dan Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD) terhad

0 2 19

Efektivitas Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together ( NHT) Dan Student Team Achievement Division (STAD) pada Prestasi Belajar Matematika Ditinjau dari Motivasi Berprestasi

0 4 100

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PENGARUH METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) DAN STUDENT TEAM ACHIEVENMENT DIVISIONS (STAD) TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA DITINJAU DARI KEAKTIFAN SISWA PADA POKOK BAHASAN P

0 1 14

EKSPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) DAN THINK-PAIR-SHARE (TPS) DITINJAU DARI GAYA BELAJAR SISWA PADA POKOK BAHASAN RELASI DAN FUNGSI KELAS VIII SMP NEGERI SE-KABUPATEN PACITAN TAHUN PELAJARAN 2015/2016.

0 0 18