commit to user
pada penelitian sebelumnya yang dibandingkan adalah metode pembelajaran concept attainment dengan metode konvensional.
C. Kerangka Berpikir
Keberhasilan pembelajaran matematika di kelas ditandai oleh tingkat pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran. Pemahaman terhadap materi
pembelajaran ini dapat dilihat dari hasil prestasi belajar. Banyak faktor yang menentukan keberhasilan pembelajaran matematika, salah satunya adalah
metode pembelajaran yang disesuaikan dengan karakteristik materi dan karakteristik siswa.
Salah satu metode pembelajaran yang sudah lama dikenal adalah metode pembelajaran kooperatif. Pembelajaran kooperatif menekankan pada
adanya interaksi saling tergantung antar siswa untuk membangun pengetahuan mereka. Pada proses pembelajaran kooperatif peran guru tidak mendominasi
dalam proses pembelajaran, melainkan hanya memfasilitasi proses pembelajaran. Ada banyak metode pembelajaran kooperatif, diantaranya
adalah STAD dan NHT. 1. Kaitan metode kooperatif tipe STAD dan metode kooperatif tipe NHT
terhadap prestasi belajar matematika. Metode kooperatif tipe STAD adalah metode kooperatif yang paling
mudah dipraktikkan. Pada metode kooperatif ini siswa belajar dalam kelompok dan kelompok harus memastikan bahwa setiap anggota dalam
kelompok telah memahami materi pembelajaran. Meskipun ada sistem penghargaan kelompok yang didasarkan atas peningkatan skor individu,
commit to user
tetapi pada metode kooperatif ini tanggung jawab setiap siswa secara individu tidak terlalu ditekankan. Berbeda dengan metode kooperatif tipe
STAD, pada metode pembelajaran kooperatif tipe NHT, selain siswa belajar dalam kelompok, setiap individu siswa juga harus memastikan
bahwa dirinya telah memahami materi pembelajaran, karena pada gilirannya guru akan memanggil satu nomor secara acak untuk melakukan
presentasi di depan kelas. Dengan cara ini setiap siswa akan lebih terpacu untuk memahami materi pembelajaran. Sehingga diduga pembelajaran
kooperatif tipe NHT memberikan prestasi belajar yang lebih baik dibanding dengan metode pembelajaran kooperatif tipe STAD.
2. Kaitan gaya belajar siswa terhadap prestasi belajar. Siswa dengan gaya belajar visual menggunakan indra penglihatan secara
dominan dalam belajar, sehingga siswa dengan gaya belajar ini akan lebih optimal menerima materi dengan memperhatikan penjelasan guru di papan
tulis. Sedangkan siswa dengan gaya belajar auditorial lebih dominan menggunakan indra pendengarannya dalam belajar, sehingga siswa dengan
gaya belajar ini sangat menyukai diskusi dan mendengarkan penjelasan dari guru maupun temannya. Untuk siswa dengan gaya belajar kinestetik
belajar dengan mengerakkan anggota tubuhnya, sehingga siswa dengan belajar ini akan sangat mudah belajar melalui praktik dan sangat menyukai
permainan yang menyibukkan. Berdasar kecenderungan di atas maka siswa dengan gaya belajar auditorial akan lebih optimal dalam belajar
dibanding siswa dengan gaya belajar visual dan kinestetik. Sehingga diduga siswa dengan gaya belajar auditorial mempunyai prestasi belajar
commit to user
yang lebih baik dibandingkan siswa dengan gaya belajar visual dan siswa dengan gaya belajar kinestetik. Selain itu, pada materi sistem persamaan
linear dan kuadrat tidak ada materi praktiknya, sehingga siswa dengan gaya belajar kinestetik tidak akan optimal dalam belajarnya. Sehingga
diduga siswa dengan gaya belajar visual mempunyai prestasi lebih baik dibanding siswa dengan gaya belajar kinestetik.
3. Kaitan metode pembelajaran dan gaya belajar terhadap prestasi belajar siswa.
Metode pembelajaran yang sesuai dengan gaya belajar siswa akan membuat siswa lebih mudah menangkap informasi dan memahami materi
pembelajaran. Metode pembelajaran kooperatif baik pada tipe STAD maupun tipe NHT menekankan pada proses interaksi antar siswa melalui
diskusi kelompok. Sehingga siswa dengan gaya belajar auditorial yang memiliki karakteristik suka berdiskusi akan sangat menyukai metode ini.
Sedangkan siswa dengan gaya belajar visual akan belajar dengan memperhatikan catatan yang dibuat oleh teman diskusinya ketika
menjelaskan. Untuk siswa dengan gaya belajar kinestetik, karena pada materi sistem persamaan linear dan kuadrat tidak ada materi praktiknya,
maka siswa dengan gaya belajar ini akan kurang optimal dalam belajarnya. Sehingga tetap diduga bahwa siswa dengan gaya belajar auditorial
mempunyai prestasi belajar yang lebih baik dibandingkan siswa dengan gaya belajar visual dan kinestetik serta siswa dengan gaya belajar visual
mempunyai prestasi lebih baik dibanding siswa dengan gaya belajar kinestetik. Selain itu untuk tiap-tiap gaya belajar, karena secara
commit to user
karakteristik antara metode pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan metode pembelajaran kooperatif tipe NHT hampir sama yaitu menekankan
pada diskusi antar siswa, maka diduga pembelajaran kooperatif tipe NHT memberikan prestasi belajar yang lebih baik dibanding dengan metode
pembelajaran kooperatif tipe STAD.
Gambar 2.1 Kerangka berpikir
D. Hipotesis