commit to user
2. Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran kooperatif menurut Nurhadi 2004: 61 dapat diartikan sebagai pembelajaran yang secara sadar dan sengaja mengembangkan
interaksi yang saling asuh untuk menghindari ketersinggungan dan kesalahpahaman yang dapat menimbulkan permusuhan. Sedangkan menurut
Slavin dalam Etin Solihati 2005: 4 pembelajaran kooperatif diartikan sebagai suatu metode pembelajaran dimana siswa belajar dan bekerja dalam
kelompok-kelompok kecil secara kolaboratif yang anggotanya terdiri dari 4-6 orang, dengan struktur kelompoknya bersifat heterogen.
Menurut Abdur Rahman As’ari 2003: 2-3 ciri-ciri pembelajaran kooperatif dapat dikemukakan sebagai berikut. Pertama, pebelajar
dikelompok-kelompokkan menjadi beberapa kelompok. Kedua, kelompok- kelompok tersebut merupakan kelompok kecil. Ketiga, para siswa di dalam
kelompok tersebut melakukan kegiatan belajar secara bersama-sama. Mereka berkelompok untuk saling belajar dan membelajarkan. Keempat, masing-
masing anggota kelompok bertanggungjawab terhadap keberhasilan teman anggota kelompoknya. Mereka membentuk suatu kesatuan yang saling
mendorong, saling menolong demi keberhasilan bersama. Kelima, topik yang dipelajari bisa berupa masalah, tugas, atau hal-hal lain yang pada prinsipnya
merupakan tujuan bersama dari anggota-anggota kelompok tersebut. Sedangkan menurut Ibrahim 2000: 6 ciri-ciri pembelajaran kooperatif
adalah sebagai berikut: a siswa bekerja dalam kelompok secara kooperatif untuk menuntaskan materi belajarnya, b kelompok dibentuk dari siswa yang
berkemampuan tinggi, sedang, dan rendah, c apabila mungkin, anggota
commit to user
kelompok berasal dari ras, budaya, agama, etnis, dan jenis kelamin yang berbeda-beda dan d pembelajaran lebih berorientasi pada kelompok daripada
individu. Terkait dengan tujuan dan proses pembelajaran kooperatif, Ozkan
2010 menyatakan bahwa: “The main aim of cooperative learning is to increase both their own
and their friends learning to the top level. It should be organized in such a way that every member in the group should know that the other
members of the group cant learn before she does. Every member of the group should help all the other members to learn. In order to carry
out cooperative learning successfully, me group must have a purpose, and all die students in the group should undertake responsibility to
achieve the aim of the group and try to get the group reward. In this approach, students should combine their own efforts with those of their
friends in the group because the essence of Uns approach is either we swim together or we sink together. No matter what hisher success
level is, every student should believe that she does what she can to contribute to the success of the group. Every group member should be
aware of concepts of commitment of aim and commitment of success. In this method, the group members should be in face-to-face
interaction. This interaction is obtained by helping each other, giving feedback, relying on each omer, discussing, encouraging, etc”.
Artinya bahwa tujuan utama dari pembelajaran kooperatif adalah untuk meningkatkan pembelajaran dirinya siswa dan teman-temannya
kepada prestasi tertinggi. Pembelajaran kooperatif harus diorganisasikan dengan jalan setiap anggota kelompok harus
memahami bahwa anggota yang lain tidak dapat belajar sebelum dia siswa tersebut melakukan belajar. Setiap anggota kelompok harus
membantu anggota yang lain untuk belajar. Untuk membuat pembelajaran kooperatif berhasil, setiap kelompok harus mempunyai
tujuan, dan semua siswa dalam kelompok harus mengambil tanggung jawab untuk mencapai tujuan kelompok dan mencoba untuk
memperoleh penghargaan kelompok. Dalam pendekatan ini, siswa harus menggabungkan usahanya dengan teman-temannya yang lain
dalam kelompok, sebagaimana pepatah “berenang bersama atau tenggelam bersama”. Setiap siswa harus percaya bahwa dia dapat
memberikan kontribusi untuk kesuksesan kelompok. Setiap anggota kelompok harus sadar dan berkomitmen terhadap tujuan dan
berkomitmen untuk sukses. Dalam metode ini, setiap anggota kelompok harus berinteraksi langsung. Interaksi ini dicapai dengan
saling membantu, memberi umpan balik, saling ketergantungan, diskusi, saling memberikan semangat dan lain-lain.
commit to user
Menurut Slavin dalam Anita Lie, 2008: 13, tujuan pembelajaran kooperatif berbeda dengan kelompok tradisional yang menerapkan sistem
kompetisi, dimana keberhasilan individu diorientasikan pada kegagalan orang lain. Sedangkan tujuan pembelajaran kooperatif adalah menciptakan situasi
dimana keberhasilan individu ditentukan atau dipengaruhi oleh keberhasilan kelompoknya.
Dyson dan Rubin dalam Constantinou, 2010 menyatakan bahwa: “pointed out that cooperative learning has many benefits. It can help
students to improve motor skills, develop social skills, work together as a team, take control of their learning process, give and receive
feedback, and become responsible individuals”. artinya adalah bahwa pembelajaran kooperatif memiliki beberapa manfaat. Pembelajaran
kooperatif mampu membantu siswa untuk: mengembangkan kemampuan motorik, mengembangkan kemampuan sosial, bekerja
sama sebagai satu tim, mengawasi proses pembelajaran mereka sendiri, memberi dan menerima umpan balik dan menjadi pribadi yang
bertanggung jawab. Roger dan Johnson dalam Anita Lie, 2008: 30 menyebutkan bahwa
tidak semua kerja kelompok bisa dianggap pembelajaran kooperatif. Ada lima unsur yang harus dipenuhi agar kerja kelompok dapat dikatakan sebagai
pembelajaran kooperatif, yaitu: 1 saling ketergantungan positif, 2 tanggung jawab perseorangan, 3 tatap muka, 4 komunikasi antar anggota, dan 5
evaluasi proses kelompok. Isjoni 2007: 23 menyatakan bahwa motivasi dalam diri siswa itu
meningkat selama diterapkan metode pembelajaran kooperatif karena mereka merasa kesuksesan akademiknya lebih terkontrol dan mereka
menghubungkan kesuksesan itu dengan usahanya sendiri, semua itu merupakan faktor-faktor penting dalam motivasi.
commit to user
Pembelajaran kooperatif memiliki kelebihan dan kekurangan. Menurut Johnson Johnson dalam Sri Rahayu, 2005: 3-5 bahwa keuntungan
pembelajaran kooperatif adalah: 1 siswa bertanggung jawab atas proses belajarnya, terlibat secara aktif dan memiliki usaha yang lebih besar untuk
berprestasi, 2 siswa mengembangkan keterampilan berpikir tinggi dan berpikir kritis, dan 3 hubungan yang lebih positif antar siswa dan kesehatan
psikologis yang lebih besar. Kelemahan pembelajaran ini menurut Nur 2000: 70 adalah: 1 bagi guru, guru akan kesulitan mengelompokkan siswa yang
memiliki kemampuan heterogen dari segi prestasi akademis dan banyak menghabiskan waktu untuk diskusi, 2 bagi siswa, siswa dengan kemampuan
tinggi masih banyak yang belum terbiasa untuk menyampaikan atau memberi penjelasan kepada siswa lain sehingga sulit untuk dipahami.
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran kooperatif memiliki kelebihan dibanding dengan metode pembelajaran lain. Seperti yang
dilakukan oleh Doymus 2007 menyatakan bahwa: “The instruction based on cooperative learning yielded significantly
better achievement in terms of the Chemistry Achievement Test CAT and Phase Achievement Test PAT scores compared to the test scores
of the control group, which was taught with traditionally designed chemistry instruction”. Artinya bahwa pembelajaran kooperatif
menghasilkan prestasi belajar yang lebih baik dibandingkan dengan pembelajaran tradisional.
Selain itu penelitian yang dilakukan oleh Adeyemi 2008 juga menyatakan hal yang sama, bahwa:
“Student exposed to cooperative learning strategy performed better than their counterparts in the other group”
commit to user
3. Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Divisions