Instrumen Angket Gaya Belajar

commit to user data-data atau keterangan-keterangan yang diinginkan tentang seseorang, dengan cara yang boleh dikatakan tepat dan cepat. Selanjutnya Budiyono 2003: 54 menyatakan bahwa metode tes adalah cara pengumpulan data yang menghadapkan sejumlah pertanyaan-pertanyaan atau suruhan-suruhan kepada subyek penelitian. Metode tes dalam penelitian ini digunakan untuk mengumpulkan data prestasi belajar siswa pada pokok bahasan sistem persamaan linear dan kuadrat.

2. Penyusunan dan Uji Instrumen

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah instrumen angket gaya belajar siswa dan instrumen tes prestai belajar matematika pada pokok bahasan sistem persamaan linear dan kuadrat.

a. Instrumen Angket Gaya Belajar

Langkah-langkah peyusunan angket adalah sebagai berikut: 1 Menyusun materi yang akan digunakan untuk membuat angket. 2 Membuat kisi-kisi angket. 3 Menyusun angket. Item pertanyaan gaya belajar siswa dibuat berdasarkan kisi-kisi yang telah disusun sebelumnya. 4 Menentukan cara pemberian skor. Penentuan skor angket setiap alternatif jawaban mempunyai skor berbeda-beda. Pemberian untuk tiap-tiap alternatif jawaban disesuaikan dengan kriteria item. commit to user Tabel 3.3. Kriteria penilaian angket Jenis Pertanyaan Alternatif Jawaban Pilihan Skor Pertanyaan + Selalu Sering Netral Jarang Tidak Pernah A B C D E 5 4 3 2 1 Pertanyaan - Selalu Sering Netral Jarang Tidak Pernah A B C D E 1 2 3 4 5 5 Mengadakan uji coba angket. Setelah selesai penyusunan angket kemudian diujicobakan. Setelah diujicobakan angket kemudian dianalisis untuk mengetahui apakah angket yang dibuat memenuhi syarat-syarat instrumen yang baik. Syarat instrumen yang baik meliputi: validitas isi, konsistensi internal dan reliabilitas. 1 Validitas isi Suharsimi Arikunto 2001: 58 mengemukakan bahwa sebuah instrumen dapat dikatakan valid apabila dapat memberikan gambaran tentang data secara benar sesuai dengan kenyataan atau keadaan sesungguhnya. Valid disebut dengan istilah sahih. Budiyono 2003: 59 menyatakan bahwa untuk menilai apakah instrumen mempunyai validitas isi yang tinggi, yang biasanya dilakukan adalah melalui experts judgment penilaian ynag dilakukan oleh para pakar. Dalam hal ini para penilai yang sering disebut subject matter experts, menilai apakah kisi-kisi yang dibuat oleh pengembang tes telah menunjukkan bahwa klasfikasi commit to user kisi-kisi telah mewakili substansi yang akan diukur. Langkah berikutnya, para penilai menilai apakah masing-masing butir angket telah disusun cocok atau relevan dengan klasifikasi kisi-kisi yang ditentukan. 2 Uji Konsistensi Internal Sebuah instrumen tentu terdiri dari sejumlah butir-butir instrumen. Kesemua butir harus mengukur hal yang sama dan menunjukkan kecenderungan yang sama pula. Konsistensi internal masing-masing butir dilihat dari korelasi antara skor butir-butir tersebut dengan skor totalnya. Budiyono, 2003: 65 Rumus yang digunakan untuk mengetahui konsistensi internal adalah rumus korelasi momen produk dari Karl Pearson sebagi berikut: { } { } 2 2 2 2 xy Y Y n X X n Y X - XY n r ∑ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑ − − = dengan: xy r : Indeks konsistensi internal untuk butir ke-i n : Banyaknya subyek yang dikenai tes instrumen X : Skor untuk butir ke-i dari subyek uji coba Y : total skor dari subyek uji coba Jika indeks konsistensi internal untuk butir ke-i kurang dari 0,3 maka butir tersebut harus dibuang Budiyono, 2003: 65. commit to user 3 Uji Reliabilitas Menurut Budiyono 2003: 65 suatu instrumen disebut reliabel apabila hasil pengukuran dengan instrumen tersebut adalah sama jika sekiranya pengukuran tersebut dilakukan pada orang yang sama pada waktu yang berlainan atau pada orang yang berlainan tetapi mempunyai kondisi yang sama pada waktu yang sama atau pada waktu yang berlainan. Pengujian reliabilitas angket pada penelitian ini menggunakan rumus Cronbach Alpha, yaitu: ⎟ ⎟ ⎠ ⎞ ⎜ ⎜ ⎝ ⎛ − ⎟ ⎠ ⎞ ⎜ ⎝ ⎛ − = ∑ 2 2 11 1 t i i t s q p s n n r dengan: 11 r : indeks reliabilitas instrumen n : banyaknya butir instrumen 2 i s : variansi belahan ke-i, i = 1, 2, ..., k n k ≤ atau variansi butir ke-i, i = 1, 2, ..., n 2 t s : variansi skor-skor yang diperoleh subyek uji coba. Budiyono, 2003: 70 Suatu instrumen dapat dipakai untuk melakukan pengukuran jika indeks reliabilitasnya 70 , r 11 ≥ Budiyono, 2003: 72.

b. Instrumen Tes Prestasi Belajar Matematika

Dokumen yang terkait

Penerapan model pembelajaran kooperatif dengan teknik Student Teams Achievement Division (STAD) untuk meningkatkan hasil belajar fiqih di MTs Nurul Hikmah Jakarta

0 9 145

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe (Student Team Achievement Divisions) STAD Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa SD

1 6 165

Pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe numbered head together (NHT) terhadap hasil belajar fisika siswa pada konsep fluida dinamis

0 8 192

Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD) dalam meningkatkan hasil belajar akidah akhlak: penelitian tindakan kelas di MA Nihayatul Amal Karawang

0 10 156

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif tipe Numbered Heads Together terhadap Hasil Belajar Fiqih dalam pokok bahasan Riba, Bank, dan Asuransi. (Kuasi Eksperimen di MA Annida Al Islamy, Jakarata Barat)

0 13 150

EKSPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) DAN NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA SMA KELAS X SEMESTER I DI KABUPATEN

3 14 101

EKSPERIMENTASI STRATEGI PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING DAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) TERHADAP Eksperimentasi Strategi Pembelajaran Inkuiri Terbimbing dan Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD) terhad

0 2 19

Efektivitas Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together ( NHT) Dan Student Team Achievement Division (STAD) pada Prestasi Belajar Matematika Ditinjau dari Motivasi Berprestasi

0 4 100

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PENGARUH METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) DAN STUDENT TEAM ACHIEVENMENT DIVISIONS (STAD) TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA DITINJAU DARI KEAKTIFAN SISWA PADA POKOK BAHASAN P

0 1 14

EKSPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) DAN THINK-PAIR-SHARE (TPS) DITINJAU DARI GAYA BELAJAR SISWA PADA POKOK BAHASAN RELASI DAN FUNGSI KELAS VIII SMP NEGERI SE-KABUPATEN PACITAN TAHUN PELAJARAN 2015/2016.

0 0 18