Penutup terdiri dari: Kesimpulan dan saran.

kepada definisi jelas bahwa setiap manusia pasti mempunyai kegiatan yang ia ikuti karena apabila ia tidak ikut serta dalam kegiatan tersebut maka ia tidak mempunyai peranan yang baik dalam lingkungan masyarakatnya. Peranan yang dimaksud adalah tindakan yang dilakukan seseorang atau sesuatu yang terutama dalam terjadinya suatu hal atau peristiwa. Selanjutnya, peran lebih banyak menunjuk pada fungsi, artinya seseorang menduduki suatu posisi tertentu dalam masyarakat dan menjalankan suatu peran. Suatu peran paling sedikit mencakup tiga hal, yaitu : a Peran meliputi norma-norma yang dihubungkan dengan posisi atau tempat seseorang dalam masyarakat. b Peran adalah suatu konsep ikhwal apa yang dapat dilakukan oleh individu dalam masyarakat. c Peran dapat dikatakan sebagai perilaku individu yang penting bagi struktur sosial masyarakat. 3 Cakupan di atas menunjukkan kepada kita bahwa seseorang yang mempunyai peran tertentu diharapkan agar seseorang tadi berperilaku sesuai dengan peran tersebut, karena perilaku ditentukan oleh peran sosial. 3 Sarlito Wirawan Sarwono, Teori-teori Psikologi Sosial Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1995, cet. Ke-3, h. 209.

2. Pengertian Bimbingan Rohani Islam

Menurut Kamus Istilah Pendidikan dan Umum, bimbingan adalah “bantuan kepada individu dalam memecahkan masalah yang dihadapi agar tercapai pemahaman diri, realisasi diri sesuai dengan potensi yang dimilikinya dalam mencapai perkembangan yang optimal dan penyesuaian diri yang lebih baik dengan lingkungannya.” 4 Dalam buku Prayitno dan Erman Amti Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling yang mengutip pendapat Crow Crow, bimbingan dapat diartikan sebagai: ‘bantuan yang diberikan oleh seseorang, baik pria maupun wanita, yang memiliki pribadi yang baik dan pendidikan yang memadai, kepada seorang individu dari setiap usia untuk menolongnya mengemudikan kegiatan-kegiatan hidupnya sendiri, membuat pilihannya sendiri dan memikul bebannya sendiri.’ 5 Sementara Rochman Natawidjaja mengartikan bimbingan sebagai: “suatu proses pemberian bantuan yang dilakukan oleh orang yang ahli kepada seorang atau beberapa orang individu, baik anak-anak, remaja maupun dewasa, agar orang orang yang dibimbing dapat mengembangkan kemampuan dirinya sendiri dan mandiri dengan memanfaatkan kekuatan individu dan sarana yang ada dan dapat dikembangkan berdasarkan norma-norma yang berlaku.” 6 Dari dua definisi di atas, dapat dipahami bahwa pada dasarnya esensi bimbingan itu merupakan suatu proses pemberian bantuan kepada 4 M. Sastra Pradja, Kamus Istilah Pendidikan dan Umum Surabaya: Usaha Nasional, 1978, h. 65. 5 Prayitno dan Erman Amti, Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling Jakarta: Rineka Cipta, 2008, h. 94. 6 Abu Bakar M. Luddin, Dasar-dasar Konseling Bandung: Ciptapustaka Media Perintis, 2010, h. 15. orang lain dalam segala usia secara terus menerus dan sistematis kepada individu dalam memecahkan masalah yang dihadapinya, agar tercapai kemampuan untuk memahami dirinya, kemampuan untuk menerima dirinya, kemampuan untuk mengarahkan dirinya dan kemampuan untuk merealisasikan dirinya sesuai dengan potensi dan kemampuannya dalam mencapai penyesuaian diri dengan lingkungan, baik keluarga, sekolah maupun masyarakat. Untuk itu, sejak lahir hingga akhir hayatnya setiap orang di dunia ini jelas membutuhkan bimbingan dan bantuan, supaya potensi yang ada pada dirinya dapat tumbuh dan berkembang secara wajar dan optimal. Selanjutnya, secara etimologis rohani berasal dari bahasa arab yaitu ور yang mempunyai arti “mental”. 7 Adapun secara terminologi definisi rohani terkait erat dengan definisi ruh sebagaimana diuraikan Samudra berikut ini. “Ruh adalah bagian yang halus dari susunan kehalusan manusia yang memiliki kecenderungan kepada sifat-sifat Allah. Wujud dari ruh secara riil pada jasmani ialah dalam bentuk sifatakhlak atau perilaku manusia yang baik sesuai pandangan Al-Qur’an. Sedangkan kata rohani menunjuk kepada bendanya yaitu tubuh roh itu sendiri. Kedua kata tersebut yakni ruh dan rohani pada prinsipnya bermakna sama. Allah meniupkan ruh dan sekaligus dengan inti hidup dan kecerdasan kepada setiap rohani manusia. Dengan kata lain, setiap manusia yang hidup, masing-masing memiliki ruh beserta inti hidup dan kecerdasan.” 8 Berdasarkan uraian mengenai bimbingan dan rohani diatas, maka dapat disimpulkan bahwa bimbingan rohani Islam adalah suatu proses 7 8 Azhari Aziz Samudra, Eksistensi Rohani Manusia Jakarta: Yayasan Majelis Taklim HDH, 2004, h. 92-93.