Dialog atau tanya jawab sebagaimana definsi di atas merupakan tindak lanjut dari teknik ceramah, teknik ini dilakukan
setelah pembimbing memberikan penjelasan terhadap materi yang disampaikan kemudian mereka diberi kesempatan untuk bertanya
mengenai materi yang telah dibahas, yang mereka anggap kurang jelas dan sulit untuk dipahami. “Dalam metode ini terdapat komunikasi dua
arah maka penyampaian materi dengan efektif akan dapat dipahami oleh terbimbing.” Sehingga pokok-pokok persoalan agama dapat lebih
luas dan lebih dalam diketahui
.15
Komunikasi dua arah tersebut juga harus memperhatikan keadaan terbimbing. “Dalam proses bimbingan seorang pembimbing
hendaknya mengarahkan minat dan perhatian mereka kepada hidup kebersamaan dan saling tolong menolong dalam memecahkan
permasalahan yang menyangkut kepentingan mereka bersama.”
16
Dengan adanya komunikasi dua arah dan pengarahan pembimbing terhadap minat dan perhatian terbimbing ini maka tujuan bimbingan
akan sangat mudah tercapai.
c. Metode Direktif metode yang bersifat mengarahkan
Metode ini lebih bersifat mengarahkan terbimbing untuk berusaha mengatasi kesulitan problem yang dihadapi. Pengarahan
yang diberikan kepada terbimbing ialah dalam memberikan secara langsung jawaban-jawaban terhadap permasalahan yang menjadi sebab
15
Asmuni Syukir, Dasar-dasar Strategi Dakwah Islam Surabaya: Al-Ikhlas, 1983, cet. Ke-1, h. 126-127.
16
H.M. Arifin, Pedoman dan Pelaksanaan Bimbingan dan Penyuluhan Agama Jakarta: PT. Golden Terayon Pers, h. 45.
kesulitan yang dialaminya. “Pada metode ini, pembimbing memberikan saran-saran atau solusi dan nasehat bagaimana sebaiknya
bersikap dalam mengahadapi masalahnya tersebut.”
17
Metode inilah yang seharusnya diterapkan dalam mengatasi perilaku menyimpang.
Agar anak mengetahui mana yang baik dan buruk.
d. Metode Non Direktif
Metode ini lebih bersifat tidak mengarahkan, dan terbagi menjadi dua bagian yaitu :
1 Client Centered : dilakukan dengan cara memancing klien
dengan mengajukan satu atau dua pertanyaan, selanjutnya klien di beri kesempatan untuk mengungkapkan masalah-
masalahnya yang
menjadi penghambatnya,
seorang pembimbing hanya mendengarkan dan mencatat.
18
2 Metode Edukatif : dilakukan dengan cara mengoreh sampai
tuntas apa yang menjadi penyebab hambatan, dengan mengajukan
pertanyaan-pertanyaan dalam
hal ini
pembimbing harus bersikap agak santai dan memberikan kesempatan klien untuk mengungkapkan masalah-masalah
yang menjadi penghambatnya.
19
Penjelasan diatas menegaskan bahwa metode ini berasumsi bahwa terbimbing mau bertanggungjawab atas proses belajarnya dan
17
H.M. Arifin, Pedoman dan Pelaksanaan Bimbingan dan Penyuluhan Agama Jakarta: PT. Golden Terayon Pers, h. 49.
18
H.M. Arifin, Pedoman dan Pelaksanaan Bimbingan dan Penyuluhan Agama Jakarta: PT. Golden Terayon Pers, h. 47.
19
H.M. Alisuf Sabri, Pengantar Ilmu Pendidikan Jakarta: UIN Jakarta Press,2005, h. 179-180.