b. Etika,  yaitu  berasal  dari  bahasa  Yunani  ethos  yang  berarti  adat
kebiasaan.  Yang  dimaksud  etika  adalah  “ilmu  yang  menyelidiki mana yang baik dan mana yang buruk dengan memperhatikan amal
perbuatan  manusia  sejauh  yang  dapat  diketahui  oleh  akal pikiran.”
23
Pengertian  tersebut  menegaskan  bahwa  etika  sebagai salah  satu  cabang  dari  filsafat  yang  mempelajari  tingkah  laku
manusia  untuk  menentukan  nilai  perbuatan  tersebut  baik  atau buruk,  maka  ukuran  untuk  menentukan  nilai  itu  adalah  akal
pikiran. Dari  uraian  di  atas,  maka  dapat  dilihat  persamaan  antara  akhlak,
etika  dan  moral,  yaitu  menentukan  hukum  atau  nilai  perbuatan  manusia dengan keputusan baik atau buruk. Perbedaan terletak pada tolok ukurnya
masing-masing,  dimana  ilmu  akhlak  dalam  menilai  perbuatan  manusia dengan  tolok  ukur  ajaran  Al-Qur’an  dan  Sunnah,  etika  dengan
pertimbangan  akal  pikiran  dan  moral  dengan  adat  kebiasaan  yang  umum berlaku di masyarakat.
2. Macam-macam Akhlak
a. Akhlak Al-Karimah Akhlak Mulia
Akhlak  yang  mulia  itu  dapat  dibagi  kepada  tiga  bagian.  Pertama, akhlak  terhadap  Allah,  kedua  akhlak  terhadap  diri  sendiri,  dan  ketiga
akhlak  terhadap  sesama  manusia.  Ketiga  akhlak  yang  mulia  ini  dapat dikemukakan sebagai berikut:
23
Asmaran As, Pengantar Studi Akhlak Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1994, h. 7.
1 Akhlak  terhadap  Allah.  Akhlak  mulia  kepada  ini  harus  dimiliki
dengan alasan sebagaimana diungkapkan Ardani berikut ini. “Banyak alasan mengapa manusia harus berakhlak mulia
terhadap  Allah.  Diantaranya  karena  Allah  telah menciptakan  manusia  dengan  segala  keistimewaan  dan
kesempurnaannya.  Sebagai  yang  diciptakan  sudah sepantasnya  manusia  berterima  kasih  kepada  yang
menciptakannya.  Selain  itu,  karena  Allah  menyediakan berbagai  bahan  dan  sarana  kehidupan  yang  terdapat  di
bumi, seperti tumbuh-tumbuhan, air, udara, binatang dan lain sebagainya.”
24
Dengan  alasan-alasan  tersebut  diatas,  sudah  sepantasnya  dan sewajarnya manusia berakhlak mulia terhadap Allah.
2 Akhlak terhadap Diri Sendiri
Berakhlak  yang  baik  pada  diri  sendiri  dapat  diartikan  dengan “menghargai,  menghormati,  menyayangi  dan  menjaga  diri  sendiri
dengan sebaik-baiknya, karena dirinya itu sebagai ciptaan dan amanah Allah  yang  harus  dipertanggung  jawabkan  dengan  sebaik-baiknya.”
25
Untuk  menjalankan  perintah-Nya  maka  setiap  umat  Islam  harus berakhlak dan bersikap seperti berikut:
a Hindarkan minuman keras
b Hindarkan perbuatan yang tidak baik
c Memelihara kesucian jiwa
d Pemaaf dan pemohon maaf
e Sikap sederhana dan jujur
f Hindarkan perbuatan tercela.
24
Prof.  Dr.  H.  Moh.  Ardani,  Nilai-nilai  AkhlakBudipekerti  dalam  Ibadat  Jakarta:  CV. Karya Mulia, 2001, h. 44.
25
Prof.  Dr.  H.  Moh.  Ardani,  Nilai-nilai  AkhlakBudipekerti  dalam  Ibadat  Jakarta:  CV. Karya Mulia, 2001, h. 45.