menyimpang dari norma-norma sosial maupun agama dengan menggunakan metode pendekatan individu dan kelompok agar
terbentuk remaja yang berakhlakul karimah. Penelitian ini bersifat umum, karena kegiatan bimbingan rohani Islam nya tidak hanya
memberikan materi akhlak dan kegiatan dzikir saja, melainkan seluruh materi agama seperti fiqih, tauhid, sirah nabawiyah dan belajar iqro’
pun mereka pelajari.
E. Metodologi Penelitian
1. Metode Penelitian
Sesuai dengan permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini, maka jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif. Menurut
Bogdan dan Taylor seperti yang dikutip Lexy J. Moleong penelitian kualitatif adalah ‘prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif
berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati.’
16
Penelitian kualitatif ini sebagaimana dijelaskan oleh Tohirin bermaksud:
“memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan
dan lain-lain secara holistik dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa pada suatu konteks khusus
yang alamiah serta dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah.”
17
16
Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif Edisi Revisi Bandung: RosdaKarya, 2008, h. 4.
17
Tohirin, Metode Penelitian Kualitatif dalam Pendidikan dan Bimbingan Konseling Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2012, h. 3.
Dalam hal ini penulis mendeskripsikan tentang bagaimana peran bimbingan rohani Islam dalam mengatasi perilaku menyimpang di
kalangan remaja pada Panti Sosial Marsudi Putra Handayani Bambu Apus Jakarta.
2. Subjek dan Objek Penelitian
Adapun jumlah subjek dalam penelitian ini adalah 7 orang, diantaranya 2 orang pembimbing rohani dan 5 orang remaja. Kedua
pembimbing rohani Islam ini menjadi subjek dalam penelitian ini karena para pembimbing lebih tahu keadaan mental para remaja di PSMP
Handayani. Serta peneliti memilih subjek 5 orang remaja dengan kasus yang berbeda-beda, diantaranya remaja yang berhadapan dengan hukum
karena kasus penyalahgunaan narkotika. Kemudian yang menjadi objek dalam penelitian ini adalah peran
bimbingan rohani Islam dalam mengatasi perilaku menyimpang di kalangan remaja di PSMP Handayani Bambu Apus Jakarta Timur.
3. Teknik Pengumpulan Data
Untuk mengumpulkan data yang diperlukan dalam penelitian ini, penulis menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut :
a. Observasi, yaitu “pengamatan dan pencatatan dengan sistematik
terhadap fenomena-fenomena yang sedang diselidiki.”
18
Dalam melakukan pengamatan, dalam hal ini penulis sebagai peneliti
18
Dedy Mulyana, Metode Penelitian Kualitatif Bandung: PT Rosdakarya, 2002, h. 81.
tidak sepenuhnya sebagai pemeranserta tetapi melakukan fungsi pengamatan. “Peneliti sebagai anggota pura-pura, jadi tidak
melebur dalam arti sesungguhnya. Peranan demikian masih membatasi para subjek menyerahkan dan memberikan informasi
terutama yang bersifat rahasia.”
19
Dalam melakukan observasi, peneliti pun ikut serta dalam kegiatan Bimbingan Rohani sebagai
pembimbing rohani Islam di Panti Sosial Marsudi Putra Handayani. Peneliti melakukan observasi selama 10 kali, selain itu
peneliti juga memperhatikan, mencatat, dan mempertimbangkan hubungan antara aspek dari fenomena yang ada pada pelaksanaan
bimbingan rohani Islam. b.
Wawancara, merupakan “bentuk komunikasi antara dua orang, melibatkan seseorang yang ingin mendapatkan informasi dengan
seorang lainnya dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan, berdasarkan tujuan tertentu.”
20
Wawancara ini bertujuan untuk menemukan permasalahan secara lebih terbuka, dimana pihak yang
diajak wawancara diminta pendapat dan ide-idenya. Dalam hal ini, peneliti melakukan wawancara dengan 2 orang pembimbing rohani
Islam di Panti Sosial Marsudi Putra Bambu Apus dan 5 orang remaja yang ada di panti tersebut.
19
Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif Edisi Revisi Bandung: RosdaKarya, 2008, h. 177
20
Deddy Mulyana, Metodologi Penelitian Kualitatif Jakarta: Rosda, 2001, h. 180.