kesulitan yang dialaminya. “Pada metode ini, pembimbing memberikan saran-saran atau solusi dan nasehat bagaimana sebaiknya
bersikap dalam mengahadapi masalahnya tersebut.”
17
Metode inilah yang seharusnya diterapkan dalam mengatasi perilaku menyimpang.
Agar anak mengetahui mana yang baik dan buruk.
d. Metode Non Direktif
Metode ini lebih bersifat tidak mengarahkan, dan terbagi menjadi dua bagian yaitu :
1 Client Centered : dilakukan dengan cara memancing klien
dengan mengajukan satu atau dua pertanyaan, selanjutnya klien di beri kesempatan untuk mengungkapkan masalah-
masalahnya yang
menjadi penghambatnya,
seorang pembimbing hanya mendengarkan dan mencatat.
18
2 Metode Edukatif : dilakukan dengan cara mengoreh sampai
tuntas apa yang menjadi penyebab hambatan, dengan mengajukan
pertanyaan-pertanyaan dalam
hal ini
pembimbing harus bersikap agak santai dan memberikan kesempatan klien untuk mengungkapkan masalah-masalah
yang menjadi penghambatnya.
19
Penjelasan diatas menegaskan bahwa metode ini berasumsi bahwa terbimbing mau bertanggungjawab atas proses belajarnya dan
17
H.M. Arifin, Pedoman dan Pelaksanaan Bimbingan dan Penyuluhan Agama Jakarta: PT. Golden Terayon Pers, h. 49.
18
H.M. Arifin, Pedoman dan Pelaksanaan Bimbingan dan Penyuluhan Agama Jakarta: PT. Golden Terayon Pers, h. 47.
19
H.M. Alisuf Sabri, Pengantar Ilmu Pendidikan Jakarta: UIN Jakarta Press,2005, h. 179-180.
keberhasilannya sangat tergantung kepada keinginan terbimbing dan pembimbing untuk berbagi gagasan secara terbuka dan berkomunikasi
secara jujur dan terbuka dengan orang lain.
B. Akhlak
Manusia tidak bisa menghindar dari berhubungan dengan yang lain karena manusia adalah makhluk sosial. Manusia dalam pergaulan hidupnya
dengan sesama manusia ada kalanya saling membantu, ada kalanya bersaing secara sehat, tak jarang menindas serta mengeksploitasi yang lain untuk
kepentingan dirinya.
1. Pengertian Akhlak
Menurut bahasa perkataan akhlak ialah bentuk jamak dari khuluq khuluqun yang berarti budi pekerti, perangai, tingkah laku, atau tabi’at.
Khuluq merupakan gambaran sifat batin manusia, gambaran bentuk lahiriah manusia, seperti raut wajah, gerak anggota badan dan seluruh
tubuh. Dalam bahasa Yunani pengertian khuluq ini disamakan dengan kata ethicos atau ethos, artinya adab kebiasaan, perasaan batin, kecenderungan
hati untuk melakukan perbuatan. Menurut Imam al-Ghazali sebagaimana dikutip Ahmad Mubarok
akhlak ialah ‘keadaan yang bersemayam di dalam jiwa yang menjadi sumber keluarnya tingkah laku, dengan mudah tanpa dipikir untung
ruginya.’
20
Dari definisi itu jelas bahwa akhlak itu bukan perbuatan, tetapi keadaan ruhani yang menjadi sumber lahirnya perbuatan.
Adapun pengertian akhlak menurut istilah ialah,
20
Ahmad Mubarok, Meraih Bahagia dengan Tasawuf Jakarta: Dian Rakyat, 2009,h. 91.