Metode Direktif metode yang bersifat mengarahkan

“suatu kondisi atau sifat yang telah meresap dalam jiwa dan menjadi kepribadian. Dari sini timbullah berbagai macam perbuatan dengan cara spontan tanpa dibuat-buat dan tanpa memerlukan pikiran, dan dapat dirumuskan pula bahwa akhlak ialah ilmu yang mengajarkan manusia berbuat baik dan mencegah perbuatan jahat dalam pergaulannya dengan Tuhan, manusia dan makhluk sekelilingnya.” 21 Dari pengertian tersebut, akhlak sesuai fungsinya diharapkan dapat mewujudkan cita-cita pengembangan kemampuan dalam bentuk watak pribadi menuju peradaban yang bermartabat dan dalam rangka mencerdaskan umat Selanjutnya selain akhlak, ada beberapa istilah yang sering digunakan untuk mengatakan akhlak atau Ilmu akhlak tersebut. Istilah- istilah itu ialah : a. Moral, yaitu berasal dari bahasa Latin “Mores” yang berarti adat kebiasaan. Yang dimaksud dengan moral “ialah kelakuan yang sesuai dengan nilai-nilai masyarakat, yang timbul dari hati dan bukan paksaan dari luar yang disertai pula oleh rasa tanggung jawab atas tindakan tertentu.” 22 Dari pengertian ini jelas bahwa dalam kehidupan sehari-hari dikatakan bahwa orang yang mempunyai tingkah laku yang baik disebut orang yang bermoral. Selain itu dalam ajaran agama, moral sangat penting dimana kejujuran, kebenaran, keadilan dan pengabdian adalah diantara sifat-sifat yang terpenting dalam agama. 21 Din Zainudin, Menembus Ruang Waktu menuju Pencerahan Spiritual Jakarta: Almawardi Prima, 2005,h. 210 22 Prof. Dr. H. Moh. Ardani, Nilai-nilai AkhlakBudipekerti dalam Ibadat Jakarta: CV. Karya Mulia, 2001, h. 30. b. Etika, yaitu berasal dari bahasa Yunani ethos yang berarti adat kebiasaan. Yang dimaksud etika adalah “ilmu yang menyelidiki mana yang baik dan mana yang buruk dengan memperhatikan amal perbuatan manusia sejauh yang dapat diketahui oleh akal pikiran.” 23 Pengertian tersebut menegaskan bahwa etika sebagai salah satu cabang dari filsafat yang mempelajari tingkah laku manusia untuk menentukan nilai perbuatan tersebut baik atau buruk, maka ukuran untuk menentukan nilai itu adalah akal pikiran. Dari uraian di atas, maka dapat dilihat persamaan antara akhlak, etika dan moral, yaitu menentukan hukum atau nilai perbuatan manusia dengan keputusan baik atau buruk. Perbedaan terletak pada tolok ukurnya masing-masing, dimana ilmu akhlak dalam menilai perbuatan manusia dengan tolok ukur ajaran Al-Qur’an dan Sunnah, etika dengan pertimbangan akal pikiran dan moral dengan adat kebiasaan yang umum berlaku di masyarakat.

2. Macam-macam Akhlak

a. Akhlak Al-Karimah Akhlak Mulia Akhlak yang mulia itu dapat dibagi kepada tiga bagian. Pertama, akhlak terhadap Allah, kedua akhlak terhadap diri sendiri, dan ketiga akhlak terhadap sesama manusia. Ketiga akhlak yang mulia ini dapat dikemukakan sebagai berikut: 23 Asmaran As, Pengantar Studi Akhlak Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1994, h. 7.