َZﱢ ا ِ, َلْXَ3ْ اَو َِِ َEَ3ْ اَو ﱢ ِ5 ا ِ, َ َ3َ ِﷲ َُْ\َ: : ٍت َِْ ُ ُثَEَN . َ ِ_ْ اَو ِ ْUَQْ ا ِ, ِXَOَUْ اَو ِ`َaَ_ْ اَو
35
“Ada tiga perkara yang dapat menyelamatkan manusia, yaitu takut kepada Allah di tempat yang tersembunyi maupun di
tempat yang terang, berlaku adil pada waktu rela maupun pada waktu marah, dan hidup sederhana pada waktu miskin, maupun
waktu kaya.
36
Banyak bukti yang dapat dikemukakan yang dijumpai dalam kenyataan sosial bahwa “orang yang berakhlak mulia itu semakin
beruntung, pasti disukai oleh masyarakatnya, kesulitan dan penderitaannya akan dibantu untuk dipecahkan, walaupun ia tidak mengharapkannya.”
37
Dari kenyataan ini jelas bahwa jika akhlak yang mulia itu telah sirna dan berganti dengan akhlak yang tercela, maka kehancuran pun akan segera
datang menghadangnya. Tentu perubahan tersebut terjadi karena berbagai macam fakor sebagaimana yang akan diuraikan berikut ini.
5. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pembentukan Akhlak
Faktor yang mempengaruhi pembentukan akhlak pada remaja ada dua, yaitu,
a. Faktor internal dari dalam diri yaitu potensi fisik, intelektual dan
hati rohaniah yang di bawa si anak dari sejak lahir. b.
Faktor eksternal dari luar dalam hal ini yaitu kedua orang tua di rumah, guru di sekolah, dan tokoh-tokoh serta pemimpin di
masyarakat. Melalui kerja sama yang baik antara tiga lembaga
35
Al-Baihaqi, Syu’ab al-Iman Beirut: Daar el-Kutub el-Ilmiyah, 1410 H, Jilid V, h, 452.
36
Berdasarkan terjemahan hadits yang dikutip dalam H. Abuddin Nata, Akhlak Tasawuf Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2009, h. 175.
37
Yatimin Abdullah, Studi Akhlak dalam Perspektif Al-Qur’anJakarta: Amzah, 2007, h. 15.
pendidikan tersebut, maka aspek kognitif pengetahuan, afektif penghayatan, dan psikomotorik pengamalan ajaran yang
diajarkan akan terbentuk akhlak pada diri anak.
38
Bertolak dari dua faktor tersebut di atas, jelas bahwa pendidikan sangat besar pengaruhnya terhadap perubahan perilaku akhlak seseorang.
Sebelum mengenyam pendidikan, kita belum banyak mengetahui nilai- nilai yang harus dijunjung tinggi, setelah memasuki jenjang pendidikan
kita akan banyak mengetahui ilmu mengenai nilai-nilai yang harus dijunjung tinggi. Kemudian dengan bakal ilmu tersebut kita dapat
memiliki wawasan luas dan diterapkan dalam tingkah laku sehari-hari agar tidak terjerumus dalam perilaku menyimpang sebagaimana yang penulis
uraikan berikut ini.
C. Perilaku Menyimpang di Kalangan Remaja
Masa remaja menunjukkan dengan jelas sifat-sifat masa transisi atau peralihan karena remaja belum memiliki status dewasa tetapi tidak lagi
memiliki status anak-anak, karena secara fisik mereka sudah seperti orang dewasa. Perkembangan fisik dan psikis menimbulkan kebingungan di
kalangan remaja sehingga masa ini disebut oleh orang barat sebagai “periode sturm und drung dan akan membawa akibat yang tidak sedikit terhadap sikap,
perilaku, kesehatan, serta kepribadian remaja.”
39
38
Abuddin Nata, Akhlak Tasawuf Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2009, h. 166.
39
F.J Monks, dkk, PsikologiPerkembangan Yogyakarta:GadjahMada University Press, 2002, h.