Analisis Fisik-Kimia Serbuk Minuman Jewawut Instan Formula ke-1 plain
25
plate selama 30-60 menit sampai tidak berasap. Kemudian dimasukkan ke dalam tanur bersuhu 600°C selama 2 jam, lalu didinginkan dalam desikator dan ditimbang.
e Kadar Protein Metode Kjeldahl AOAC, 1995
Sampel serbuk minuman jewawut instan formula ke-1 plain sebanyak 0.2 gram dimasukkan ke dalam labu kjeldahl 20 ml lalu ditambahkan 1 gram K
2
SO
4
, 40 mg HgO, dan 2 ml H
2
SO
4
. Jika sampel lebih dari 15 mg ditambahkan 0.1 ml H
2
SO
4
untuk setiap 10 mg bahan organik di atas 15 mg. Kemudian ditambahkan beberapa butir batu didih. Sampel didihkan
selama 1-1.5 jam sampai cairan menjadi jernih. Cairan didinginkan dan isinya dipindahkan ke dalam alat destilasi dan labu dibilas 5-6
kali dengan 1-2 ml air aquades, air cucinya dipindahkan ke dalam alat destilasi. Erlenmeyer 125 ml yang berisi 5 ml larutan H
3
BO
3
dan 2-4 tetes indikator campuran 2 bagian metil merah 0.2 dan 1 bagian metilen blue 0.2 dalam alkohol diletakkan di bawah kondensor.
Ujung kondensor harus terendam di bawah larutan H
3
BO
3
. Larutan NaOH-Na
2
S
2
O
3
sebanyak 8-10 ml ditambahkan pada cairan yang akan didestilasi. Destilasi dilakukan sampai di dalam Erlenmeyer tertampung kira-kira 15 ml
destilat. Tabung kondensor dibilas dengan air dan bilasannya ditampung dalam Erlenmeyer yang sama. Isi Erlenmeyer diencerkan sampai kira-kira 50 ml, kemudian dititrasi dengan HCl
0.02 N sampai terjadi perubahan warna menjadi abu-abu. Dilakukan juga penetapan blanko. Perhitungan dilakukan sebagai berikut:
N = protein = N x faktor konversi
f Kadar Lemak AOAC, 1995
Labu lemak yang sesuai dengan alat ekstraksi soxhlet yang akan digunakan, dikeringkan dalam oven, dan didinginkan dalam desikator. Sampel serbuk minuman jewawut
instan formula ke-1 plain sebanyak 1 gram ditimbang dan dibungkus dalam kertas saring. Kertas saring yang berisi sampel tersebut diletakkan dalam ekstraksi soxhlet. Alat kondensor
dipasang di bagian atas dari alat ekstraksi soxhlet dan labu lemak di bagian bawahnya. Pelarut n-heksana dituang ke dalam labu lemak secukupnya, sesuai dengan ukuran
soxhlet. Refluks dilakukan selama 1 jam. Pelarut dalam labu lemak didestilasi dan pelarutnya ditampung. Labu lemak yang berisi lemak hasil ekstraksi dipanaskan dalam oven pada suhu
105°C. Setelah kering dan beratnya tetap, labu yang berisi lemak didinginkan dalam desikator dan kemudian ditimbang. Kadar lemak dihitung dengan rumus:
Kadar abu b.b= berat akhir - berat cawan x 100 berat sampel
26
g Kadar Karbohidrat, Perhitungan by Difference Sediaoetama dan Soedono, 1996
Kadar karbohidrat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut: Kadar karbohidrat = 100 – air + abu + protein + lemak
h Kadar Serat Makanan AOAC, 1995
Sampel 0.5 g bebas lemak formula ke-1 plain ditimbang dan dimasukkan ke dalam erlenmeyer 400 ml. Timbang kertas saring kosong yang telah dioven. Sampel ditambahkan 25
ml buffer fosfat 0.08 M pH 6.0, ditambahkan 50 μ l termamil. Inkubasi pada suhu 95°-100°C selama 30 menit, aduk setiap 5 menit. Kemudian dinginkan pada suhu ruangan dan atur pH
menjadi 7.5 dengan ditambahkan 5 ml NaOH 0.275 N. Lalu ditambahkan 50 μ l protease. Kemudian tutup dengan alumunium foil dan inkubasi pada suhu 60°C selama 30 menit dalam
penangas air bergoyang. Atur pH 4.0-4.5 dengan ditambahkan 10 ml HCl 0.325 N. Lalu ditambahkan 150 μ l AMG. Inkubasi pada suhu 60°C selama 30 menit dengan agitasi
kontinyu. Kemudian ditambahkan 140 ml etanol 95 yang telah dipanaskan hingga 60°C,
endapkan selama 60 menit. Saring dengan penyaring vakum dan bilas dengan 2 x 20 ml etanol 78, 2 x 10 ml etanol 95, 2 x 10 ml aseton. Keringkan residu pada kertas saring di dalam
oven 105°C selama semalam. Dinginkan dalam desikator dan timbang beratnya D
2
. Setelah itu, diabukan pada tanur 500°C selama 5 jam. Kemudian dinginkan dalam desikator dan
ditimbang I
2
. Filtrat dari penyaringan disaring kembali dan dibilas dengan 2 x 10 ml etanol 95 dan
2 x 10 ml aseton. Dikeringkan pada suhu 105°C sampai berat konstan. Didinginkan dalam desikator lalu timbang D
1
. Setelah itu diabukan dalam tanur pada suhu 500°C selama 5 jam, lalu ditimbang setelah didinginkan dalam desikator I
1
. Blanko B1 dan B2 untuk serat makanan larut dan tidak larut diperoleh dengan cara yang sama, tetapi tanpa sampel.
Rumus perhitungan nilai IDF, SDF, dan TDF Nilai IDF b.k = D
1
-I
1
-B
1
x 100 W
Nilai SDF b.k = D
2
-I
2
-B
2
x 100 W
Nilai TDF = Nilai IDF + Nilai SDF Keterangan:
W = berat sampel awal gram D
1
= berat setelah dikeringkan gram D
2
= berat setelah dikeringkan gram I
1
= berat abu gram I
2
= berat abu gram B = berat blanko gram
TDF = Total Dietary Fiber IDF = Insoluble Dietary Fiber
SDF = Soluble Dietary Fiber
27
i Total Fenol AOAC, 1995
Sampel serbuk minuman jewawut instan formula ke-1 plain kering ditimbang sebanyak 50 mg dan dilarutkan dalam 2.5 ml etanol 95 kemudian di vortex. Campuran
tersebut disentrifus pada 4000 rpm selama 5 menit. Supernatan atau larutan standar diambil sebanyak 0.5 ml dan dimasukkan ke dalam tabung reaksi. Lalu ditambahkan 0.5 ml etanol
95, 2.5 ml aquades, dan 2.5 ml reagen Folin Ciocalteau 50. Campuran didiamkan selama 5 menit, lalu ditambahkan 0.5 ml Na
2
CO
3
5 dan divortex. Simpan di ruang gelap selama 1 jam lalu diukur absorbansi pada 725 nm. Adapun sebagai larutan standar digunakan asam galat
dengan variasi konsentrasi 50 mgL, 100 mgL, 150 mgL, 200 mgL, 250 mgL.